Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Bayi Laki-lakimu Ada Di Tanganku



Bayi Laki-lakimu Ada Di Tanganku

0Yan Hao tidak mengatakan apa pun lagi. Ji Shaoheng pun melanjutkan, "Untuk seorang Chen Youran, kakakku selalu melakukan pekerjaan dengan luar biasa baiknya."     

"Tidak peduli siapa yang menculik Tuan Kecil, itu tetaplah hal yang baik untuk Anda," kata Yan Hao.     

Ji Shaoheng tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya yang tampan. Dia kemudian berkata, "Meskipun dia adalah anak dari Kak Jinchuan, bagaimana mungkin aku mau dipanggil Paman Kedua oleh anak itu? Akan sangat disayangkan kalau Xue Jie tidak sengaja membunuh bayi kecil itu karena kecanduan narkoba."     

Yan Hao melihat ke kaca spion dan berkata, "Bukannya lebih baik memecahkan masalah tanpa ada campur tangan?"     

Ji Shaoheng tersenyum, tetapi setelah beberapa saat dia berkata, "Seorang anak yang tidak mengerti apa-apa bukanlah ancaman bagiku."     

Setelah itu, Yan Hao berpikir sejenak. Dia lalu membalas, "Kalau Tuan Kecil benar-benar mati, Nyonya Muda Tertua pasti akan berduka untuk waktu yang lama dan Tuan Muda Tertua pasti sibuk membujuk istrinya. Saya khawatir dia tidak akan mau bekerja dan hatinya sendiri pasti terasa sangat tidak nyaman."     

"Itu benar..." Ji Shaoheng tersenyum liar dengan bibir terkatup. Ada cahaya gelap di matanya yang tajam, yang membuat orang tidak bisa melihat emosinya dengan jelas. "Tidak banyak hal yang bisa membuat Kak Jinchuan sedih."     

***     

Pada sore hari, Ji Jinchuan pergi ke ruang kerjanya. Ketika dia kembali ke kamarnya, Chen Youran sudah tidak ada di sana. Dia pun turun ke bawah, namun istrinya juga tidak ada di ruang tamu. Dia pun bertanya pada Bibi Sun, "Apa kamu melihat Nyonya Muda?"     

"Saya tidak melihatnya turun, seharusnya Nyonya Muda masih di atas," jawab Bibi Sun.     

Ji Jinchuan pun menebak di mana Chen Youran berada. Dia pergi menuju dispenser air, lalu mengambil segelas air, dan kembali ke lantai atas. Dia pun mendorong pintu kamar bayi. Tampak sosok Chen Youran yang sedang duduk dengan linglung di tempat tidur kecil milik Ji Nuo sambil memegang botol kecil di tangannya. Kemudian dia masuk ke dalam kamar dan memberinya segelas air.     

"Minum ini dulu..." kata Ji Jinchuan.     

"Masih tidak ada berita?" tanya Chen Youran yang duduk tak bergerak.     

Ji Jinchuan mengambil botol susu di tangan Chen Youran, lalu menggantinya dengan gelas air. Dia menghela napas dengan lembut dan berkata, "Youyou, percayalah, Nuonuo akan baik-baik saja."     

Chen Youran menggenggam gelas di tangannya dan berkata, "Sudah sehari semalam dia hilang. Aku tidak tahu apa dia lapar atau apa yang telah dilakukan orang-orang jahat itu padanya. Dia masih sangat kecil dan aku tidak tahu apa dia sedang kesakitan atau…"     

Kemudian Ji Jinchuan melingkarkan lengannya di bahu Chen Youran dan memeluknya dengan erat. Tiba-tiba, ponsel Ji Jinchuan berdering, memecah keheningan ruangan. Dia memeluk Chen Youran dengan satu tangan dan mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Itu adalah nomor asing. Dia pun samar-samar merasakan sesuatu. Dia menyipitkan matanya, membuka kunci layar, dan meletakkan telepon di telinganya setelah terhubung.     

Sebelum Ji Jinchuan berbicara, terdengar suara sedih seorang pria dari seberang sana, "Ji Jinchuan, apa kamu ingat siapa aku?"     

Meskipun suaranya agak serak, Ji Jinchuan bisa mengenali bahwa itu adalah Xue Jie.     

"Xue Jie, apa yang kamu inginkan?"     

Mendengar Ji Jinchuan memanggil nama Xue Jie, Chen Youran menatapnya. Tatapan di matanya tampak bersemangat sejenak, kemudian dia menatap ponsel suaminya.     

Suara tawa Xue Jie datang dari ujung telepon, "Bayi laki-lakimu ada di tanganku. Kalau kamu tidak ingin hal buruk terjadi padanya, siapkan uang 50 juta Yuan dan kirim aku ke luar negeri."     

Mata Ji Jinchuan memancarkan kabut dan dia berkata dengan suara yang dalam, "Di mana kamu sekarang?"     

"Jangan coba-coba melakukan kelicikan apa pun! Pokoknya, aku dicari polisi sekarang. Satu nyawa lagi ada di tanganku, aku tidak peduli, aku punya banyak cara untuk membunuh putramu." Suara galak Xue Jie terdengar lagi dari seberang sana.     

"Kalau kamu tidak memberitahuku alamat tempatmu berada sekarang, bagaimana aku bisa memberikan uang padamu ketika semuanya sudah siap?" kata Ji Jinchuan dengan dingin.     

"Aku akan meneleponmu lagi ketika tiba di tempat kita untuk bertemu," jawab Xue Jie dengan suara tegas. Lalu dia menutup telepon.     

Setelah itu, Chen Youran pun bertanya dengan penuh semangat, "Apa yang dikatakan Xue Jie? Apa Nuonuo ada di tangannya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.