Presiden Ji Sangat Mencintai Istrinya
Presiden Ji Sangat Mencintai Istrinya
Seseorang yang juga berada di sana terus menuangkan anggur kepada wanita itu. Fang Yaqing adalah sosok yang tidak terlalu pandai dalam berkomunikasi, dia pun tidak bisa menolak walaupun sudah dituangkan anggur beberapa kali. Dia takut pihak lain itu akan tersinggung, jadi dia terpaksa harus meminumnya. Kapasitas minumnya cukup baik sampai bisa meminum beberapa gelas anggur secara terus-menerus. Meskipun dia tidak memiliki reaksi apa pun seperti muntah atau pusing terhadap anggur yang sudah diminumnya, tetapi dia bisa mabuk jika terus seperti ini. Dia pun bangkit berdiri dan menatap semua orang dengan tatapan meminta maaf, lalu berkata, "Maaf, aku pergi ke toilet dulu..."
Melihat hal itu, Ji Jinchuan segera berbalik dan kembali berjalan ke bilik tempatnya, dia tidak jadi pergi ke toilet. Di luar pintu biliknya, dia membuat panggilan telepon ke kediaman utama Keluarga Ji. Kebetulan pengurus rumah yang menjawab telepon. Dia menjelaskan beberapa patah kata, lalu menutup telepon. Kemudian, dia membuka pintu bilik dan masuk. Melihat dia kembali begitu cepat, seseorang mengangkat gelas berisi anggur dan berniat mengajaknya bersulang untuk menghormatinya. Namun, Ji Jinchuan yang duduk tak bergerak berkata dengan lembut, "Kalau aku minum lagi, aku bisa-bisa akan tidur di kamar tamu nanti malam."
Pernikahan Ji Jinchuan dan Chen Youran akan dilaksanakan pada tanggal 26 bulan ini. Undangan sudah tersebar, jadi orang-orang di seluruh lingkaran bisnis tahu bahwa Ji Jinchuan akan menikah. Mendengar berita mengenai hubungan pria itu dengan pasangannya, orang-orang yang berada dalam dunia bisnis diam-diam iri pada Chen Yaoting yang berhasil memanjat pohon tinggi Keluarga Ji.
Salah satu bos yang mengangkat gelasnya tadi itu tersenyum dan berkata, "Sepertinya Presiden Ji sangat mencintai istrinya."
Wajah Ji Jinchuan tampak hangat dan santai, dia juga tampak tersenyum. Namun jika diperhatikan dengan baik-baik, ekspresi wajahnya sama dingin dan acuh tak acuhnya seperti biasanya, seolah-olah senyumnya pada saat ini hanyalah ilusi. Dia berkata, "Kalau istri sendiri masih sangat sehat, untuk apa mencintai wanita lain?"
Salah satu orang di sana Ji Jinchuan tersenyum dan berkata, "Apa yang dikatakan Presiden Ji itu benar..."
Setelah itu, kedua belah pihak melanjutkan pembicaraan tentang kerja sama, menandatangani kontrak tersebut, lalu meninggalkan hotel. Ji Jinchuan baru saja naik ke dalam mobil dan melihat ada mobil Bentley berhenti di luar hotel. Dia melirik nomor plat mobilnya, itu adalah mobil Ji Shaoheng. Kemudian, sosok Yan Hao tampak turun dari kursi pengemudi dan memasuki hotel. Setelah keluar dari mobil, Yan Hao berjalan dengan tergesa-gesa. Ji Jinchuan tidak sengaja melirik, tampak seorang pria yang duduk di belakang mobil itu.
Ji Shaoheng duduk diam di dalam mobil dan menunggu. Beberapa menit kemudian, dia tak kunjung melihat mereka keluar dari dalam hotel. Dia pun mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Dia juga menurunkan jendela, cincin asap seketika diuraikan oleh angin malam yang berembus dari luar.
Setelah beberapa saat, Yan Hao membawa Fang Yaqing keluar dari hotel. Wanita itu minum banyak anggur, sehingga wajahnya tampak menjadi merah. Setelah masuk ke dalam mobil, Fang Yaqing bersandar di bahu Ji Shaoheng dan bertanya, "Bagaimana kamu tahu aku ada di sini?"
Ji Shaoheng sedikit mengernyit dan tidak menggerakkan tubuhnya. Dia membiarkan istrinya bersandar padanya. Dia menjawab, "Pengurus rumah bilang kalau kamu ada di sini."
"Bagaimana bisa pengurus rumah tahu?" Fang Yaqing yang mabuk tidak bisa berpikir.
Memikirkan ada mobil yang sudah dikenalnya barusan, Ji Shaoheng mencibir dan malah balik bertanya, "Apa yang kamu katakan?"
Kepala Fang Yaqing terasa sangat sakit karena mabuk. Jika Yan Hao tidak datang untuk menjemputnya, dan orang lain mendengar bahwa dia adalah Nyonya Muda Kedua dari Keluarga Ji, dia pasti dipaksa mabuk oleh mereka hari ini.
Dalam perjalanan kembali, setelah mobil meninggalkan pusat Kota A, ponsel Ji Jinchuan berdering. Dia melihat nama kontak yang tertera di layar ponselnya. Dengan senyum di bibirnya, dia mengusap layar dan menghubungkan telepon, "Youyou…"
"Kapan kamu akan pulang?" tanya Chen Youran. Dia baru saja membujuk Ji Nuo kecil untuk tidur.
"Aku sudah dalam perjalanan pulang. Apa Nuonuo sudah tidur?" Suara Ji Jinchuan rendah dan ringan, dengan kelembutan yang tak terlihat.
"Baru saja tertidur," jawab Chen Youran.
Ji Jinchuan lalu berbisik, "Aku akan segera pulang. Kamu tidur duluan saja."
"Aku akan menunggu kamu," ujar Chen Youran. Suaranya yang lembut terdengar semakin sangat lembut di malam hari. Mereka juga mengakhiri panggilan telepon dengan romantis.