Tidak Bisa Seberuntung Itu Setiap Saat (4)
Tidak Bisa Seberuntung Itu Setiap Saat (4)
"Pelayan," jawab Gu Jinchen. Dia kemudian menyesap kopi dan meletakkannya dengan tenang. "Kenapa Youyou bisa muncul di hotel kemarin? Ini adalah petunjuk kuncinya."
"Aku akan mencari tahu," ucap Ji Jinchuan dengan dingin.
Lalu, Gu Jinchen berkata dengan lemah, "Kalau hal semacam ini terjadi lagi, maka mungkin tidak bisa seberuntung itu setiap saat. Karena dia adalah istrimu, kamu harus membasmi bahaya tersembunyi di sekitarnya, sehingga dia bisa bahagia dan riang setiap hari."
Saat ini, pelayan membawakan kopi yang Ji Jinchuan pesan. Dan pada saat yang sama, Ji Jinchuan bangkit berdiri, memandang Gu Jinchen dan berkata, "Terima kasih atas peringatanmu..."
Ji Jinchuan lalu mengeluarkan dompetnya dari sakunya, mengeluarkan sejumlah uang berwarna merah, dan meletakkannya di nampan pelayan yang membawa kopi. Kemudian, dia berbalik dan berjalan keluar dari kafe tersebut.
***
Restoran di seberang Majalah Hongze…
Di sudut ruangan restoran itu, Sun Xiaoxiao dan Bai Shiyan duduk berhadap-hadapan. Bai Shiyan yang mengenakan kacamata hitam berkata, "Bukannya kamu membawa Chen Youran ke kamar nomor 6268 kemarin?"
Hidangan yang mereka pesan telah disajikan. Namun, Sun Xiaoxiao yang mengetahui bahwa dirinya telah mengacau, tidak berani menggerakkan sumpitnya. Dia menjawab, "Aku melihatnya memasuki hotel dengan mata kepalaku sendiri. Aku tidak tahu bagaimana akhirnya berubah menjadi orang lain."
Bai Shiyan bersandar di kursinya, memegang tas tangannya di tangannya, dan bersuara dengan nada menyalahkan yang kuat, "Hanya karena kamu adalah sepupuku, aku yakin kalau kamu bisa membantuku. Kali ini kamu telah mengecewakanku."
"Kakak, maafkan aku." Sun Xiaoxiao meminta maaf padanya.
Melihat kata-katanya agak berlebihan, Bai Shiyan mengangkat tangannya dan memegang meja, lalu dia kembali berkata, "Xiaoxiao, aku jarang meminta bantuanmu. Kalau ada yang salah, hatiku pasti akan marah. Apa kamu tidak terima? Apa yang baru saja kamu katakan dalam hati?"
Sun Xiaoxiao menggelengkan kepalanya. Dia menatap Bai Shiyan dan berkata, "Kakak adalah penolong di keluarga kami. Ini salahku kalau tidak bisa melakukan dengan benar apa yang kamu perintahkan padaku. Kamu berhak marah."
"Cepat makan. Hidangannya akan dingin nanti," ucap Bai Shiyan sambil menarik kembali tangannya.
Sun Xiaoxiao akhirnya mengambil sumpitnya dan meletakkan hidangan di piring di depannya ke dalam mangkuknya. Dia menatap Bai Shiyan di seberangnya, merasa ragu-ragu sejenak, namun akhirnya berkata, "Nona Chen sangat baik. Kenapa kamu…"
Melihat Bai Shiyan menatapnya dengan dingin, Sun Xiaoxiao pun langsung diam. Bai Shiyan lalu berkata pelan, "Kamu baru mengenalnya beberapa hari. Apa kamu lebih percaya pada sepupumu atau dia?"
Akhirnya, Sun Xiaoxiao berhenti berbicara dan makan dalam diam. Bai Shiyan kemudian mengeluarkan setumpuk uang dari tasnya dan mendorongnya di sepanjang meja, "Ambil uang ini dulu… Dan aku akan mencari cara untuk membayar biaya pengobatan paman."
"Tidak perlu, kak. Kalau bukan karenamu, tahun ini…. aku takut ayahku mungkin akan…" Sun Xiaoxiao mendorong uang itu kembali pada Bai Shiyan dan terisak di ucapannya. "Sekarang aku sudah bekerja, jadi tidak perlu mengambil uangmu lagi."
Namun, Bai Shiyan mendorongnya lagi dan berkata dengan nada keras, "Ambillah… Kamu baru saja mulai bekerja. Bagaimana gaji itu bisa menutupi biaya pengobatan paman."
Sun Xiaoxiao awalnya ragu-ragu, tetapi akhirnya dia mengambil uang itu.
Setelah selesai makan, Sun Xiaoxiao pergi lebih dulu dan keluar dari restoran. Dia melihat sekelilingnya dan berjalan ke perusahaan majalah di seberang jalan. Segera setelah dia melangkah ke gedung perusahaan majalah, dia menabrak Chen Youran yang juga baru saja datang.
"Youran…" Mungkin karena ketakutan, Sun Xiaoxiao pun tampak sangat panik.
Chen Youran menatap Sun Xiaoxiao dengan tenang. Melihat wajahnya yang terlihat buruk, dia pikir itu ada kaitannya dengan pacarnya, dia pun bertanya, "Apa yang terjadi kemarin? Aku tidak menemukanmu di hotel."
"Aku..." Sun Xiaoxiao menundukkan kepalanya dan tampak ragu-ragu.
Melihat bahwa rekan kerjanya itu tidak ingin mengatakannya, Chen Youran pun tidak memaksanya.