Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Harapan Mengarah pada Kekecewaan



Harapan Mengarah pada Kekecewaan

1Ji Jinchuan juga tidak ingin bertele-tele, dia menuturkan maksudnya secara langsung, "Wali Kota Du tetap pergi saja ke jamuan makan itu sesuai jadwal. Namun, ketika Presiden Xue membicarakan tentang proyek taman hiburan Resor Chengnan, Anda harus mengatasinya dengan mengatakan kalau Anda akan mempertimbangkannya. Hanya pertimbangan saja."     

Ji Jinchuan memberikan penekanan pada akhir kalimat perkataannya sambil memandang Wali Kota Du dengan tatapan serius. Wali Kota Du orang pintar yang bisa mengambil posisi wali kota. Dia baru mengerti apa yang dimaksud oleh Ji Jinchuan setelah berpikir sejenak. Saat ini, dia bisa merasa bahwa Ji Jinchuan adalah orang yang terlalu dalam dan rumit. Dia diam-diam mengucapkan selamat kepada dirinya sendiri karena dia bukanlah seorang pebisnis. Jadi, dia tidak akan terlalu banyak berhubungan dengan Ji Jinchuan.     

Di akhir percakapan dengan Wali Kota Du, mereka minum menyesap secangkir teh lagi. Wali Kota Du pergi lebih dulu, sedangkan Ji Jinchuan duduk sebentar, lalu bangkit dan meninggalkan bilik khusus tersebut.     

Xiao Cheng telah berjaga di luar. Begitu bosnya itu keluar, dia menyerahkan jas miliknya. Ji Jinchuan mengambilnya dan membentangkannya di antara kedua lengannya. Dia mengangkat tangannya untuk merapikankan kerutan di jasnya.     

Xiao Cheng yang sedari tadi bingung bertanya, "Presiden Ji, Anda… mengapa Anda meminta Wali Kota Du mengatasi Presiden Xue dengan menjawab akan mempertimbangkannya?"     

"Sebuah harapan seringkali mengarah pada kekecewaan. Dan bahkan bisa membuat putus asa," ucap Ji Jinchuan.     

Awalnya, Xiao Cheng masih bingung. Pasalnya, jika dilihat dari sikap Ji Jinchuan yang konsisten dan tegas seperti sebelum-sebelumnya, harusnya dia bahkan tidak akan membiarkan Keluarga Xue menghilang dari Kota A dalam semalam. Xiao Cheng berpikir Ji Jinchuan bersikap seperti itu untuk menghargai Jian Rui. Jadi, bosnya itu tidak tega untuk bersikap keterlaluan dalam memberikan pelajaran. Akan tetapi, dia tidak menyangka bahwa pria itu ternyata sudah memiliki rencana.     

Ji Jinchuan berjalan menuju tangga, Xiao Cheng lalu segera mengikutinya. Sambil berjalan, dia berkata, "Keputusasaan tak berdaya seperti itu, aku akan membuat Xue Ling merasakannya sekali lagi."     

***     

Saat waktu makan malam tiba, Wali Kota Du datang seperti yang dijanjikan. Xue Jie akhirnya mengangkat topik pembicaraan mengenai proyek tempat hiburan. Wali Kota Du mengatakan bahwa itu berada di bawah pengawasan Dinas Regulasi, jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, Xue Jie meminta bantuannya dengan sikap rendah hati, jadi Wali Kota Du yang merasa malu berkata dia akan mempertimbangkannya.     

Meskipun mengatakan akan mempertimbangkanya, tetapi Wali Kota Du tak kunjung memberikan kabar. Setelah itu, tidak peduli seberapa banyak Xue Jie menghubunginya, akan selalu dijawab oleh asistennya atau mentransfernya ke pesan suara. Dan masalahnya selesai.     

Dua hari yang lalu, ketika Wali Kota Du mengatakan bahwa dia akan mempertimbangkannya, pandangan suram Xue Jie tentang nasibnya akhirnya sedikit berkurang. Namun, dia tidak menyangka bahwa Wali Kota Du hanya acuh tak acuh. Ketika sampai di rumah, dia mengalami kemarahan besar.      

Xue Ling yang merasa takut pun bersembunyi di kamarnya dan tidak berani keluar. Beberapa hari yang lalu, ketika terungkap bahwa dia keluar masuk tempat hiburan, Xue Jie memarahinya dengan keras dan menyuruhnya untuk mengatasi masalah penting ini. Dua hari ini, dia tidak berani muncul di depan ayahnya itu dan tidak pergi ke perusahaan untuk sementara waktu. Mendengar suara barang pecah di ruang tamu di lantai bawah, dia menutup pintu kamarnya dan menebak bahwa masalahnya semakin serius kali ini. Jika Grup Xue hancur, dia tidak akan bisa lagi mendapatkan pijakan di lingkaran selebriti kota. Dia juga tidak akan bisa lagi menikmati perawatan, pakaian, dan makanan mahal. Dia tidak ingin terus bersembunyi dan menjalani kehidupan dikejar-kejar kreditor. Dia adalah putri tunggal dari Keluarga Xue. Di masa depan, seluruh kekayaan akan menjadi miliknya, jadi Keluarga Xue tidak boleh hancur.     

Xue Ling lalu mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor ponsel Zheng Huai. Setelah menemukannya, dia menghubunginya.     

"Apa kamu mendapatkannya?"     

"Setelah Direktur Liu mabuk, dia mengungkapkan kalau sepertinya seseorang telah menekannya. Jadi, sangat sulit untuk tidak melakukan itu," jawab Zheng Huai.     

"Siapa orang itu?" tanya Xue Ling.     

Zheng Huai mencoba menganalisis dan berkata, "Seharusnya sih dia adalah orang besar."     

Hanya sedikit orang di Kota A yang bisa membuat Direktur Liu mau memberikan penghormatannya. Jadi, Ji Jinchuan adalah orang pertama yang ada di pikiran Xue Ling. Apa dia tahu itu? Batinnya.     

Xue Ling berjalan mondar mandir di sekitar kamar dengan kekacauan besar di dalam hatinya. Kalau Ji Jinchuan tidak melakukannya, mungkin masih ada ruang untuk bermanuver. Tapi kalau Ji Jinchuan benar-benar mengetahuinya, Keluarga Xue pasti tidak bisa selamat dari kehancuran. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Gumamnya dalam hati.     

Xue Ling memikirkannya sejenak mengenai masalah ini. Dan hal pertama yang harus dilakukannya adalah untuk memastikan bahwa Ji Jinchuan sudah tahu atau tidak bahwa dirinya lah orang yang melakukan penculikan terhadap istrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.