Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Hampir Lupa Memberi Selamat Kepadamu



Aku Hampir Lupa Memberi Selamat Kepadamu

3Keduanya pun kembali ke ruang tamu, Ji Jinchuan lalu duduk di sofa dengan wajah yang masih tanpa ekspresi. Melihat bahwa pasangan itu tidak jadi pulang ke rumah, Xie Suling memandang Chen Youran dengan rasa terima kasih. Chen Youran pun tersenyum dan ikut duduk di samping suaminya.     

Ji Shaoheng mengangkat alisnya. Senyum di sudut mulutnya pun menjadi lebih besar dan semakin lebar. Ada sedikit perubahan pada matanya. Sementara itu, Fang Yaqing memandangi pria yang duduk dengan kaki terlipat. Seketika, rasa sedih melonjak di dalam hatinya, terjerat dalam untaian yang tak terhitung jumlahnya. Di masa lalu, pria itu tidak pernah patuh pada wanita dan memiliki prinsip sendiri. Sekarang, apakah entah karena pria itu sudah dewasa dan stabil, atau apakah wanita yang duduk di sampingnya itu sangat penting baginya, begitu pentingnya sehingga apa pun yang dikatakan olehnya akan dilakukannya.     

Ji Shaoheng dan Fang Yaqing menceritakan beberapa kisah menarik tentang New York, yang membuat Xie Suling dan Ji Yangkun tersenyum. Chen Youran juga mendengarkan dengan penuh minat. Ketika dia mendengar sesuatu yang sangat menarik, mata hitamnya yang jernih menjadi tampak semakin cerah. Ji Jinchuan duduk di sampingnya dan bersandar di bagian belakang sofa. Hampir tidak ada emosi di wajah tampannya yang dingin dan pikirannya juga tidak tertuju pada isi obrolan mereka.     

Sekitar pukul 10 malam, mereka kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Kamar Ji Shaoheng dan Fang Yaqing juga berada di lantai tiga.     

Chen Youran pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan diri, sedangkan Ji Jinchuan merokok di balkon. Melihat bahwa Chen Youran makan terlalu banyak di malam hari, dia turun ke bawah untuk membuatkan teh jeruk bali. Saat berada di ujung tangga lantai bawah, dia bertemu Fang Yaqing yang membawa segelas air. Mereka berdua sama-sama tercengang. Empat mata saling itu memandang dan dipenuhi dengan keheningan.     

Fang Yaqing mengerutkan kening dan menyapanya, "Kakak…"     

"Hmm…" jawab Ji Jinchuan dengan acuh tak acuh.     

Kemudian, Ji Jinchuan berjalan melewati Fang Yaqing. Udara dengan aroma parfum seketika masuk ke dalam hidungnya. Parfum yang dipakai pria itu masih dari merek yang sama seperti enam tahun lalu. Ia lalu membalikkan badan dan melihat ke punggung pria yang tinggi dan tegap itu. Ekspresi acuh tak acuhnya membuat bagian bawah hatinya tampak tergores oleh pisau tajam dan berkedut kesakitan. Dia tanpa sadar menggenggam gelas di tangannya dengan sangat erat. Awalnya, dia berencana untuk kembali ke kamar, namun dia tidak bisa bergerak sama sekali. Dia berdiri di ujung tangga dan menyesap air pada gelas itu.     

Ada dua pelayan yang masih belum tidur. Melihat Ji Jinchuan turun, mereka bertanya padanya, "Tuan Muda, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?"     

Ji Jinchuan mengangguk dengan hangat dan menjawab, "Buatkan secangkir teh jeruk bali dan tambahkan madu…"     

Tangan Fang Yaqing yang memegang gelas bergetar tak terkendali. Ji Jinchuan tidak pernah minum teh jeruk bali, bahkan mengonsumsi madu yang manis. Oleh karena itu, dia berpikir bahwa teh jeruk bali ini mungkin dibuat untuk Chen Youran.     

"Baik Tuan Muda, mohon tunggu sebentar…" jawab pelayan tersebut.     

Ji Jinchuan pun berdiri di samping sofa. Satu tangannya berada di saku celananya dan satu lagi di belakang sofa. Postur tubuhnya tampak mulia meskipun santai. Fang Yaqing memikirkannya dan ingin mendekatinya. Dia sudah tidak bertemu dengan Ji Jinchuan selama sekitar enam tahun, pria itu pun hampir terasa seperti orang asing baginya. Akan tetapi, dia tidak dapat menemukan topik untuk dijadikan bahan obrolan, jadi dia hanya bisa menatap lurus dan diam berdiri di belakang pria itu.     

Ketika Ji Jinchuan membalikkan badan dan menemukan bahwa Fang Yaqing berdiri di belakangnya, dia bertanya, "Apa ada sesuatu?"     

Ketika bertemu dengan mata hitam pekat milik Ji Jinchuan, Fang Yaqing sedikit terpana. Dan kata-katanya yang sangat sulit untuk terucap pada akhirnya berhasil menembus tenggorokannya, "     

"Bagaimana kabarmu selama ini?"     

"Semuanya seperti biasa…" Suara Ji Jinchuan acuh tak acuh tanpa gelombang, tanpa jejak pasang surut.     

Mendengar jawaban itu, mata Fang Yaqing menjadi gelap. Dia menurunkan pandangan matanya dan menatap gelas di tangannya. Setelah beberapa saat, dia mendongak dan tersenyum, "Aku hampir lupa mengucapkan selamat kepadamu. Selamat atas pernikahanmu…"     

Tatapan Ji Jinchuan lalu mengarah ke dapur, dia melihat bahwa pelayan itu sedang sibuk. Ujung alisnya yang gelap sedikit terangkat. Ketika dia mendengar ucapan Fang Yaqing, dia menjawab dengan lembut, "Aku sudah menikah selama beberapa bulan, bukan baru menikah."     

"Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi," ujar Fang Yaqing. Kepahitan dan rasa sakit di hatinya mengalir seperti mata air yang jernih dan membanjiri hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.