Tidak Terlalu Bodoh untuk Memahami Ini
Tidak Terlalu Bodoh untuk Memahami Ini
Saat itu, Chen Youran menemukan istilah yang tidak dimengerti olehnya. Dia menatap pria yang duduk di belakang meja. Jari-jari ramping pria itu bergerak dengan terampil di atas keyboard. Dia memegang pipinya dengan satu tangan dan berkata dalam hati, bagaimana dia bisa selalu sibuk sepanjang hari?
Meskipun tatapan Ji Jinchuan fokus terhadap komputer, tetapi sudut matanya masih bisa melirik bahwa Chen Youran sedang memperhatikannya. Dia mengerutkan kedua alisnya, dia mengetahui bahwa wanita itu sedang dalam kesulitan. Dia pun berkata, "Bawa ke sini…"
Karena melihat Ji Jinchuan fokus menatap komputer, jadi Chen Youran tidak merasa bahwa pria itu berbicara kepadanya. Dia pun berniat untuk menyelesaikan kesulitannya sendiri. Akan tetapi, jika dipikir-pikir hanya ada mereka berdua di dalam ruang kerja, jadi pria itu pasti berbicara dengannya. Dia pun dengan senang hati membawa proposal rencana di tangannya dan melangkah maju ke depan. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan menunjuk ke rangkaian kata berbahasa Inggris yang tertulis di dalam kertas.
Ji Jinchuan meliriknya, lalu mengambil pena untuk menuliskan arti kata yang tidak Chen Youran ketahui. Dia bahkan menerjemahkan seluruh paragraf untuknya dan mengoreksi beberapa kesalahan di depannya langsung. Dia adalah seorang profesional, jadi kesalahan terjemahan Chen Youran telah direvisi menjadi lebih sempurna dan akurat.
"Untung saja barusan aku tidak melanjutkan terlalu jauh," ucap Chen Youran sambil tersenyum.
"Ternyata kamu tidak terlalu bodoh untuk memahami ini," balas Ji Jinchuan
Chen Youran mendengus kesal, lalu kembali ke tempatnya sebelumnya. Dia pun melanjutkan kesibukannya.
Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu di luar ruang kerja. Setelah Ji Jinchuan menjawab dan menyuruhnya masuk, Bibi Wu mendorong pintu dan membawa dua gelas air. Satu diserahkan kepada Ji Jinchuan, dan yang satu lagi diberikan kepada Chen Youran. Melihat mereka sibuk, Bibi Wu tidak berani mengganggu mereka, jadi dia perlahan melangkah keluar.
Akhirnya, Ji Jinchuan selesai memproses e-mail yang masuk. Dia kemudian mengambil gelas yang berisi air, lalu meminumnya. Pandangannya beralih pada melihat wanita yang berada di dekat jendela. Wanita itu menghadap ke arahnya. Karena rambutnya ada di belakang telinganya, jadi wajahnya tampak putih bersih. Cahaya lembut memantulkan sinar kuning hangat di pipinya, yang membuatnya tampak lebih lembut dan tenang. Di luar jendela adalah pemandangan malam yang gelap. Sosok wanita itu yang terpantul di jendela kaca, seperti wayang kulit pada umumnya, yang menafsirkan vitalitas kehidupan.
Ji Jinchuan sudah tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan dan ingin membantu Chen Youran. Namun, dia mengurungkan niatnya itu karena mungkin akan disalahpahami sebagai meragukan kemampuannya. Jadi, dia dengan santai membuka halaman web dan berselancar di internet untuk mencari beberapa hal. Tiba-tiba, ponselnya berdering, itu merupakan telepon dari kediaman utama Keluarga Ji. Dia membawa ponselnya, lalu keluar dari ruang kerja. Dia berdiri di luar koridor, kemudian menjawab telepon.
Panggilan telepon itu berasal dari Xie Suling. Saat ini, perusahaan Keluarga Xue berada di jalan buntu karena peristiwa besar, Xue Jie yang putus asa menghasut Jian Rui untuk meminta bantuan Keluarga Ji. Di bawah keputusasaan, Jian Rui meminta bantuan pada Xie Suling tanpa malu-malu. Jadi, panggilan yang dilakukan Xie suling adalah untuk Keluarga Xue.
"Jinchuan, Bibi Jian menemuiku hari ini. Perusahaan Keluarga Xue sepertinya dalam masalah. Dia meminta bantuanmu," tutur Xie Suling.
Ji Jinchuan meletakkan tangan kirinya pada sandaran di lantai dua sambil melihat ke ruang tamu di lantai bawah. Lampu di ruang tamu masih menyala karena Bibi Wu dan Bibi Sun sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
"Kalau Ibu memiliki waktu luang, ibu bisa mengajak bibi atau Nyonya Chen untuk bermain mahjong. Dan jangan pedulikan hal yang lainnya," ucap Ji Jinchuan. Dia merasa tidak ada lagi yang harus dikatakannya, jadi dia dengan cepat menutup telepon. Dia berdiri di koridor sejenak, lalu memasukkan kembali ponsel ke saku celananya dan kembali ke ruang kerja.
Chen Youran akhirnya menyelesaikan pekerjaannya pada hampir pukul sepuluh malam. Lehernya menjadi sedikit sakit karenanya. Dia pun menggerakkan lehernya sejenak, lalu sekilas melihat Ji Jinchuan yang duduk di belakang meja kerja. Pandangan mata pria itu jatuh keluar jendela dan tidak ada cahaya di matanya yang gelap. Dia meletakkan penanya, lalu berjalan dan berhenti tepat di depannya. Namun, pria itu tidak menyadari keberadaannya. Pria itu masih menatap pemandangan malam di luar jendela.
"Ada apa denganmu?" tanya Chen Youran sambil menyentuh lengan Ji Jinchuan yang ada di atas meja.