Makna Terselubung (2)
Makna Terselubung (2)
"Tidak…" Ji Jinchuan melirik istrinya. Hanya sedikit orang yang memakai gelang sekarang, apalagi orang seusia Chen Youran. Wanita itu pasti akan merasa aneh.
Gelang giok berwarna hijau membuat kulit Chen Youran tampak semakin cerah dan putih. Pergelangan tangannya terlalu kurus, jadi jika posisi tangannya lurus dan menggantung, mungkin gelang itu akan jatuh. Walaupun dia tidak terlalu mengerti batu giok, dia tahu bahwa harga gelang itu sangat tinggi. Dia berkata, "Ini sangat bagus… Aku khawatir aku akan menghancurkan benda yang begitu berharga ini."
Ji Jinchuan khawatir istrinya itu akan lalai dan mengingatkannya, "Meskipun kamu tidak perlu memakainya, tetapi kamu harus menyimpannya dengan baik dan tidak boleh menghilangkannya."
"Tentu saja, ini kan dari ibu." Setelah itu, Chen Youran melepas gelang tersebut. Dia memasukkannya ke dalam kotak perhiasan dan meletakkannya di laci samping tempat tidur bagian atas.
Mendengar pernyataan itu, Ji Jinchuan mengangkat alisnya dan bertanya, "Apa kamu tahu kenapa ibu memberikannya kepadamu?"
"Karena aku menantu wanita Keluarga Ji." Chen Youran menjawab dengan santai.
"Fang Yaqing tidak memilikinya," sahut Ji Jinchuan.
Chen Youran tertegun selama beberapa saat dan berpikir sejenak. Dia lalu mengedipkan mata hitamnya dan menatap suaminya, "Apa hanya ada satu gelang? Hanya istri kakak tertua yang memilikinya?"
"Ini adalah simbol identitas istri kesayangan Keluarga Ji," ujar Ji Jinchuan dengan senyuman di wajahnya.
Chen Youran sedikit tercengang saat mendengarnya. Sebelumnya, dia berpikir bahwa meskipun Ji Yangkun dan Xie Suling merestui dan mengakuinya sebagai menantu wanita, tetapi mereka tidak sepenuhnya menerimanya. Apa sekarang mereka sepenuhnya memercayaiku, sehingga memberikan gelang padaku? Batinnya.
Sebuah kesedihan membawanya bisa menduduki posisinya sekarang dalam Keluarga Ji. Jadi, sepertinya dia diberkati atas kemalangan yang dialaminya. Chen Youran lalu membuka laci meja samping tempat tidur, mengeluarkan kotak penyimpanan gelang tersebut, melirik ke sekeliling kamar dan berpikir keras di mana harus meletakkannya dengan aman.
Ji Jinchuan melihat mata hitam istrinya yang tampak bergerak ke sana kemari dan melihat sekeliling. Dia pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"
"Benda ini adalah hal yang sangat penting. Tentu saja aku harus menemukan tempat yang aman untuk meletakkannya. Kalau benda ini hilang di tanganku, aku akan menjadi pendosa di Keluarga Ji." Chen Youran lalu beranjak menuju lemari pakaian. Dia membukanya dan meletakkan gelang itu di laci bagian bawah.
***
Apartemen kelas atas di pusat Kota A…
Gu Jinchen bersandar di sofa sambil memegang buku catatannya untuk melihat data. Yi You juga berada di sana dan duduk di sampingnya. Yi You memegang cangkir air dan melihat televisi dengan tatapan kosong. Dia ingat apa yang dikatakan Gu Shikang kemarin. Terakhir kali dia membiusnya, Gu Jinchen tidak menyelidiki apa pun setelah itu. Pria itu bahwa masih bersikap sama seperti sebelumnya, lembut dan sopan padanya. Pria itu juga selalu bersamanya akhir-akhir ini. Selain pergi tepat waktu di malam hari, apartemen ini sudah seperti rumah kedua bagi mereka.
Kemarin, Gu Shikang menghubunginya. Di depan Gu Jinchen, Yi You tentu saja tidak berani mengangkat telepon itu. Dia langsung menutupnya. Dalam beberapa menit, Gu Shikang mengirim pesan teks kepadanya yang mengatakan bahwa pria itu berada di luar apartemennya. Dia keluar kamar dengan membawa dompet dan kuncinya dengan alasan ingin membeli sayuran. Ketika dia meninggalkan gedung apartemen, dia melihat sekilas mobil Gu Shikang. Dia pun berjalan melewati mobil itu dan melangkah ke supermarket yang tidak jauh dari sana. Gu Shikang lalu mengikutinya ke supermarket tersebut.
Yi You membawa keranjang kosong dan berdiri di depan area sayur. Gu Shikang mengambil sayur bunga telang import dan menaruhnya ke keranjangnya. Dia berkata dengan sinis, "Aku tidak peduli apa kamu hanya berpura-pura atau tidak. Aku hanya ingin mengingatkan dirimu untuk tidak melupakan identitasmu."
Yi You merasa kaget dan berkata dengan terbata-bata, "Aku khawatir dia menemukan sesuatu, jadi aku tidak menjawab teleponmu."
Gu Shikang menatapnya wajah Yi You yang terlihat kaku dengan tajam. Yi You sendiri menghindari pandangannya. Dia merasa gugup dan bingung. Gu Shikang lalu melangkah maju, membungkuk, dan berbisik di telinganya. Beberapa detik kemudian, Yi You tiba-tiba membuka matanya. Secara refleks dia menggelengkan kepalanya dan bibirnya yang bergetar mengucapkan kata, "Tidak…"