Calon Istri Presiden
Calon Istri Presiden
Ji Jinchuan sama sekali tidak mendongakkan kepalanya, lalu menjawab, "Tidak ada."
Chen Youran pun mengingatkannya dengan berkata, "Tapi, saat di kedai kopi kamu bilang kalau butuh bantuanku."
Mendengar hal itu, Ji Jinchuan mengalihkan pandangan dari dokumen dan mendongakkan kepalanya. Dia menatap Chen Youran dengan bimbang dan mengeluarkan salah satu dokumen di sampingnya. Dia pun berkata, "Terjemahkan proposal rencana ini…"
Chen Youran mengambil dokumen itu dan membukanya. Kemudian, dia melihatnya dengan saksama. Semua proposal rencana yang ada di tangannya dibuat dalam bahasa Inggris. Meskipun dia tidak mengerti beberapa istilah teknis yang ada di sana, tetapi sebagian besar dari dokumen itu masih bisa dimengerti. Dia pun mengeluarkan pena dari tempatnya, duduk kembali di sofa dan mulai menulis terjemahannya.
***
Sekretaris wanita yang tadi masuk akhirnya keluar dari kantor presiden dan berdiri di depan pintu sambil menghela napas lega. Tidak ada Feng Yi di sana, jadi dia hanya meletakkan dokumen itu di mejanya dan kembali ke posisinya. Begitu dia duduk, beberapa rekan berkumpul mengelilinginya.
"Bagaimana? Apa kamu lihat wanita seperti apa dia?" tanya salah satu dari mereka.
Sekretaris itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak melihatnya."
"Bagaimana bisa kamu tidak melihat seperti apa dia? Apa yang dia lakukan di sana?" tanya seorang yang lainnya. Mungkin karena sedang bergosip, dia memiliki ketertarikan yang begitu kuat dan suaranya pun penuh semangat juga tidak sabaran.
Sekretaris wanita yang baru saja keluar dari kantor presiden itu mengingat kejadian barusan. Wanita itu menolak untuk keluar dari pelukan Presiden Ji. Dan penampilan Presiden Ji juga sangat berantakan. Dan bibirnya… juga tampak sedikit merah, batinnya.
Dia lalu memikirkan dengan keras tentang kejadian barusan. Dan sekarang dia tahu apa yang sudah mereka lakukan. Dia pun menjawab, "Wanita itu berada dalam pelukan Presiden Ji…"
"Apaaa?!!" Semua orang tercengang dan sangat terkejut.
"Presiden Ji tidak melepaskannya?" tanya karyawan wanita lainnya.
"Presiden Ji juga terus memeluknya," jawab sekretaris wanita yang melihat secara langsung kejadian di kantor presiden. Dia mengingat suara lembut Ji Jinchuan ketika berbicara dengan wanita di dalam sana. Bosnya itu bahkan sangat sabar dan terus merangkul sang wanita.
Semua orang semakin terkejut. Seorang karyawan wanita muda yang sedikit gemuk bertanya, "Jadi, mereka berdua berkencan?"
"Bisa saja dia adalah calon istri Presiden Ji." Karyawan wanita yang menjadi sumber gosip memiliki keyakinan atas itu.
Berita tersebut meledak di Departemen Sekretariat. Semua orang diam-diam berpikir bahwa ketika wanita yang ada di dalam kantor presiden itu keluar nanti, mereka harus melihat seperti apa dia. Mereka juga penasaran memangnya wanita seperti apa yang bisa membuat Presiden Ji tertarik dengannya.
***
Ketika Chen Youran menemukan istilah yang rumit, dia tidak tahu apa artinya. Dia pun menatap pria yang duduk di belakang meja itu. Ketika sedang bekerja, pria itu tampak sangat serius, seolah-olah telah melupakan semua yang ada di sekitarnya. Pria itu masih terus menandatangani dokumen dengan jari-jarinya yang ramping dan panjang. Hanya terdengar suara kecil dari ujung pena yang bergesekan di atas kertas.
Melihat hal ini, Chen Youran tidak ingin mengganggunya. Dia menggigit pena dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Kemudian, dia memikirkan sesuatu. Dia mengeluarkan ponselnya dari tasnya, mengubah profilnya menjadi diam, kemudian membuka menu buku telepon. Dia mengirim istilah yang tidak dimengertinya kepada Xiao Cheng melalui SMS dan meminta bantuannya.
Ji Jinchuan akhirnya selesai memproses beberapa dokumen. Setelah mendongak, matanya melihat sekilas wanita yang ada di sofa. Dia baru ingat bahwa wanita itu masih di kantor. Barusan, dia sedikit melupakannya. Chen Youran tampak sedang berbaring di sandaran tangan sofa dengan pena di tangan kanannya. Pena itu digigit di mulutnya, sementara tangan kirinya memegang ponsel. Sepertinya, wanita itu mengalami beberapa kesulitan. Wanita itu tampak mengelus alisnya dan menatap dokumen itu. Setelah beberapa saat, tiba-tiba wajahnya terlihat cerah dan menulis sesuatu di kertas.
Ji Jinchuan bangkit dengan membawa cangkir di tangannya dan pergi ke dispenser. Kemudian, dia menuangkan air dari cangkir itu ke penampungan air sisa. Lalu, mengambil secangkir air hangat lagi, dan berjalan dengan langkah pelan di belakang Chen Youran.