Mari Kita Berkomunikasi Secara Mendalam di Tempat Lain
Mari Kita Berkomunikasi Secara Mendalam di Tempat Lain
Bai Shiyan memandang pria di seberangnya dan berkata, "Aku mengundang Tuan Muda Kedua datang ke sini hari ini untuk mengucapkan terima kasih atas bantuanmu beberapa hari yang lalu."
Beberapa hari yang lalu, Bai Shiyan baru saja menerima naskah, namun karena aktris dan sutradara barunya tidak jelas, perannya untuk sementara diganti. Ji Shaoheng pun membantunya, sehingga dia berhasil mendapatkan kontrak sebagai pemeran utama wanita.
"Kamu adalah sahabat Yaqing, jadi wajar kalau aku membantumu." Ji Shaoheng melengkungkan bibirnya dan tersenyum. Di wajahnya yang feminin dan tampan, ada senyum jahat yang tampak seperti pemberontak.
"Yaqing sering menceritakanmu kepadaku kalau kamu adalah suami yang baik." Bai Shiyan duduk dengan anggun dan memunculkan senyum menawan. Dia berbohong, bahkan tanpa mengedipkan matanya. Ketika mereka sedang bersama, Fang Yaqing akan lebih banyak membicarakan tentang Ji Jinchuan. Wanita itu jarang menceritakan tentang Ji Shaoheng. Terkadang ketika dia bertanya, sahabatnya itu tampak sedikit berbohong.
Ji Shaoheng hanya tersenyum kecil saat mendengarnya. Dia lalu menoleh pada Bai Shiyan, cahaya halus melintas di bagian bawah matanya. Kemudian, dia berkata, "Nona Bai sangat cantik, pasti banyak orang yang menyukaimu?"
Ketika Ji Shaoheng bertanya seperti itu, kesombongan Bai Shiyan terpancar dalam dirinya. Dia mempertahankan keanggunan yang konsisten di wajahnya yang dibuat-buat dan menghela napas juga emosi yang juga dibuat-buat, "Ketika ada orang lain yang menyukaiku, aku tidak menyukainya. Tetapi ketika aku menyukai orang lain, orang itu yang tidak suka padaku."
"Orang yang tidak menyukaimu memiliki pandangan yang buruk," ujar Ji Shaoheng dengan tersenyum.
Bai Shiyan terpesona oleh senyuman Ji Shaoheng. Ketika pria itu memandangnya, dia tampak menunduk malu.
"Nona Bai, aku sangat menyukaimu." Ji Shaoheng menatapnya dan tersenyum semakin jahat. Ucapannya memiliki makna yang dalam.
Mendengar hal itu, Bai Shiyan seketika menatap Ji Shaoheng. Tatapan memesona dari Ji Shaoheng membuat pikirannya berayun, jantungnya berdebar dengan kencang, dan tenggorokannya terasa tercekat dalam sekejap. Ji Shaoheng bangkit, berjalan di belakangnya dengan tongkat, lalu mengangkat tangannya dan meletakkannya di bahu Bai Shiyan. Di atas pakaian wanita itu yang tipis, dia membelai dan meremas kulitnya dengan lembut.
"Nona Bai, mari kita berkomunikasi secara mendalam di tempat lain?"
Seluruh tubuh Bai Shiyan seolah tersengat listrik dalam sekejap. Seluruh tubuhnya juga seolah mati rasa. Dia memikirkan bagaimana rasanya jika tangan Ji Shaoheng menyentuh tubuhnya secara langsung. Dirinya sudah dewasa dan secara alami memahami makna yang tersirat dalam kata-kata Ji Shaoheng. Meskipun pria ini memiliki kaki yang tidak normal, tetapi ada Keluarga Ji di belakangnya dan penampilan luarnya sepenuhnya menutupi kekurangannya. Namun, saat berpikir bahwa pria itu adalah suami Fang Yaqing, dia merasa ragu-ragu sejenak.
Melihat keraguan yang ada dalam diri Bai Shiyan, Ji Shaoheng berkata, "Karena Nona Bai tidak punya waktu, lupakan saja."
Ji Shaoheng pun menarik kembali tangannya, namun Bai Shiyan tiba-tiba meraihnya. Dia memberikan senyum menawan di sudut mulutnya, kemudian menekan tangan pria itu di dadanya. Tindakan Bai Shiyan yang berani tentu saja membuat Ji Shaoheng mengangkat alisnya. Di bawah telapak tangannya kini terdapat buah dada Bai Shiyan yang sangat putih dan tampak seperti dua bola salju menjulang tinggi. Dia mengaitkan bibirnya dan tersenyum. Jari-jarinya tiba-tiba bergerak dan menjadi kencang, bisikan rayuan pun meluap dari mulut Bai Shiyan.
"Nona Bai, apa kamu ingin pergi denganku?" tanya Ji Shaoheng sambil memegang dua bola salju Bai Shiyan di tangannya dan membungkuk ke telinganya. Embusan napasnya di telinga membuat wanita itu bergidik.
"Iya..." jawab Bai Shiyan. Dua bola salju miliknya yang ada di tangan Ji Shaoheng diremas, seluruh sarafnya pun terasa lumpuh, dengan rasa ingin yang tak terkatakan.
Ji Shaoheng melonggarkan tangannya dan berkata, "Kalau begitu, ayo kita pergi."
Bai Shiyan bangkit dari duduknya dan mengenakan kacamatanya. Dia membawa tasnya dan dengan ragu-ragu mengaitkan tangannya pada lengan Ji Shaoheng. Dia merasa senang melihat bahwa pria itu tidak menghempaskan tangannya. Ji Shaoheng pun memeluk pinggangnya dan mereka keluar dari bilik bersama-sama.