Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta Lagi



Dia Tidak Akan Pernah Jatuh Cinta Lagi

3Saat ini, Chen Shuna harus mengakui bahwa dia iri pada Chen Youran. Ada pria seperti itu yang mencintainya dengan sepenuh hati dan bahkan peduli dengan sebuah nama. Dia merasa ragu-ragu sejenak, lalu mencoba untuk berdiskusi dengan Gu Jinchen dengan berkata, "Apa kamu bisa menunggunya lebih lama lagi?"     

Chen Yaoting masih tetap ingin Chen Shuna bisa kembali rujuk dengan Gu Jinchen. Jika nama Gu Yiyi diubah dengan begitu cepat, sulit untuk menjelaskannya pada Chen Yaoting dan Kakek Chen.     

Namun, Gu Jinchen sama sekali tidak menatap Chen Shuna. Matanya terus tertuju pada Gu Yiyi, tetapi dia merasa seperti melihat bayangan orang lain pada diri gadis kecil itu. Dia lalu membalas, "Kita sudah bercerai. Sudah seharusnya Yiyi mengikuti nama margamu."     

Chen Shuna menggerakkan bibirnya dan berkata, "Aku akan mengganti nama Yiyi secepat mungkin, tapi beri aku waktu."     

Gu Jinchen tidak berbicara lagi dan meletakkan cangkir air di atas meja. Bibi Li kemudian datang untuk menuangkan secangkir teh hangat yang baru untuknya.     

Saat ini, Gu Yiyi tidak dapat menemukan boneka kelinci kecilnya sendiri yang disembunyikan. Dia pun menghampiri Gu Jinchen, menarik dan memintanya menemaninya untuk menemukan boneka tersebut. Chen Shuna lah orang yang menyembunyikan boneka itu, jadi Gu Jinchen tidak tahu di mana boneka itu berada. Dia kemudian menemani Gu Yiyi untuk menemukan boneka itu di setiap sudut tempat yang kemungkinan bisa menjadi tempat persembunyian. Dan akhirnya, mereka menemukannya di bawah salah satu sofa.     

Tadi, Chen Shuna masih mengenakan setelan jas hitam kerja di tubuhnya, jadi kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaian terlebih dahulu. Ketika dia turun dari lantai atas, boneka yang disembunyikan itu baru saja ditemukan oleh mereka.     

"Yiyi sangat hebat…" puji Chen Shuna.     

Mendengar pujian itu, Gu Yiyi tertawa senang hingga menunjukkan dua gigi taring harimau putih miliknya. Wajahnya yang gemuk cocok dengan poni di dahinya, membuatnya tampak sangat cantik.     

Gu Jinchen melihat ke langit luar dan berkata, "Aku harus pergi."     

"Yiyi, ucapkan selamat tinggal pada ayah," kata Chen Shuna sambil menggendong Gu Yiyi.     

Saat melihat bahwa Gu Jinchen akan pergi, mata Gu Yiyi yang jernih penuh dengan air mata. Dia sudah hampir menangis saat ini. Begitu Gu Jinchen mengambil mantel dari Bibi Li, gadis kecil itu mengerutkan bibirnya dan menangis.     

"Lain kali kita bertemu lagi, oke?" ucap Gu Jinchen yang sudah mengenakan mantelnya dan memegang tangan kecil Gu Yiyi.     

Di depan Gu Yiyi, Gu Jinchen tidak pernah mengaku sebagai ayahnya. Hal ini sudah lama diketahui oleh Chen Shuna. Dia lalu berkata dengan suara lembut, "Yiyi sayang, kalau kamu menangis, ayahmu tidak akan menyukaimu. Kalau ayahmu tidak menyukaimu, dia tidak akan pernah lagi datang menemuimu. Jadi, jangan menangis, ya…"     

Namun, Gu Yiyi masih menangis, dia juga mengulurkan tangannya untuk meminta Gu Jinchen menggendongnya. Gu Jinchen pun merasa tidak berdaya karena Gu Yiyi yang menangis semakin menjadi-jadi. Dia lalu mengulurkan tangannya untuk menggendong gadis kecil itu dan dengan lembut membujuknya. Gadis kecil yang terus menangis itu pun perlahan-lahan tertidur.     

Chen Shuna hendak mengambil Gu Yiyi dari gendongan Gu Jinchen. Begitu dia menggendongnya, gadis kecil itu seperti mendengus dan sepertinya tidak bisa tidur dengan nyenyak.     

"Lebih baik aku yang membawanya kembali ke kamarnya," ujar Gu Jinchen.     

Chen Shuna pun menganggukkan kepalanya dengan ringan. Gu Jinchen membawa Gu Yiyi ke lantai dua, sementara Chen Shuna dengan cepat mengikutinya. Kemudian, dia membuka pintu kamar tidur, masuk ke dalam, dan membuka sudut selimut. Gu Jinchen pun membungkuk untuk menurunkan Gu Yiyi dan menyelimuti tubuh gadis kecil itu.     

Setelah itu, mereka keluar dari kamar tidur dan menuruni tangga. Chen Shuna mengantarkan Gu Jinchen ke beranda rumah.     

"Aku pergi dulu…" ucap Gu Jinchen yang sudah mengganti sepatunya.      

"Hati-hati saat berkendara ya…" Chen Shuna menjawab sambil tersenyum lembut.     

Gu Jinchen keluar dari beranda. Chen shuna mengikutinya, berdiri di tangga di luar beranda rumah, dan mengawasinya. Dia menunggu hingga mobil pria itu pergi sebelum kembali ke ruang tamu.     

Saat ini, Bibi Li membereskan mainan yang berserakan di lantai sambil memandang Chen Shuna dengan tatapan seperti ingin untuk berkata-kata. Chen Shuna pun bertanya padanya, "Ada apa?"     

Bibi Li sempat ragu-ragu selama beberapa saat, hingga akhirnya dia berkata, "Tuan Gu datang menemui Nona Yiyi hari ini. Apakah kalian…"     

Melihat Gu Jinchen dan Chen Shuna rukun hari ini, Bibi Li bertanya-tanya apakah mereka akan kembali rujuk lagi.     

"Tidak, itu tidak mungkin…" jawab Chen Shuna. Dia mengetahui bahwa hati Gu Jinchen hanya untuk adiknya, Chen Youran. Kecuali dengan adiknya, pria itu mungkin tidak akan pernah jatuh cinta lagi kepada orang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.