Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tidak Perlu, Aku akan Menunggunya Pulang Saja



Tidak Perlu, Aku akan Menunggunya Pulang Saja

2Seorang tamu tak diundang datang ke Teluk Nanhai. Tamu tak diundang itu adalah Xie Suling. Chen Youran kini tengah membawa gelas berisi minuman, lalu dia menaruhnya di meja teh sambil berkata, "Bu, minum dulu…"     

Hari ini, Xie Suling mengenakan mantel bulu. Bagian kerahnya dihiasi dengan bulu cerpelai yang lebat. Dia tampak anggun dan bermartabat. Dia duduk di sofa dan bertanya, "Di mana Ji Jinchuan?"     

Ji Jinchuan menghubungi Chen Youran pada siang hari untuk mengabarkan bahwa ada jamuan makan di malam hari yang harus dihadiri, jadi dirinya akan pulang sedikit terlambat. Chen Youran pun menjawab, "Dia belum pulang."     

Xie Suling menatap gelas yang berisi susu kedelai yang ada di meja, lalu meminumnya. Dia beralih menatap Chen Youran lagi dan berkata, "Sepertinya itu disengaja…"     

Barusan, saat Chen Youran menyiapkan air minum, dia bertanya pada Bibi Wu apa minuman kesukaan Xie Suling. Bibi Wu berkata bahwa mertuanya itu suka minum susu kedelai. Untungnya, dia tidak membuat teh atau kopi atas inisiatifnya sendiri. Meskipun saat ini berada di rumahnya sendiri, namun Xie Suling tidak menyuruhnya duduk. Jadi, Chen Youran harus berdiri di sampingnya sepanjang waktu.     

Setelah itu, Bibi Wu berjalan menuju ruang tamu sambil mengeluarkan senampan buah dan meletakkannya di atas meja teh. Dia pun bertanya, "Nyonya, apa Anda mencari Tuan Muda? Saya akan menghubunginya."     

"Tidak perlu, aku akan menunggunya pulang saja," tutur Xie Suling. Sekarang waktu baru menunjukkan pukul 7 malam. Dirinya sering menghadiri jamuan makan malam bersama Ji Jinchuan, jadi dia sudah paham mengenai lamanya acara tersebut.     

"Baik," jawab Bibi Wu yang kemudian melangkah mundur dan pergi.     

Xie Suling lalu menatap sosok Chen Youran. Meskipun terus berdiri sepanjang waktu, tetapi rupanya wanita itu tidak mengeluh sedikit pun dan sangat menjunjung tinggi kesopanan. Dia pun merasa sangat puas dengan sikapnya yang bermartabat. Lalu, dia berkata dengan lembut, "Duduklah…"     

Mendengar perintah itu, Chen Youran akhirnya duduk di sofa. Mereka tidak berbicara satu sama lain selama beberapa saat, sehingga suasananya terasa sedikit canggung. Bibi Wu yang berada di dapur juga menuangkan segelas susu kedelai untuk Chen Youran dan membawanya ke ruang tamu. Melihat dua orang yang tidak berbicara, dia merasa khawatir, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.     

Mereka hanya duduk diam selama beberapa saat. Chen Youran merasa bahwa seluruh tubuhnya akan mati rasa jika dia duduk seperti ini terus. Jadi, dia mencoba menemukan beberapa topik yang ringan untuk mengobrol dengan Xie Suling. Xie Suling sendiri tidak cuek, namun juga tidak begitu ramah. Sikapnya tidak begitu hangat maupun dekat.     

Mereka tidak akrab satu sama lain pada awalnya dan tidak ada yang bisa dibicarakan pada akhirnya. Setelah itu, Chen Youran menyalakan televisi, keduanya akhirnya menonton bersama.     

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ekspresi wajah Xie Suling sudah terlihat tidak sabar. Melihat hal itu, Chen Youran memasuki kamar mandi dengan membawa ponselnya dan bersembunyi di sana untuk menghubungi Ji Jinchuan.     

Acara jamuan makan malam Ji Jinchuan belum berakhir. Semua orang masih berada di Sands Bay Club. Orang-orang yang ada di dalam bilik pun sudah mabuk cukup berat.     

Ponsel Ji Jinchuan tiba-tiba berdering. Dia melihat, lalu membawa ponselnya yang berdering keluar bilik, dan menerima telepon di luar.     

"Youyou…" sapa Ji Jinchuan. Dia sudah minum beberapa gelas anggur dan sudah cukup mabuk saat ini. Suaranya pun sedikit serak dan terdengar seksi. Dia memanggil nama istrinya dengan lembut, dengan pesona menawan yang masih melekat. Seolah ingin merebut hatinya dan tidak ingin membiarkan wanita itu pergi lagi.     

"Apa acaranya belum berakhir? Ibu ada di Teluk Nanhai saat ini," ujar Chen Youran sambil bersandar di wastafel.     

Ji Jinchuan sedikit mengerutkan keningnya dan berkata, "Kalau kamu tidak ingin berurusan dengannya, kembalilah ke kamarmu dulu. Aku akan pulang sekarang juga."     

Chen Youran diam-diam mengeluh sambil memegang ponselnya. Ibunya sedang ada di luar, bagaimana bisa dia menyuruhku kembali ke kamar begitu saja. Dia benar-benar sangat dingin kepada ibunya. Xue Ling sebagai anak angkat jauh lebih baik dibandingkan dia, gerutunya.     

Setelah itu, Chen Youran memasukkan kembali ponselnya ke dalam sakunya, dia pun kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa. Pada saat dia hendak meletakkan gelas di mulutnya, tiba-tiba terdengar Xie Suling bertanya, "Apa kamu sudah meneleponnya? Kapan dia akan pulang?"     

Bibir Chen Youran sudah dekat dengan tepi gelas kaca, namun ketika dia mendengar perkataan Xie Suling, dia menggerakkan gelas itu sedikit menjauh dari mulutnya dan terus memegangnya di tangannya. Dia lalu menjawab, "Dia akan segera pulang…"     

Xie Suling pun tidak berbicara lagi. Matanya terus tertuju pada televisi sepanjang waktu. Setelah beberapa saat kemudian, dia bersuara lagi, "Sudah empat bulan ya?"     

Chen Youran tertegun selama beberapa saat mendengar pertanyaan itu. Kemudian, dia mengerti maksud dari pertanyaan mertuanya dan menjawab, "Iya, benar…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.