Aku Akan Membantumu Menemukannya
Aku Akan Membantumu Menemukannya
Setelah berpikir beberapa saat, Chen Youran bertanya padanya, "Apa kamu sudah sarapan?"
"Aku sudah makan," kata Ji Jinchuan sambil melonggarkan dasinya.
"Kalau begitu, kembalilah ke kamar dan istirahatlah." Chen Youran menatapnya dengan ekspresi tenang.
"Baiklah…" Ji Jinchuan menjawab dan naik ke lantai atas.
Chen Youran takut mengganggu istirahat Ji Jinchuan, jadi dia membawa Ji Nuo ke halaman belakang dan bermain dengannya sebentar. Ketika dia berada dalam kelalaian, dia menumpahkan air dan membuat celana Ji Nuo basah. Dia pun membawa Ji Nuo kembali ke ruang tamu, memberikan makhluk kecil itu kepada Bibi Wu, kemudian naik ke kamar bayi untuk mengambil celana. Ketika melewati pintu kamar tidurnya, dia menghentikan gerakan langkah kakinya sejenak. Dia merasa sangat sedih memikirkan penampilan lelah pria yang berada di dalam kamar itu sebelumnya. Dia pun memutar pegangan pintu dengan lembut, membuka sedikit celah, dan hendak menatap wajah suaminya. Namun tidak ada seorang pun di tempat tidur lebar, selimut juga tampak masih terlipat rapi. Dia seketika tercengang, lalu membuka pintu lebar-lebar dan masuk ke dalam kamar. Dia melihat sekeliling kamar, namun tidak ada seorang pun di sana, bahkan di kamar mandi atau di balkon. Setelah itu, dia pergi ke ruang kerja Ji Jinchuan dan ternyata juga tidak ada orang di sana. Akhirnya, dia pergi ke kamar tamu dan pria itu masih tetap tidak ada.
Chen Youran kemudian memutuskan untuk turun ke lantai bawah dan bertanya pada Bibi Wu, "Apa Jinchuan turun?"
"Tidak," jawab Bibi Wu sambil menggelengkan kepalanya.
Chen Youran melihat ke arah lantai tiga, ada tebakan samar di hatinya. Dia pun menyerahkan celana Ji Nuo kepada Bibi Wu, kemudian naik ke lantai tiga. Dia sendiri sebenarnya sangat jarang pergi ke lantai tiga. Begitu dia menginjakkan kaki di anak tangga terakhir, Ji Jinchuan keluar dari loteng dan mengunci pintu.
Ji Jinchuan berbalik dan melihat Chen Youran di pintu masuk tangga. Dia tertegun dan dengan cepat mendekatinya, "Kenapa kamu datang ke sini?"
"Bukannya kamu seharusnya beristirahat di kamar?" Chen Youran menatapnya dengan tenang.
"Aku naik ke sini untuk menemukan sesuatu." Wajah Ji Jinchuan masih tampak lelah, dan ekspresinya tidak terlalu bagus.
"Apa kamu menemukannya?" tanya Chen Youran yang melirik tangan Ji Jinchuan yang kosong.
Ada gumpalan debu di lengan kemeja putih Ji Jinchuan, yang terlihat sangat jelas. Dia melipat lengan bajunya dan menjawab, "Tidak…"
"Apa benda yang sedang kamu cari itu? Biarkan aku membantumu untuk menemukannya," tutur Chen Youran sambil mengulurkan tangan untuk memberi isyarat kepada Ji Jinchuan agar memberikan kunci padanya. Namun pria itu menghindar ke samping, dia pun menatapnya dengan curiga.
Ji Jinchuan tiba-tiba sadar bahwa reaksinya agak berlebihan barusan, jadi dia tersenyum dan berkata, "Itu bukan hal yang penting, kamu tidak perlu mencarinya."
"Oh…" Chen Youran menatap loteng dan bertanya dengan nada penasaran, "Ada apa di dalam sana?"
"Beberapa benda yang tidak berguna." Ji Jinchuan merangkul bahu Chen Youran dan membawanya menuruni tangga. "Ayo turun dan istirahatlah denganku."
Keduanya pun kembali ke kamar tidur. Ji Jinchuan berbaring di tempat tidur, sementara Chen Youran duduk di dekat jendela. Ketika Ji Jinchuan tertidur, Chen Youran keluar dari kamar tidur dan turun ke ruang tamu.
"Bibi Wu, berikan kunci loteng padaku," kata Chen Youran.
Bibi Wu memandang Chen Youran dengan terkejut dan berkata, "Kuncinya ada pada Tuan Muda."
Chen Youran mengerutkan kening dan bertanya dengan nada tegas, "Ada apa di dalam sana?"
Bibi Wu tidak berani menatap Chen Youran lagi, dia menundukkan kepalanya dan beralih menggoda Ji Nuo. Dia lalu berkata, "Di sana ada barang-barang lama milik Tuan Muda. Mereka sudah lama tidak dibersihkan. Kalau disapu, bisa diperkirakan abunya mungkin satu keranjang penuh. Nyonya Muda, jangan masuk ke sana begitu saja agar tidak mengotori pakaianmu."
"Apa itu benar-benar hanya barang-barang lama?" tanya Chen Youran.
Bibi Wu berkata sambil tersenyum, "Tentu saja itu benar. Mana berani saya berbohong pada Anda."
Chen Youran menatapnya. Bibi Wu pun balas menatapnya dengan senyum kering karena takut nyonya mudanya akan menyadari sesuatu.