Keguguran?
Keguguran?
Tiba-tiba, Nyonya Shen datang dan membantu Shen Xiaoke untuk berdiri. Dia bertanya padanya, "Xiaoke, bagaimana kamu bisa jatuh?"
Tampak sebuah goresan di pipi Shen Xiaoke. Napasnya terdengar tidak stabil karena menangis, "Bu, kakak sepupu ipar mendorongku…"
Semua orang langsung memandang Chen Youran dengan mata yang luar biasa. Shen Kaiwen juga menatapnya dengan marah dan bertanya, "Chen Youran, apa yang telah dilakukan Xiaoke hingga menyinggungmu?"
Shen Xiaoke tiba-tiba tergeletak di lantai tepat di hadapannya. Chen Youran bahwa belum sempat merespons. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri di dalam hati, kapan dia mendorong wanita ini. Dia menggerakkan bibirnya dan melirik semua orang. Dia lalu memandang Shen Xiaoke yang ada di bawah tangga. Dirinya perlahan-lahan menjadi tenang, lalu matanya tertuju pada Ji Jinchuan, dan dia berkata, "Bukan aku yang mendorongnya…"
"Hanya ada kamu dan Xiaoke di sini, kalau bukan kamu siapa lagi?" Nyonya Shen juga ikut menangis. "Kakak, kamu harus mengatakan sesuatu tentang ini. Kamu juga memiliki anak seperti Xiaoke. Kamu pasti juga tidak terima kalau anakmu diganggu oleh orang lain tanpa alasan."
Sebaiknya, aku menyuruh orang untuk mengirimnya ke rumah sakit sesegera mungkin. Kita akan membicarakan tentang ini semua besok." Xie Suling berkata dengan suara lembut.
Bibi Zhu juga menyetujui ucapan Xie Suling, dia berkata, "Ya, lebih baik pergi ke rumah sakit dulu untuk memeriksa apakah ada luka serius di tubuh Xiaoke."
Semua orang pun ikut membantu. Shen Kaiwen menggendong Shen Xiaoke di punggungnya. Sementara Xie Suling meminta pengurus rumah untuk menyiapkan mobil dengan cepat.
Setelah kerumunan bubar, Ji Jinchuan mengangkat tangannya untuk menguatkan Chen Youran. Istrinya itu lalu memeluknya. Dia pun membalas pelukannya sebentar, lalu melepaskannya, dan berkata, "Kamu kembali ke kamar dulu, aku akan pergi ke rumah sakit…"
Chen Youran menarik lengan baju Ji Jinchuan dan berkata, "Aku tidak mendorongnya."
"Aku tahu…" Ji Jinchuan mengangguk dan menyentuh pipi Chen Youran yang agak pucat.
"Apa kamu percaya padaku?" tanya Chen Youran sambil menatap suaminya.
Ji Jinchuan juga menatapnya dengan tenang dan berkata, "Aku percaya semua yang kamu katakan."
Mendengar perkataan itu, hati Chen Youran seketika menjadi lega, seperti tanggul yang bendungannya jebol dan membuat air mengalir deras. Dia bergumam, "Aku akan pergi ke rumah sakit bersamamu."
Meskipun itu adalah hari pertama tahun baru, ada seorang dokter yang bertugas di sana. Shen Xiaoke dikirim ke ruang gawat darurat, sementara semua orang menunggu di luar.
Posisi jatuhnya tidak tinggi, jadi seharusnya tidak ada cedera serius kecuali goresan di wajahnya. Akan tetapi, pernyataan dokter tersebut mengejutkan semua orang dan membuat mereka mematung untuk waktu yang lama.
"Keguguran?" Chen Youran tercengang.
Xie Suling adalah orang yang pertama kali bereaksi. Dia memandang Nyonya Shen dan bertanya, "Memangnya Xiaoke punya pacar?"
Nyonya Shen menyeka air mata dari sudut matanya sambil berkata, "Dia berusia 20 tahun. Punya pacar itu adalah hal yang normal."
Shen Xiaoke sudah dikirim ke kamar rawat inap pasien. Segera setelah Chen Youran memasuki bangsal, dia berteriak, "Ibu harus mengusirnya. Aku tidak ingin melihatnya. Dia membuat aku kehilangan anakku!"
Bibi Zhu melangkah maju dan mencoba menghiburnya, "Xiaoke, jangan menangis… Kamu baru saja keguguran. Kamu harus memperhatikan kondisi tubuhmu."
Xie Suling dan Ji Yangkun saling memandang. Suasana hati mereka menjadi sangat kompleks saat ini. Bagaimanapun, Chen Youran adalah menantu wanita mereka. Kemudian, Xie Suling memandang Chen Youran dan bertanya di depan orang banyak, "Apa benar kamu yang mendorong Xiaoke?"
"Tidak…" jawab Chen Youran dengan tenang dan menggelengkan kepalanya dengan santai.
Melihat bahwa tidak ada rasa bersalah atau panik di wajahnya, Xie Suling tahu bahwa menantunya itu tidak melakukan hal buruk. Akan tetapi, dia tidak bisa mengatakan kebenaran itu hanya berdasarkan insting dan perasaannya tanpa bukti nyata yang mendukung. Dia pun kembali bertanya, "Bagaimana mungkin dia bisa jatuh tanpa alasan?"
"Ini saatnya untuk bertanya pada dirinya," kata Chen Youran yang juga merasa penasaran. Dia sangat ingin tahu apa alasan Shen Xiaoke menjebak dan menyalahkan dirinya.
"Jelas-jelas kamu yang mendorongku, tetapi kamu masih mengelak." Shen Xiaoke terus menangis dengan keras, sehingga wajah kecilnya dipenuhi dengan air mata.
"Putriku yang malang, kamu telah disakiti seperti ini, tapi kamu malah harus menanggung kecurigaan mereka. Ini merupakan penindasan bagi siapa pun di Keluarga Shen, imbuh Nyonya Shen.