Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Diizinkan untuk Membawanya Pulang



Kamu Diizinkan untuk Membawanya Pulang

2Proposal rencana itu terdiri dari tiga halaman. Chen Youran hampir menyelesaikan menerjemahkan halaman pertama. Tulisan tangannya sama seperti orangnya, indah dan bersih. Tangan yang memegang pena itu tampak ramping dan putih. Kulit di punggung tangannya seputih es dan salju, sampai-sampai pembuluh darahnya terlihat sangat jelas.     

Chen Youran menundukkan kepalanya. Beberapa helai rambut hitam dari kedua sisi menjuntai di depan dadanya. Hal itu sangat mengganggunya saat sedang menulis, jadi dia menyisihkan rambut di bagian kanan ke belakang telinga. Daun telinganya yang putih dan sebagian kecil lehernya seketika terlihat.     

Ji Jinchuan meletakkan gelas di atas meja kaca bundar di sampingnya dan berkata, "Minumlah dulu…"     

Chen Youran yang sangat serius melihat proposal rencana di tangannya dikejutkan oleh suara yang tiba-tiba terdengar. Dia pun berbalik untuk melihat pria yang berdiri di belakangnya dan berkata, "Bagaimana bisa kamu berjalan tanpa suara?"     

Ji Jinchuan tidak terima dengan keluhan Chen Youran. Lalu, dia berkata, "Kamu saja yang terlalu fokus…"     

Setelah itu, Chen Youran mengambil alih cangkir dan meneguk air di dalamnya. Dia lalu memberikan hasil terjemahannya kepada Ji Jinchuan dan bertanya, "Bagaimana menurutmu?"     

Ji Jinchuan mengambil alih dan melihat hasil kerja istrinya dengan cermat. Dia ingat suatu kali ketika dia mengadakan konferensi video, Chen Youran mengambil tugas untuk menulis notulen rapat dan tidak memahami beberapa istilah teknis. Hari ini, wanita itu menerjemahkan semuanya dengan benar.     

"Ada kemajuan," puji Ji Jinchuan.     

"Itu semua berkat Xiao Cheng," ucap Chen Youran sambil mengangkat ponselnya dan menunjukkan kepadanya sambil tersenyum.     

Mendengar hal itu, Ji Jinchuan terkekeh dan berkata, "Istirahatlah sebentar…"     

Chen Youran mengangkat lengannya dan mengarahkan ke belakang lehernya, lalu memijatnya dengan ringan. Dia bertanya, "Apa kesibukanmu sudah selesai?"     

"Masih ada beberapa dokumen yang tersisa," jawab Ji Jinchuan.     

Chen Youran menekan tombol di bagian samping ponselnya, seketika layarnya menyala. Dia lalu menunjukkan jam saat ini sambil berkata, "Seharusnya, waktu aku memulai menerjemahkan sama dengan saat kamu mulai memproses dokumen. Tapi, aku menyelesaikan pekerjaanku lebih lama."     

"Tidak masalah… Lagi pula, itu adalah tugas Xiao Cheng," ujar Ji Jinchuan. Kemudian, dia berjalan kembali ke dispenser, mengambil cangkir baru, mengisinya dengan air, dan meneguknya untuk membasahi tenggorokannya. Dia berjalan kembali ke mejanya dan menyalakan komputer untuk memproses beberapa e-mail.     

Waktu demi waktu pun berlalu. Ketika Ji Jinchuan menyelesaikan pekerjaan, saat itu juga tiba waktunya untuk pulang kerja. Dia mengangkat tangannya untuk melihat waktu pada arlojinya, mematikan komputernya, dan berjalan menuju Chen Youran.      

"Sudah waktunya pulang kerja," tutur Ji Jinchuan.     

"Tapi aku belum selesai. Bolehkah aku pulang nanti saja?" balas Chen Youran sembari menatap suaminya.     

Kemudian, Ji Jinchuan pergi ke ruang ganti dan mengeluarkan mantel mereka dari dalam sana. Dia menutup dokumen yang dipegang Chen Youran, mengambil pena di tangannya, dan meletakkan kembali proposal rencana itu ke dalam map.     

"Kamu tidak akan dibayar walaupun akan bekerja lembur hingga jam 12 malam. Ayo pulang…" ajak Ji Jinchuan.     

Chen Youran meraih lengan kemeja Ji Jinchuan dan berkata, "Lagi pula, tidak ada yang bisa dilakukan ketika pulang ke rumah. Kita kembali nanti saja, ya."     

Ji Jinchuan mengetahui bahwa Chen Youran sangat peduli terhadap pekerjaan yang belum selesai. Namun, dia berkata, "Entah kamu menyelesaikannya atau tidak, gaji Xiao Cheng tidak akan berkurang. Dan kamu tidak akan dibayar untuk ini."     

Chen Youran melepaskan pegangannya di lengan baju Ji Jinchuan, namun dia lalu menggerakkan jari telunjuknya ke punggung tangan pria di hadapannya. Dia beralih melewati sela-sela jari-jarinya, mengaitkan jari kelingkingnya dan sedikit menggoyangkannya. Lalu, dia berbicara dengan tingkah yang sangat menggemaskan, "Tapi sangat membosankan untuk tinggal di rumah setiap hari. Sangat sulit menemukan hal yang bisa untuk dilakukan."     

"Kamu diizinkan untuk membawanya pulang." Ji Jinchuan menggosok alisnya dan akhirnya memberikan kompromi.     

Begitu perkataan itu jatuh, mata Chen Youran seketika berbinar. Dia berjingkat sambil memunculkan senyum di wajahnya. Dia pun mengambil dokumen itu dan melipatnya. Kemudian, dia membuka tasnya dan memasukkannya ke dalamnya.     

Ji Jinchuan terkekeh tak berdaya dan menyerahkan mantelnya padanya. Chen Yoran mengambil alih dan memakainya, lalu menutupi wajahnya dengan syal. Setelah Ji Jinchuan mengenakan jas, dia memegang tas di satu tangannya, sementara tangannya yang lain memegang tangan Ji Jinchuan.     

Penglihatan Ji Jinchuan bergerak turun selama beberapa menit, lalu jatuh ke tangan putih dan lembut di antara lengannya yang tertekuk. Dia mengangkat alisnya dan berkata, "Memelukku dan menutupi wajahmu. Apa kamu tidak merasa kamu tidak perlu melakukan hal itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.