Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Panggilan Telepon dari Keluarga di Rumah



Panggilan Telepon dari Keluarga di Rumah

3Ji Jinchuan kembali ke dalam bilik setelah menerima sebuah panggilan telepon. Kemudian, dia mengambil jasnya yang ada di kursi dan hendak pergi.      

"Presiden Ji, acaranya belum berakhir. Kenapa Anda pergi secepat ini?" tanya seorang presiden dari perusahaan yang bekerja sama dengannya.     

"Iya, aku harus pergi," kata Ji Jinchuan sambil membentangkan jasnya dan memakainya. Dia mengambil gelasnya dan meneguk isi di dalamnya hingga habis. Dia berkata dengan tulus, "Kalian minum saja dengan santai. Maaf, aku tidak bisa menemani kalian."     

Presiden perusahaan mitra tersebut bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya terhuyung karena telah banyak minum anggur. Orang-orang yang ada di sampingnya pun membantunya agar tetap stabil. Dia lalu berkata, "Aku adalah pria yang sudah menikah, tapi aku tidak terburu-buru untuk pulang.      

Kenapa Presiden Ji merasa lebih cemas daripada aku? Ayolah, mari kita terus minum…"     

Namun, Ji Jinchuan mengangkat ponselnya dan menjelaskan, "Aku benar-benar tidak mengada-ada. Barusan adalah telepon dari keluarga di rumah."     

Dulu, setelah pukul 10 malam, orang-orang akan menerima panggilan telepon atau pesan singkat dari keluarga mereka yang mendesak mereka untuk segera pulang. Saat itu, Ji Jinchuan merasa iri, dia pun semakin kesepian. Sekarang, ada orang di rumahnya yang menunggunya pulang. Perasaan seperti ini seperti pohon anggur yang tumbuh lebat di kegelapan. Perasaan yang ditunggunya tumbuh dan menjalar ke seluruh hatinya, membuatnya merasa damai dan bahagia.     

Tadi suasana di dalam bilik sangat berisik, tetapi tiba-tiba berubah menjadi sunyi. Semua orang melongo menatapnya. Ji Jinchuan sendiri diam-diam mengangkat bibirnya, memasukkan kembali ponsel ke sakunya, dan meninggalkan bilik itu.     

Setelah keluar dari tempat acara jamuan makan malam, Ji Jinchuan segera berkendara. Dia tiba di Teluk Nanhai pada pukul 10 malam. Saat memasuki ruang tamu, dia melihat Xie Suling masih berada di sana, sementara Chen Youran sedang menonton televisi dengannya. Acara yang sedang tayang adalah drama klasik dari generasi orang tua. Orang-orang di zaman Xie Suling pasti menyukainya. Sementara itu, Chen Youran tampak sudah mengantuk, namun masih mencoba untuk tetap bertahan.     

Ji Jinchuan memberikan mantelnya kepada Bibi Wu menyapa ibunya dari ambang pintu ke arah ruang tamu. Xie Suling pun mengangguk dan memerintahkan Bibi Wu untuk memasak semangkuk sup penghilang mabuk.     

Kemudian, Ji Jinchuan duduk di samping Chen Youran dan berkata, "Tidak perlu, aku tidak minum terlalu banyak…"     

Aroma anggur di tubuh Ji Jinchuan memang tidak terlalu kuat, tetapi aroma asap rokok sangat menyengat. Chen Youran lalu bangkit dan menuangkan segelas air untuknya. Ji Jinchuan mengambil gelas itu dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegang tangan istrinya.      

"Terlihat tidak ada yang bisa di makan di atas meja makan. Apa kamu sudah makan malam?" tanya Ji Jinchuan.     

"Bagaimana kalau aku membuatkanmu mie goreng dengan saus?" tanya Chen Youran. Ji Jinchuan memiliki jamuan makan malam di malam hari, jadi Bibi Wu tidak menyiapkan porsi makanan untuk suaminya itu.     

"Boleh," jawab Ji Jinchuan sambil dengan lembut mengusap jari Chen Youran.     

Tatapan Chen Youran lalu beralih pada Xie Suling, dia pun bertanya, "Bu, apa ibu ingin makan juga?"     

"Tidak, aku akan segera pulang setelah urusanku selesai." Tidak ada ekspresi di wajah Xie Suling.     

Setelah mendapat jawaban dari Xie Suling, Chen Youran segera pergi ke dapur, diikuti dengan Bibi Wu dan pelayan yang lain. Saat ini, hanya ada Ji Jinchuan dan Xie Suling yang tersisa di ruang tamu.     

"Aku datang ke sini hari ini untuk membicarakan tentang perusahaan Keluarga Xue," tutur Xie Suling.     

Dalam perjalanan pulang, Ji Jinchuan sudah menebak bahwa kedatangan ibunya adalah untuk membicarakan hal tersebut. Dia mengambil remote control untuk mengganti saluran televisi. Wajahnya tampak dingin dan tanpa ekspresi.     

Setelah menunggu lama, namun Ji Jinchuan tak kunjung berbicara, Xie Suling pun mau tidak mau berbicara lagi, "Aku tahu kamu tidak menyukai Xue Ling. Dan aku tidak ingin memaksamu. Untuk kali ini, kamu bisa menolong Grup Xue demi Bibi Jian. Bagaimana kalau begitu?"     

"New York atau Inggris?" tanya Ji Jinchuan tiba-tiba.     

Bagian depan perkataan Ji Jinchuan terlalu cepat. Xie Suling tertegun dan tidak mengerti maksud perkataannya. Jadi, dia bertanya, "Apa?"     

Ji Jinchuan meletakkan remote control dan bersandar dengan malas di sofa. Dia pun kembali berkata, "Kalau menurut ibu bermain mahjong sepanjang hari terlalu membosankan, pilih salah satu dari dua tempat itu. Aku akan meminta Xiao Cheng untuk mengurus perjalananmu ke luar negeri untuk berlibur."     

Xie Suling yang merasa tidak senang dengan sikap Ji Jinchuan pun mengerutkan kening. Lalu, dia berkata dengan setengah berteriak, "Aku ini ibumu…"     

"Ibu tidak perlu memperjelas itu." Bibir tipis Ji Jinchuan bergerak perlahan. Ekspresinya berganti hangat dan dingin dalam sekejap. "Yang perlu ibu lakukan adalah mencari tahu siapa sebenarnya Xue Ling, anak angkatmu itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.