Alasan yang Bagus Untuk Menceraikannya
Alasan yang Bagus Untuk Menceraikannya
Chen Youran membenci sikap temannya yang ingin menyerah sebelum mencoba seperti ini, dia pun berkata "Jadi kenapa kamu tidak memukulnya dengan uang saja?"
Qiu Shaoze tahu bahwa Chen Youran sedang bercanda tentang dirinya, dia menatapnya dengan tatapan kekesalan dan berkata, "Orang kaya bisa memukul orang lain dengan uang, tapi kalau aku, tentu saja tidak mampu melakukannya."
"Makanya kamu harus memanfaatkan kesempatan ini dan membuat jiwa dan raganya jatuh ke dalam pelukanmu. Hari untuk kamu bisa menikahi seorang wanita kaya sudah dekat," balas Chen Youran sambil kembali memilah materi informasi di atas meja.
Qiu Shaoze mengangkat dagunya dan menegakkan tulang punggungnya, "Apa aku terlihat seperti seorang lelaki yang hidupnya mengabdi pada seorang wanita?"
Kemudian Chen Youran beralih menatap wajah Qiu Shaoze, dia pun mengangguk dan berkata, "Iya, mirip…"
Qiu Shaoze mengalihkan pandangannya dan hampir terpeleset hingga ke bawah meja. Wajahnya penuh dengan ekspresi kekesalan pada Chen Youran.
***
Di malam hari, Chen Youran menemani Ji Jinchuan untuk ke sebuah perjamuan. Setelah menyapa tuan rumah perjamuan itu, mereka hendak pergi ke tempat lain. Tepat pada saat itu, Ji Shaoheng datang bersama Fang Yaqing.
Ji Shaoheng tersenyum dan menyapa mereka, "Kakak, kakak ipar…"
Pandangan Ji Jinchuan kemudian menyapu Fang Yaqing, lalu beralih pada Ji Shaoheng. Ji Shaoheng dengan lembut mengguncang gelas sampanye di tangannya dan berkata, "Ayah dan ibu selalu membicarakan tentang Nuonuo setiap hari. Kalau punya waktu untuk membawanya pulang ke kediaman utama Keluarga Ji, kalian harus datang agar mereka tidak sakit hanya karena ingin melihat cucu mereka."
"Oke..." jawab Ji Jinchuan.
"Kakak ipar, kamu sangat cantik malam ini," puji Ji Shaoheng yang memandang Chen Youran.
Hari ini, Chen Youran mengenakan gaun berwarna sampanye. Kulitnya tampak sangat putih dan riasannya yang natural terlihat sangat indah. Dia memakai anting-anting berlian di telinganya, yang memantulkan cahaya. Dia tersenyum dan berkata, "Terima kasih…"
Mata Fang Yaqing kemudian jatuh pada tangan di antara lengan melengkung Ji Jinchuan. Matanya terasa kering dan panas, namun dia tetap mengeluarkan senyum tipis di wajahnya.
Setelah saling menyapa, kedua pasangan itu berjalan pergi masing-masing. Ji Jinchuan memiliki sesuatu untuk dibicarakan dengan orang lain, jadi dia meminta Chen Youran untuk mengobrol dengan para istri pengusaha yang lainnya. Setelah salam singkat dengan beberapa wanita, Chen Youran mengambil makanan penutup dan berjalan ke tempat istirahat. Segera setelah dia duduk, ada bayangan di seberangnya. Dia mendongakkan kepalanya dan melihat Xu Chengyan yang duduk di seberangnya.
Melihat Xu Chengyan yang lesu, Chen Youran berkata, "Kamu sepertinya sangat lelah di pertengahan pesta. Apa kamu menghabiskan waktu bersama wanita lain di tempat tidur tadi malam?"
"Setiap hari selalu ada masalah di rumah. Kalau aku berani bermain-main lagi, orang tuaku tidak akan menganggapku sebagai putra mereka lagi," ujar Xu Chengyan yang tampak kesal.
"Karena Du Ruowei?" tanya Chen Youran, dia melirik pria itu sedikit.
"Siapa lagi yang bisa menjadi penyebabnya?" Begitu mendengar nama wanita itu, Xu Chengyan tampak jijik.
Chen Youran menggigit makanan penutup yang diambilnya tadi, lalu berkata, "Kalau kamu bisa memutuskan kontak dengan wanita di luar dan tinggal bersamanya, dia mungkin tidak akan membuat masalah."
"Kamu tidak tahu betapa ganas dan sadisnya wanita itu." Mata Xu Chengyan memancarkan sedikit rasa jijik. Dia mengangkat lengan bajunya, tampak tiga bekas cakaran kuku di lengannya yang berwarna madu. Cakaran itu berukuran sepanjang jari.
Chen Youran melihatnya sejenak dan berkomentar, "Apa situasi di tempat tidur bersamanya sangat sengit?"
"Ya ampun… Aku belum pernah menyentuhnya sejak aku menikah," ujar Xu Chengyan dengan dingin dan memutar matanya.
Ketika mendengarnya, mata Chen Youran memancarkan sedikit keterkejutan. Dia kemudian bercanda, "Kamu sama sekali tidak takut kalau dia tidak tahan dengan kesepian dan berselingkuh di belakangmu?"
"Itu benar, aku tidak takut sama sekali." Xu Chengyan memang tidak khawatir sama sekali. Dia lalu menyesap sampanye di tangannya dan berkata, "Aku jadi punya alasan yang bagus untuk menceraikannya."