Tidak Bisa Seberuntung Itu Setiap Saat (3)
Tidak Bisa Seberuntung Itu Setiap Saat (3)
Pada saat itu, terdengar suara seorang wanita datang dari pintu, "Aimee, apa kamu di dalam?"
Xu Chengyan seperti ikan yang dibuang ke darat. Jika tanpa air, dia akan mengering dan mati. Dia pun melangkah dan segera membuka pintu. Du Ruowei yang berdiri di luar pintu memandang pria yang datang untuk membuka pintu dan tertegun.
"Tuan Muda Xu, bagaimana kabarmu?" tanya Du Ruowei.
Suara lembut itu terdengar seperti godaan, yang membuat darah Xu Chengyan mengalir ke seluruh tubuhnya dalam sekejap. Setiap wanita di depannya bertindak ramah dan tersenyum, itu seolah memukul sarafnya dan membuatnya tidak bisa berpikir.
Du Ruowei melihat wajah Xu Chengyan yang merah dan melihat sikapnya yang aneh. Dia pun bertanya, "Tuan Muda Xu, ada apa denganmu?"
Xu Chengyan tiba-tiba meraih lengan Du Ruowei, dia menariknya masuk ke dalam kamar, lalu membanting pintu. Semua gerakannya ini sangat tidak terduga sampai-sampai Du Ruowei tidak bisa bereaksi. Ketika dia sadar, Xu Chengyan sudah menekannya di pintu dan menciumnya dengan gila.
***
Chen Youran pergi ke pantry untuk mengambil air minum. Ketika kembali, dia melewati rak dan mengambil koran terbaru. Dia membuka koran sambil berjalan ke tempat duduknya. Judul paling atas koran tersebut adalah berita hangat bahwa Xu Chengyan dan Du Ruowei menghabiskan malam bersama di hotel. Di foto itu, terlihat Du Ruowei yang memegang selimut, matanya terbelalak dan tampak panik. Di kulit leher dan dadanya yang terbuka, tampak banyak tanda ciuman yang ambigu. Xu Chengyan sendiri berada di sisi lain, sepertinya baru saja mandi. Tubuh bagian bawahnya diselimuti oleh handuk mandi dan ada goresan tajam di dadanya. Kehidupan pribadi Xu Chengyan selalu sangat kacau, jadi Chen Youran hanya sedikit terpana, lalu meletakkan koran di mejanya dan mulai bekerja lagi.
Pada siang hari, ketika waktunya makan siang, Ji Jinchuan baru saja keluar dari kantor dan menerima telepon dari Gu Jinchen.
"Mari kita bertemu..." Suara jernih Gu Jinchen datang dari telepon.
"Oke," jawab Ji Jinchuan dalam suara yang pelan. Dia meletakkan ponselnya di sakunya, lalu berbalik untuk mengambil kunci mobil dari mejanya dan pergi.
Setengah jam kemudian, Ji Jinchuan tiba di sebuah kafe yang dijanjikan. Dia membuka pintu kaca cafe tersebut dan masuk ke dalam. Di antara beberapa meja, dia melihat Gu Jinchen sekilas, dia pun segera berjalan mendekat dan duduk di seberangnya.
Gu Jinchen menatap sosok Ji Jinchuan dan berkata, "Sangat tepat waktu."
Pelayan datang menghampiri meja mereka, Ji Jinchuan lalu memesan secangkir kopi. Setelah pelayan pergi, dia langsung bertanya tanpa basa-basi, "Ada apa dengan Youyou?"
Gu Jinchen mengangkat alis dengan sedikit keterkejutan di matanya. Kemudian, Ji Jinchuan berkata dengan lemah, "Kamu hanya akan menemuiku kalau ada sesuatu tentang dia."
Mendengar perkataan itu, Gu Jinchen tersenyum ringan. Ada jejak kesedihan pada kedua matanya. Setelah beberapa saat, dia melihat ke arah Ji Jinchuan dan berkata, "Seseorang berniat melakukan hal jahat untuk Youyou."
"Siapa?" Ji Jinchuan mengerutkan kening dan suaranya tiba-tiba menjadi dingin.
Gu Jinchen menggelengkan kepalanya, lalu menjelaskan, "Kemarin di hotel, seseorang memasukkan obat ke dalam airku. Aku memeriksa kamera pemantauannya dan ternyata kemarin Youyou juga pergi ke hotel dan berlama-lama di luar kamar istirahatku selama beberapa waktu."
Ji Jinchuan mengerutkan keningnya lagi mendengar penjelasan itu. Gu Jinchen lalu menatap pria di seberangnya dan melanjutkan, "Aku rasa orang yang memasukkan obat itu sebenarnya ingin menjebak aku dan dia. Tetapi sayangnya, Xu Chengyan yang meminum air itu secara tidak sengaja."