Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ini yang Disebut Urusan Serius



Ini yang Disebut Urusan Serius

2Ji Jinchuan melepas jasnya yang dikenakannya. Chen Youran pun langsung mengambil dan menggantungkannya di ruang ganti. Begitu istrinya menghampirinya kembali ke meja kerjanya, dia tiba-tiba membungkuk dan langsung mencium bibirnya.      

"Aku belum pernah mencobanya, tapi aku bisa mencobanya hari ini," tutur Ji Jinchuan.     

"Selesaikan urusanmu dengan benar," kata Chen Youran sambil membelalakkan matanya.     

Ji Jinchuan melingkarkan tangannya di pinggang Chen Youran. Kemudian, mengangkat tubuhnya dan meletakkannya di atas meja. Ujung jarinya mengangkat rahang wanita itu, lalu dia menciumnya.     

Ciuman Ji Jinchuan terasa sangat lembut. Chen Youran menatap pria yang ada di atasnya dengan tatapan linglung. Bulu mata pria itu tebal dan hitam, sementara garis wajah tampak tegas. Ekspresinya yang sedang berkonsentrasi tampak lembut dan menawan.      

Merasakan istrinya yang tidak fokus, Ji Jinchuan mencubit pinggangnya dan menggerakkan bibirnya sedikit menjauh. Karena baru saja berciuman, bibir mereka menjadi kemerahan dan berkilau.     

"Kalau kamu tidak fokus saat melakukan urusan yang serius, kamu akan dihukum," ucap Ji Jinchuan. Dia kembali mencium bibir Chen Youran dengan lembut. Suara embusan napasnya yang rendah seolah keluar dari dalam dadanya. Embusan napas itu seolah memiliki pesona magnet yang tidak ada habisnya, yang membuat orang rela menyerahkan diri untuknya.     

Chen Youran tampak malu. Tadi, ketika mereka baru saja keluar dari kafe, Ji Jinchuan mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki sesuatu yang membutuhkan bantuannya, itu sebabnya dia menyuruhnya untuk menyelesaikan urusannya. Saat berada di kantor, bukannya yang dimaksud dengan urusan adalah masalah pekerjaan? Batinnya.     

Akhirnya, Chen Youran pun mendorong tubuh pria di atasnya dan berkata, "Nanti ada orang yang datang."     

Tidak ada orang yang akan datang ke kantorku," balas Ji Jinchuan. Dia meletakkan tangannya di pinggang Chen Youran, mencium lebih dalam dan lebih keras, sehingga membuatnya semakin bergairah dan tidak tahan.     

Chen Youran secara bertahap mengimbangi ciuman suaminya. Tangannya kemudian melingkari pinggang pria di atasnya. Dalam ciuman yang terus bergulir itu, tubuhnya semakin merosot. Salah satu tangan Ji Jinchuan diarahkan ke belakang tubuh Chen Youran untuk menyangga punggungnya, mencegah tubuhnya agar tidak jatuh menimpanya.     

Mungkin cuaca hari ini sedang bagus. Mungkin juga karena suasana hati dua orang sangat baik. Atau mungkin karena rasa manis seperti itu sudah lama tidak dirasakan. Ciuman yang menyentuh dan lembut itu seperti menuangkan madu. Ciuman itu seolah menyerang hati mereka melalui air liur keduanya. Mereka seolah mabuk sepanjang waktu dan tidak pernah sadar lagi.     

Di luar jendela kaca transparan, tampak sinar matahari ringan dan langit cerah yang mendukung latar belakang yang hangat bagi mereka. Waktu seketika seolah terhenti pada saat ini dan akan berlangsung lama.     

***     

Setelah Chen Youran berjalan mengikuti Ji Jinchuan ke kantor presiden, Departemen Sekretariat membicarakan gosip mengenai hal tersebut. Saat Feng Yi pergi ke ruang arsip untuk menaruh dokumen, beberapa orang memanfaatkan waktu tersebut untuk berkumpul dan bergosip.     

"Presiden Ji tidak pernah membawa seorang wanita masuk ke dalam kantornya. Apa yang sedang terjadi?" ucap salah satu sekretaris wanita.     

"Aku tidak melihat wajahnya dengan jelas, tetapi penampilan sosok wanita itu sangat baik. Sepertinya dia adalah wanita yang sangat cantik."     

Rekan di sebelahnya menjitak ringan kepalanya dengan jarinya, lalu berkata, "Omong kosong apa kamu bicarakan ini? Dengan melihat penampilan Presiden Ji, mana mungkin kamu tidak bisa memahaminya. Dengan identitas Presiden Ji, tentu saja hanya wanita yang sangat cantik yang bisa menaklukkan hatinya."     

"Kenapa aku merasa wanita itu terlihat familiar?" ucap seorang rekan wanita yang lainnya yang menggunakan kontak lensa.     

"Ya, aku juga sedikit merasa seperti itu," timpal yang lain.     

Feng Yi pergi ke ruang arsip selama beberapa waktu. Saat keluar, dia melihat rekan kerjanya mengobrol bersama. Dia pun berjalan di belakang mereka dengan diam, sehingga mereka tidak menyadarinya. Namun, beberapa rekan lain sudah duduk dan sibuk dengan apa yang harus mereka kerjakan.     

Beberapa orang masih berdiskusi mengenai apakah wanita yang masuk ke ruang kantor Presiden Ji itu pernah mereka lihat sebelumnya atau tidak. Lalu, saat mendengar suara batuk yang berat di belakangnya, mereka sangat ketakutan sehingga segera berbalik dan melihat Feng Yi berdiri di belakang mereka.     

"Apa semua kesibukan dan pekerjaan kalian sudah selesai?" Feng Yi berkata dengan wajah serius.     

Seorang sekretaris wanita yang menggunakan kontak lensa bertanya dengan berani, "Sekretaris Feng, siapa wanita yang baru saja masuk ke ruang kantor Presiden Ji?"     

Feng Yi mendorong kacamatanya dan bertanya, "Kamu sangat penasaran?"     

Wanita itu buru-buru menjauhkan kepalanya. Merasa tidak nyaman dengan tatapan Feng Yi, dia mengangguk dan dengan ragu berkata, "Ya, aku sedikit penasaran."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.