Menjaga Jarak dari Wanita Lain
Menjaga Jarak dari Wanita Lain
Setelah menyelesaikan semua urusan, mereka turun ke bawah. Tampak sosok Ji Yangkun, Xie Suling, dan Ji Shaoheng yang sedang sarapan di ruang makan. Sementara pengurus rumah menunggu di sebelah mereka.
Chen Youran memberikan Ji Nuo kecil kepada Bibi Zhao, kemudian dirinya dan Ji Jinchuan pergi ke ruang makan. Pasangan itu menyapa orang tua mereka sebelum akhirnya duduk di kursi masing-masing.
"Duduklah, ayo sarapan..." ucap Xie Suling.
Setelah mereka duduk, pelayan segera membawa sarapan ke meja. Pengurus rumah mengambil koran terbaru dan meletakkannya di depan Ji Jinchuan.
Setelah menyelesaikan sarapannya, Ji Yangkun naik ke lantai atas, Xie Suling membawa Ji Nuo kecil ke taman belakang, sementara Ji Shaoheng masih duduk di seberang Chen Youran dan Ji Jinchuan. Dia membaca koran sambil perlahan meminum susu. Tiba-tiba, dia mengangkat kepalanya dan menatap Ji Jinchuan yang ada di seberangnya.
"Kakak, terima kasih untuk masalah Yaqing kemarin..." kata Ji Shaoheng. Kata-katanya sangat ambigu dan mudah disalahpahami. Selain itu, dia sengaja mengatakannya dengan penekanan yang sangat jelas di depan Chen Youran, niatnya sudah terbaca dengan jelas walaupun tanpa diungkapkan.
Gerakan tangan Chen Youran yang sedang memegang gelas berisi susu dan siap untuk meminumnya seketika berhenti sejenak. Dia menoleh ke samping dan memandang Ji Jinchuan. Melihat bahwa adik kakak itu saling memandang dengan dingin, dia diam-diam menarik kembali pandangannya, mengambil gelas itu dan melanjutkan meminumnya. Dia memikirkan kata-kata Ji Shaoheng di dalam hatinya.
Ji Jinchuan memandang pria di seberangnya. Emosi jiwanya yang tersimpan seolah tidak bisa diketahui seberapa dalamnya. Matanya menunjukkan sedikit cahaya yang dingin. Dia pun masih mencoba untuk tenang, lalu berkata, "Sama-sama, itu hanya masalah kecil. Lagi pula, aku kan kakak iparnya."
Ji Shaoheng melirik Chen Youran, yang menundukkan kepalanya untuk minum susu. Kemudian, dia menatap Ji Jinchuan lagi. Dia menyunggingkan senyum di bibirnya, arti senyum itu tidak terlihat jelas. Dia kembali membalas, "Benarkah? Aku percaya kakak tidak akan memiliki keegoisan untuk tetap perhatian kepadanya."
Mendengar hal itu, Ji Jinchuan kembali melirik Ji Shaoheng dengan tatapan yang dingin. Jari-jarinya yang berada di atas meja sedikit mengepal dan rahangnya mengeras karena emosinya yang sudah mulai tak tertahan. Ji Shaoheng hanya tersenyum polos melihat reaksi kakaknya. Ketika kakaknya itu melihatnya, dia sengaja berpura-pura telah mengatakan sesuatu yang salah dan mencoba untuk merenung.
Pengurus rumah yang menunggu di samping melihat bahwa suasana sudah mulai berubah menjadi panas. Tepat pada waktu itu, dia berkata, "Tuan Muda Kedua, mobil sudah siap..."
Setelah itu, Ji Shaoheng menutup koran di tangannya, bangkit berdiri, dan berjalan keluar dengan tongkatnya. Pengurus rumah segera mengambil mantelnya dan menyerahkan kepadanya. Dia pun mengambil alih mantel itu dan meletakkannya di antara lengannya. Dia lalu menoleh ke belakang dan kembali melihat kedua orang yang ada di ruang makan dengan seringai di mulutnya, kemudian keluar dari ruang tamu.
Hanya Ji Jinchuan dan Chen Youran yang tersisa di ruang makan. Ketika pengurus rumah melihat bahwa mereka hendak membicarakan sesuatu, dia pun melangkah mundur dengan bijak.
Chen Youran menggigit telur gulung di sumpitnya. Dan setelah menelannya, dia bertanya, "Apa yang terjadi dengan Yaqing kemarin?"
"Dia minum terlalu banyak," jawab Ji Jinchuan. Dia sudah selesai makan, jadi dia menarik tisu dan menyeka tangan serta mulutnya. Dia lalu mengambil koran dan membukanya. Setelah jeda sejenak, dia melanjutkan, "Aku tidak bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa dan akhirnya menelepon ke rumah. Pengurus rumah yang menjawabnya saat itu."
Chen Youran ingat bahwa ketika dia turun untuk mengambil air tadi malam, dia melihat pengurus rumah mengetuk pintu kamar Ji Shaoheng. Dia tidak tahu apa yang dikatakan pengurus rumah itu, namun Ji Shaoheng segera keluar. Seharusnya, itu tentang masalah ini. Dia melirik pria di sampingnya dan bertanya, "Kenapa kamu tidak membawanya pulang saja?"
Tatapan Ji Jinchuan terus terarah pada koran di tangannya dan sama sekali tidak mendongak ke atas. Dia berkata dengan tenang, "Sebagai pria dengan latar belakang seseorang yang sudah berkeluarga, aku harus menjaga jarak dari wanita lain agar tidak tidur di ruang kerja di malam hari."
Mendengar hal itu, Chen Youran menggigit tepi gelas susu dan tersenyum geli.