Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kekhawatirannya



Kekhawatirannya

0Chen Youran mengambil alih ponselnya dari Bibi Zhang, lalu kembali masuk ke kamarnya lagi. Tepat ketika dia akan mengangkat telepon itu, dering ponselnya tiba-tiba berhenti. Melihat layar gelap itu, dia berpikir sebaiknya memanggil balik Ji Jinchuan atau tidak.     

Chen Shuna melihat adiknya yang menatap ponselnya dengan bingung, dia pun bertanya, "Ada apa?"     

"Tidak apa-apa." Chen Youran menggelengkan kepalanya. Dia lalu meletakkan ponselnya di atas meja, berjalan mendekat dan melanjutkan untuk mengoleskan obat pada Chen Shuna. Setelah selesai mengoleskan obat, dia memberi tahu Chen Shuna bahwa Liang Yanchen mengajaknya bertemu beberapa waktu lalu.     

Mendengar hal itu, Chen Shuna tidak bereaksi, namun dia berkata dengan lemah, "Yiyi tidak menyukainya."     

"Bagaimana denganmu?" tanya Chen Youran.     

Chen Shuna menarik bibirnya dan berkata, "Aku tidak pernah berpikir untuk memiliki hubungan dengannya, kecuali menjadi teman sekelas di masa lalu."     

Chen Youran pun sekarang mengerti bahwa Chen Shuna tidak menyukai Liang Yanchen.     

Tiba-tiba, terdapat suara ketukan lagi dari pintu, diikuti oleh suara Bibi Zhang, "Nona Kedua, Tuan Kedua datang."     

"Baiklah, aku tahu," jawab Chen Youran, yang sempat tertegun sejenak, dengan lemah. Setelah Bibi Zhang pergi, dia memandang Chen Shuna dan berkata, "Kakak, kamu istirahat saja… Aku mau turun dulu ya."     

Chen Shuna pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Chen Youran kemudian keluar dari kamar tersebut, menutup pintu dan melihat ke lantai bawah melalui koridor lantai dua. Pria yang dimaksud oleh Bibi Zhang sedang duduk di sofa dengan mengenakan setelan hitam. Seorang pelayan tampak menyajikan teh untuknya.     

Ji Jinchuan dan Chen Yaoting sedang berbicara. Ji Jinchuan mengalihkan padangan padanya ketika melihat Chen Youran turun dari atas. Setelah memperhatikannya beberapa saat dan melihat bahwa istrinya tidak dianiaya, pandangan gelap di bagian bawah matanya memudar.     

Chen Youran berjalan mendekat dan duduk di samping Tang Huiru. Saat ini, pasangan ibu dan anak itu memiliki waktu luang bersama, Tang Huiru pun akhirnya bertanya, "Apa Nuonuo sehat?"     

"Sangat sehat," jawab Chen Youran sambil menganggukkan kepalanya.     

"Bawa dia ke sini akhir pekan depan, ibu belum melihatnya selama beberapa hari," pinta Tang Huiru.     

"Baik, Bu…" Chen Youran berkata dengan wajah lembut dan tenang.     

Meskipun Ji Jinchuan sedang mengobrol dengan Chen Yaoting, tetapi dia juga memperhatikan pergerakan Chen Youran. Mendengar suara istrinya yang tenang dan senyuman lebar di bibirnya, dia benar-benar merasa lega.     

Chen Youran dan Ji Jinchuan mengobrol bersama dengan Tang Huiru dan Chen Yaoting selama beberapa saat sebelum mereka pulang. Mobil Maserati putih dan Maybach hitam melaju keluar dari kediaman Keluarga Chen satu per satu. Hari sudah larut ketika keduanya tiba di rumah. Para pelayan sudah tidur dan hanya ada lampu dinding yang menyala di ruang tamu.     

Chen Youran berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. setelah beberapa langkah, dia kembali menatap Ji Jinchuan, yang sedang melonggarkan dasinya, dan bertanya, "Apa kamu ingin minum juga?"     

Ji Jinchuan menggelengkan kepalanya, dia kemudian balik bertanya, "Kenapa kamu tidak menjawab telepon?"     

Mendengar pertanyaan itu, Chen Youran sedikit terpaku di tempatnya dengan bibir yang masih berada di gelas air. Dia pun menjawab, "Ponselku tidak ada bersamaku ketika kamu menelepon."     

Ji Jinchuan hanya mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa. Chen Youran yang melihat hal itu tiba-tiba merasa lega dan menatapnya. Ji Jinchuan pergi ke kediaman utama Keluarga Chen karena Chen Youran tidak menjawab telepon. Dia khawatir istrinya itu akan dianiaya di sana.     

***     

Di sisi lain, ketika Chen Shuna pulang ke rumahnya sendiri, lampu di ruang tamu menyala. Dia pikir pelayan sengaja menyalakannya untuknya. Dia pun naik ke lantai dua dan melihat Bibi Wang berdiri di luar kamar tidur. Dia pikir mungkin Chen Yiyi sedang rewel saat ini, dia pun mendekat dengan cepat dan tercengang ketika melihat pemandangan di dalam ruangan tersebut. Gu Jinchen duduk di samping tempat tidur dengan buku dongeng di tangannya. Pria itu tengah menceritakan kepada Chen Yiyi sebuah kisah yang sesuai dengan anak seusianya. Suara jernih dan lembut pria itu dengan jejak kehangatan terdengar perlahan di ruangan yang sunyi.     

Bibi Wang melihat Chen Shuna dan hendak memanggilnya. Namun Chen Shuna segera meletakkan jari di bibirnya. Bibi Wang yang mengerti apa maksud Chen Shuna pun segera menganggukkan kepalanya.     

Gu Jinchen akhirnya selesai menceritakan kisah putri salju, dia lalu menutup buku cerita tersebut dan berkata dengan lembut kepada Chen Yiyi, "Ini sudah sangat larut. Yiyi harus pergi tidur ya…"     

"Yiyi ingin tidur bersama ibu," balas Chen Yiyi.     

"Ibu akan segera kembali, aku akan di sini bersamamu," ucap Gu Jinchen. Melihat Chen Yiyi yang masih terus cemberut, dia berusaha untuk membujuknya, "Yiyi kan anak yang baik… Anak yang baik harus patuh, ya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.