Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Tidak Akan Membiarkan Dia Dianiaya



Aku Tidak Akan Membiarkan Dia Dianiaya

0Jian Rui percaya pada apa yang dikatakan oleh suaminya. Tetapi tanpa diduga, begitu Chen Youran pergi bersamanya, Xue Jie memaksa wanita itu masuk ke dalam mobil. Dan dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi kemudian. Malam itu, ketika Xue Jie pulang, dia bertanya padanya. Suaminya itu memberitahunya bahwa Chen Youran baik-baik saja dan telah kembali ke kediaman utama Keluarga Ji. Dia tidak menyangka suaminya akan melakukan hal gila seperti itu.     

Ji Jinchuan tidak menjawab pertanyaan Jian Rui, dia kembali bertanya, "Siapa yang membantumu membayar utang Keluarga Xue?"     

"Aku tidak tahu dari mana Lingling mendapatkan uang itu." Jian Rui berkata terus terang.     

Mata dingin Ji Jinchuan tampak sedalam biasanya, dengan ketidakpedulian yang nyata. Setelah keheningan beberapa saat di antara mereka, dia pun mengetuk kaca jendela. Xiao Cheng yang berada di luar mobil lalu membuka pintu untuk Jian Rui dan berkata, "Nyonya Xue, silakan turun..."     

Jian Rui membungkukkan tubuhnya dan bersiap untuk turun dari mobil. Namun tiba-tiba, dia memikirkan sesuatu dan meraih lengan Ji Jinchuan, dia bertanya padanya, "Xue Jie menghilang… Apa itu ada hubungannya denganmu?"     

"Youyou adalah istriku. Aku tidak akan membiarkan dia dianiaya," jawab Ji Jinchuan dengan dingin.     

Mata Jian Rui membelalak saat mendengarnya dan jari-jarinya sedikit gemetar saat meraih lengan baju Ji Jinchuan. Dia kembali berkata, "Aku minta maaf untuk mewakilinya. Tolong biarkan dia pergi..."     

"Kalau seseorang melakukan kesalahan, dia harus membayar untuk perilakunya sendiri," ucap Ji Jinchuan dengan tetap tidak tergerak.      

"Kamu sudah melanggar hukum!" Mata Jian Rui tampak ketakutan dan bibirnya bergetar.     

"Dia masih hidup. Hukum apa yang aku langgar?" cibir Ji Jinchuan.     

"Jinchuan, aku mohon… Kamu sudah mengurung Lingling di rumah sakit jiwa. Kali ini… tolong lepaskan Xue Jie," pinta Jian Rui dengan mata penuh permohonan dan tubuh yang gemetar.     

"Kenapa dia tidak melepaskan Youyou saat itu?" Wajah Ji Jinchuan tampak dingin.      

Jian Rui terdiam. Melihat pria di depannya, dia tahu bahwa permohonannya tidak akan melunakkan hatinya. Dia pun berkata, "Kalau kamu tidak membiarkan Xue Jie pergi, aku akan melaporkan ini pada polisi."     

Ji Jinchuan tersenyum tanpa amarah dan berkata dengan dingin, "Memangnya kamu belum melapor ke polisi?"     

Jian Rui tertegun dan bergumam pada dirinya sendiri, "Jangan-jangan kamu..."     

***     

Di ruangan yang gelap, Xue Jie diikat di sebuah kursi. Dia telah dikurung di sini selama lebih dari 10 hari. Dia tidak pernah melihat orang lain, kecuali orang-orang yang mengantarkan makanan setiap hari. Selama lebih dari 10 hari, dia hanya bisa makan satu kali sehari dan minum air setiap tiga hari sekali. Dia sangat ketakutan, dia tidak tahu siapa yang menangkapnya dan apa tujuannya. Setiap kali pengantar makanan membawa makanan untuknya, tali yang mengikat tubuhnya akan dilepaskan. Namun setelah dia selesai makan, pengantar makanan itu mengikatnya lagi di kursi tersebut.     

Pada hari ketiga penangkapannya, Xue Jie mencoba melarikan diri, tetapi dia gagal. Dia berhasil ditangkap kembali oleh orang-orang itu, lalu dipukul dengan keras, sampai-sampai tiga tulang rusuk di sisi kanannya patah. Dia benar-benar mematahkan keinginannya untuk bertahan hidup dan menolak untuk makan beberapa hari terakhir ini. Melihat hal itu, orang yang mengantarkan makanan itu berkata, "Mati kelaparan juga tidak apa-apa, jadi kami tidak perlu membunuhmu."     

Namun, Xue Jie tidak ingin mati. Dia menolak untuk makan agar orang yang mengurungnya muncul. Sayangnya, orang itu tidak pernah muncul di hadapannya. Dia tidak tahu berapa lama dia akan dikurung di sini.     

Di luar pintu, Xiao Cheng berkata kepada Ji Jinchuan, "Presiden Ji, Xue Jie terkurung di dalam ruangan ini."     

Ji Jinchuan mengangkat tangannya dan memberi isyarat padanya untuk membuka pintu. Xiao Cheng pun menatap pengawal yang menjaga Xue Jie akhir-akhir ini dan menganggukkan kepalanya. Pengawal itu kemudian maju ke depan dengan sigap, mengeluarkan kunci, dan membuka pintu tersebut.      

Saat pintu terbuka, ada secercah cahaya yang masuk ke ruangan gelap itu. Xue Jie pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu. Pria yang berdiri di ambang pintu tampak mengenakan setelan jas dan sepatu kulit. Di belakangnya, terdapat pemandangan langit cerah, sementara wajahnya masih tersembunyi di balik bayangan. Karena sudah lama tidak melihat cahaya, mata Xue Jie pun tidak bisa beradaptasi untuk sesaat. Dia menutup matanya sejenak, lalu kembali membukanya dan menyipitkan matanya pada pria jangkung dan kurus yang berada di depan pintu. Ketika dia bisa melihat wajah itu dengan jelas, matanya seketika menunjukkan kepanikan. Dia sebenarnya sudah menyangka bahwa Ji Jinchuan adalah orang yang mengurungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.