Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Cocok untuk Menjadi Putri Tuan



Cocok untuk Menjadi Putri Tuan

2Ketika sedang bekerja, Gu Jinchen mendapat telepon dari vila Jiangnan. Begitu dia menghubungkan telepon, terdengar suara Gu Yiyi yang lembut seperti susu. Gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan ayah dan berkata banyak.     

Namun, Gu Jinchen tidak mengerti sepatah kata pun. Akhirnya, dia memanggil pelayan yang kemungkinan besar ada di sana, "Bibi Li…"     

Bibi Li memang ada di dekat Gu Yiyi. Telepon tersebut pun diatur loud speaker, jadi dia bisa mendengar ketika Gu Jinchen memanggilnya. Kemudian, dia segera berkata, "Tuan Gu, aku di sini…"     

"Ada apa dengan Yiyi?" tanya Gu Jinchen.     

Gu Yiyi mengamuk karena mencari ayahnya, tapi Bibi Li tidak bisa membujuknya. Gadis kecil itu terus memanggil-manggil ayahnya, Gu Jinchen. Dia pun berkata dengan ragu-ragu, "Nona Yiyi terus menanyakanmu. Dia bahkan tidak mau makan. Aku tidak bisa membujuknya."     

Gu Jichen berpikir sejenak, kemudian berkata, "Aku akan datang menemuinya setelah pulang bekerja."     

***     

Setelah selesai bekerja, Gu Jinchen menepati kata-katanya dan pergi ke vila Jiangnan. Saat itu, Chen Shuna belum pulang. Begitu melihatnya memasuki ruang tamu, Gu Yiyi langsung berlari kencang ke arahnya dengan kaki pendeknya. Bocah itu memeluk erat kakinya.     

"Ayah…" seru Gu Yiyi.     

Melihat hal itu, Gu Jinchen membungkuk untuk memeluknya. Ada sebutir nasi di wajah tembam gadis kecil itu.      

Bibi Li memegang mangkuk Gu Yiyi yang berhiaskan bebek di tangannya dan menyapa dengan hormat, "Tuan…"     

Gu Jinchen kemudian menggendong Gu Yiyi dan membawanya ke sofa. Melihat Bibi Li sedang memberinya makan, dia meletakkan gadis kecil itu di sofa dan mengambil alih mangkuk dari tangan Bibi Li sambil berkata, "Biar aku saja yang melakukannya…"     

Saat Bibi Li menyuapinya, Gu Yiyi sangat nakal. Gadis kecil itu terus berlarian di ruang tamu, yang membuatnya harus terus kejar-kejaran dengannya. Namun ketika Gu Jinchen yang melakukannya, gadis kecil itu bersikap sangat pintar. Dia hanya memainkan dasi ayah angkatnya dengan tangan gemuknya itu     

"Nona Yiyi memang cocok menjadi putri Tuan," ujar Bibi Li sambil tersenyum.     

Gerakan Gu Jinchen seketika terhenti mendengar hal itu. Dia mengerucutkan bibirnya dan tidak berbicara. Setelah selesai memberi makan Gu Yiyi, dia menyerahkan mangkuk kosong kepada Bibi Li dan mengambil dua lembar tisu dari meja teh untuk menyeka wajah Gu Yiyi.     

"Apa Anda ingin makan malam sekarang atau menunggu Nyonya Muda kembali?" tanya Bibi Li.     

Gu Jinchen sedang menimang Gu Yiyi yang lebih berat dibandingkan saat dia meninggalkan vila Jiangnan. Dia kemudian menjawab, "Menunggu dia untuk makan bersama saja."     

Setelah itu, Bibi Li membawa setumpuk mainan dan menyerahkannya pada Gu Yiyi. Gu Jinchen pun bermain bersamanya, mungkin tidak untuk waktu yang lama. Gu Yiyi sangat dekat dengannya. Setelah bermain sebentar, gadis kecil itu masuk ke pelukannya. Sepasang mata berair itu menatapnya dengan menyedihkan dan memaksanya untuk memeluknya.     

Gu Jinchen tak berdaya melihat hal itu. Dia duduk di karpet antara meja kopi dan sofa, dengan punggung bersandar di sofa dan kakinya setengah ditekuk, setengah terulur. Dia memeluk Gu Yiyi yang ada di pangkuannya. Kedua tangan kecil bocah itu masih memegang telinga boneka kelinci.     

Setengah jam kemudian, terdengar suara mobil datang dari luar vila. Setelah beberapa saat, Chen Shuna memasuki ke ruang tamu dan seketika sedikit terkejut ketika melihat keberadaan Gu Jinchen.     

"Yiyi, ibu sudah kembali," ucap Gu Jinchen sambil mencubit wajah Gu Yiyi.     

Gu Yiyi sedang duduk di atas karpet, dengan semua jenis mainan di depannya, serta beberapa boneka anak beruang dan boneka kelinci putih kecil. Dia bersenang-senang, jadi tidak menanggapi ketika Chen Shuna pulang. Gu Jinchen dengan lembut mencubit pipinya, namun Gu Yiyi tidak mau dan menghindar dari tangannya.     

Chen Shuna tersenyum pada Gu Jinchen, melepas mantelnya, dan berjalan ke arah Gu Yiyi. Kemudian, dia berkata, "Yiyi, ketika ayah datang, apa kamu tidak menginginkan ibu?"     

"Ibu…" sapa Gu Yiyi setelah mengangkat kepala kecilnya itu. Setelah itu, dia kembali menundukkan kepalanya untuk bermain dengan boneka kelincinya.     

Bibi Li pergi ke dapur tadi, namun tak lama kemudian, dia keluar membawa makanan, lalu menatanya di atas meja. Gu Jinchen dan Chen Shuna pun pergi ke ruang makan. Sementara itu, Gu Yiyi ditemani bermain oleh seorang pelayan lainnya.     

Keduanya sudah duduk di meja makan, sementara Bibi Li masih sibuk menyajikan makanan untuk mereka. Ini adalah pertama kalinya mereka duduk makan bersama setelah perceraian. Sebelumnya, mereka juga bukan sepasang suami dan istri yang sesungguhnya, jadi tidak ada rasa canggung sama sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.