Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Akan Berinisiatif Sendiri Untuk Datang



Dia Akan Berinisiatif Sendiri Untuk Datang

2Ji Shaoheng menatap Gu Jinchen yang berada di seberangnya, yang juga menatapnya tanpa ekspresi. Dia pun melanjutkan, "Kalau seorang pria mencintai seorang wanita dengan sangat tulus, dia seharusnya memberikan kebahagiaan seumur hidup kepadanya, bukan malah menyerahkannya kepada pria lain."     

Setelah mengatakan hal itu, Ji Shaoheng menatap Gu Jinchen lekat-lekat. Wajah Gu Jinchen masih tampak datar tanpa jejak emosi di dalamnya. Dia berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kedua membela kakak iparnya dengan mengatakan ini kepadaku. Apa kakakmu tahu akan hal ini?"     

"Setelah kembali ke Tiongkok, aku menghabiskan beberapa waktu dengan kakak iparku. Aku pikir dia sangat baik dan sepenuh hati memercayai kakakku. Aku hanya takut dia akan mengalami kesedihan di masa depan." Ada senyum jahat pada wajah feminin dan tampan Ji Shaoheng.     

"Apa maksudmu?" Gu Jinchen mengerutkan kening dan menatapnya.     

"Kakakku… Hm… Kamu juga seharusnya sudah tahu kalau pikirannya terlalu dalam. Dia juga memiliki sikap yang sangat tegas. Sedangkan kakak iparku terlalu polos, dia tidak akan bisa mengendalikan kakakku. Karena kamu sangat mencintainya, bukannya kamu sangat ingin untuk memilikinya? Kamu tidak ingin melihatnya menderita di masa depan, kan?"     

Gu Jinchen mengerutkan kening lebih kencang. Dia berpikir sejenak sambil terus memandang pria di seberangnya, lalu dia bertanya, "Apa kamu tidak suka dia menjadi kakak iparmu?"     

"Aku bersikap begini hanya karena ingin berusaha untuk menjadi teman baikmu." Ji Shaoheng menggelengkan kepalanya dan tersenyum dengan santai.     

Gu Jinchen menatap Ji Shaoheng tanpa ekspresi dan tidak bisa menebak niatnya. Meskipun mereka tidak pernah memiliki komunikasi apa pun, tidak sulit bagi Gu Jinchen untuk melihat sifat asli Ji Shaoheng. Dia tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Ini sebuah kehormatan bagiku."     

Alih-alih anggur, Ji Shaoheng menawarkan teh kepadanya. Gu Jinchen mengambil cangkir teh untuk menunjukkan kesopanan, kemudian keduanya mengambil topik secara acak dan mengobrol santai. Entah bagaimana, topik pembicaraan itu kembali lagi ke topik pertama.     

"Presiden Gu, kalau aku jadi kamu, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaganya dan memberikannya kebahagiaan selama sisa hidupnya, sehingga aku dapat merasa tenang dan tidak perlu khawatir tentang apa dia telah diganggu atau dianiaya sepanjang waktu oleh orang lain."     

Gu Jinchen akhirnya mengerti niatnya. Ji Shaoheng mendesaknya untuk merampok Youyou dari Ji Jinchuan. Dia telah mendengar sebelumnya bahwa sepertinya ada dendam antara kakak-beradik dari Keluarga Ji ini. Dan saat ini, dia merasa bahwa berita itu tampaknya benar. Dia hanya tersenyum lembut dan membalas, "Kebahagiaan Youyou adalah kebahagiaanku juga."     

"Benarkah?" Ji Shaoheng tersenyum dingin dan menatap Gu Jinchen yang tampak memaksakan diri untuk tersenyum. Dia melanjutkan perkataannya, "Aku tidak bisa melihat wanita yang sangat aku cintai berada di samping pria lain, seperti Presiden Gu."     

Mendengar hal itu, Gu Jinchen terdiam. Dia tiba-tiba bangkit dan merapikan celananya kemudian menatap pria di seberangnya dan berkata, "Aku punya hal lain untuk dilakukan, jadi aku pergi dulu. Tuan Muda Kedua Ji, silakan Anda bersantai dulu."     

Gu Jinchen pun meninggalkan ruangan VIP dan berjalan di sepanjang koridor. Ketika tiba di ruangan restoran untuk umum, dia melihat Chen Youran dan dua orang lainnya. Chen Shuna tampak mengobrol bersama seorang pria, entah apa yang mereka bicarakan, namun mereka terlihat berbicara dengan penuh semangat. Di sisi lain, Chen Youran sepertinya tidak tertarik dengan topik yang mereka bicarakan. Dia terus menundukkan kepalanya dan makan dengan tenang.     

Ketika Chen Shuna mengambil gelasnya untuk minum, dia melihat Gu Jinchen yang berdiri tidak jauh dari mereka. Dia pun sedikit tercengang. Dengan tindakan keterkejutan Chen Shuna, Liang Yanchen menoleh ke belakang dan melihat seorang pria yang berdiri beberapa meter dari mereka. Meskipun dia baru saja pulang dari luar negeri, namun tidak ada seorang pun di Kota A yang tidak mengenal Gu Jinchen dan Ji Jinchuan. Selain itu, Gu Jinchen adalah mantan suami Chen Shuna. Dia melihat fotonya di media pada hari dia kembali ke rumah, jadi dia mengenalinya sekilas.     

Liang Yanchen menoleh menatap Chen Shuna dan bertanya, "Apa kamu ingin menyapanya?"     

"Tidak perlu, dia akan datang." Chen Shuna menolak dengan sopan. Dia yakin Gu Jinchen akan berinisiatif sendiri untuk datang ke mejanya karena dia sedang bersama Chen Youran. Tidak peduli di mana pun Chen Youran berada, pria itu akan menurunkan martabatnya dan mengambil inisiatif untuk mendekatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.