Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ini Sepertinya Tidak Masuk Akal



Ini Sepertinya Tidak Masuk Akal

2Pengurus rumah mengerutkan kening. Dia tahu lebih baik daripada siapa pun bahwa Ji Nuo adalah harta paling berharga bagi Ji Yangkun dan Xie Suling. Dia lalu menutupi gagang telepon bagian bawah dan memberi tahu Ji Yangkun serta Xie Suling mengenai berita itu.     

Begitu Xie Suling mendengar bahwa Ji Nuo tidak berhenti menangis, dia merasa tertekan. Dia memandang Ji Yangkun dan berkata, "Dia sudah hampir selesai, jadi biarkan dia kembali dulu. Ini sudah larut malam dan Nuonuo belum tidur, Bibi Wu pasti tidak bisa membujuknya hingga menelepon ke sini."     

Ji Yangkun juga sangat mencintai cucunya. Berpikir bahwa dia telah memberikan hukuman, jadi Chen Youran itu pasti tahu bahwa yang dilakukannya salah. Lalu setelah berpikir sejenak, dia memberi tahu pengurus rumah, "Pergi dan panggil Nyonya Muda..."     

Pengurus rumah pun mengucapkan beberapa kata kepada Bibi Wu, lalu menutup telepon, kemudian pergi ke aula leluhur.     

Saat ini, Ji Shaoheng menyesap teh pada cangkirnya dan berkata, "Aneh… Berdasarkan perasaan kakak dan kakak ipar, bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi? Mengetahui kalau kakak ipar telah pergi ke kediaman utama Keluarga Ji, kakak seharusnya merasa khawatir tentang apa yang akan dihadapi kakak ipar, kemudian bergegas ke sini untuk menjemputnya. Tetapi kakak tidak menelepon kakak ipar ataupun kediaman utama malam ini. Sepertinya tidak masuk akal."     

Xie Suling dan Ji Yangkun mengkhawatirkan cucu mereka, jadi tidak terlalu mendengarkan apa yang dikatakan Ji Shaoheng. Namun Fang Yaqing mengerti arti kata-katanya dan sedikit mengernyit. Ji Shaoheng mencoba mengingatkan bahwa panggilan telepon itu benar-benar mencurigakan.     

***     

Teluk Nanhai…      

Bibi Wu meletakkan gagang telepon dan menatap pria yang duduk di sofa tunggal, dia berkata, "Pengurus rumah mengatakan kalau Nyonya Muda akan segera kembali."     

Ji Jinchuan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Wajahnya tampak pucat dan juga tanpa ekspresi. Sementara matanya yang dalam tampak sangat gelap, seolah dipenuhi tinta tebal. Melihat Ji Jinchuan tidak berbicara, Bibi Wu hendak mundur. Namun tiba-tiba, Bibi Wu mendengar Ji Jinchuan bertanya, "Di mana Nuonuo?"     

"Tuan Kecil sudah tidur," jawab Bibi Wu. Jika Ji Jinchuan tidak ada di sana, dia tidak akan pernah berani berbohong kepada orang-orang di kediaman utama Keluarga Ji.     

"Pergi dan istirahatlah juga..." kata Ji Jinchuan.     

"Baik…" kata Bibi Wu, lalu melangkah pergi.     

Chen Youran keluar dari aula leluhur dan mendengar pengurus rumah mengatakan padanya bahwa Ji Nuo terus menangis. Dia pun berpamitan pada Ji Yangkun dan Xie Suling, lalu bergegas untuk kembali ke Teluk Nanhai.     

Saat ini, Ji Jinchuan berdiri di depan jendela kamar tidurnya dan menyaksikan sebuah mobil Maserati berwarna putih berhenti di halaman. Sosok wanita kurus keluar dari mobil tersebut dan bergegas berjalan memasuki ruang tamu. Setelah beberapa saat, suara sepatu hak tinggi datang dari koridor di luar pintu, terus berjalan melewati pintu kamar tidur dan pergi ke kamar bayi di sebelah.     

Chen Youran mendorong pintu kamar bayi dan menekan tombol lampu di pintu untuk menyalakannya. Dia kemudian melihat gundukan kecil di dalam selimut di atas tempat tidur bayi. Dia berjalan mendekat dengan cepat, lalu ketika melihat bahwa Ji Nuo sedang tidur, dia terduduk. Dia duduk di samping tempat tidur bayi dan menggosok lututnya yang sakit. Tampaknya itu tidak berhasil untuk meredakan sakitnya, dia pun mengangkat celananya untuk memeriksa kakinya. Dengan dia mengangkat celana, kaki putih dan rampingnya seketika terekspos, terdapat tanda biru di lututnya yang lembut dan putih yang terlihat sangat jelas. Dia menurunkan kembali celananya dan bersiap turun ke lantai bawah untuk mencari obat. Namun saat dia mendongak, dia melihat Ji Jinchuan berdiri di pintu, yang membuatnya tercengang.     

Alis dan mata Ji Jinchuan tampak sedikit dingin. Dia menarik kembali pandangannya setelah melihat Chen Youran, kemudian membalikkan badan, lalu pergi. Sebuah kesedihan seketika menyembur dari lubuk hati Chen Youran. Dia menurunkan pandangan matanya, duduk diam sejenak, lalu menyelipkan selimut pada tubuh Ji Nuo, sebelum akhirnya keluar dari kamar bayi itu. Dia pergi ke ruang tamu di lantai bawah dan mencari kotak obat. Namun sayangnya, tidak menemukan iodoform, salah satu antiseptik yang sangat efektif untuk kulit, di dalam kotak obat tersebut. Dia pun menghela napas rendah sambil menyentuh perutnya yang rata dan memasuki dapur. Dia lalu beralih membuka lemari es, tidak ada makanan beku cepat saji di dalamnya. Kemudian dia mengeluarkan beberapa sayuran dan telur dari lemari penyimpanan segar dan merebus semangkuk mie dengan cepat.     

Ji Jinchuan keluar dari kamar tidur dan bersiap turun untuk mengambil air. Ketika dia menemukan bahwa lampu di ruang makan menyala, dia mengintip ke bawah dan melihat Chen Youran melahap mie dengan rakus. Hal itu membuat alisnya berkerut rapat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.