Dia Suka Menjadi Orang yang Low Profile
Dia Suka Menjadi Orang yang Low Profile
Ji Jinchuan sedang duduk di kursi besar yang ada di belakang meja komputer sambil memegang kopi yang baru diseduh di tangannya. Kopi yang masih panas itu tampak dikelilingi kabut putih yang mengepul. Saat dia menundukkan kepalanya untuk minum, kabut merasuk ke dalam hidungnya dan menghalangi pandangannya.
"Presiden Xue sangat sibuk akhir-akhir ini. Dia telah mencoba membuat janji temu dengan Direktur Liu berkali-kali. Tetapi karena Anda sudah memberi petunjuk kepada Direktur Liu sebelumnya, Direktur Liu tidak memberikannya pinjaman. Akhirnya, dia pergi ke Wali Kota Du langsung dan membuat janji makan malam dengannya hari ini," lapor Xiao Cheng yang berdiri di depan mejanya.
Setelah He Zimin menjadi Wakil Gubernur, Wali Kota Du kembali dipromosikan sebagai wali kota lagi. Karena bisnis dan politik bukanlah ranah yang sama, Ji Jinchuan tidak memahami bagaimana sosok Wali Kota Du itu. Dia pun bertanya, "Orang seperti apa Wali Kota Du itu?"
Xiao Cheng menggelengkan kepalanya. Artinya, dia juga tidak mengetahui mengenai hal itu.
Ji Jinchuan pun meletakkan kopinya dan berkata, "Buat janji untuk minum teh bersama dengan Wali Kota Du."
***
Ji Jinchuan tiba di kedai teh pada pukul dua siang. Ketika dia tiba, Wali Kota Du juga baru saja tiba di sana. Mereka bertemu di luar kedai teh dan bertukar salam sederhana. Mereka memasuki kedai teh bersama dan pergi ke bilik khusus di lantai dua di bawah bimbingan pelayan.
Setelah kunjungan terakhir dengan Gu Shikang, Ji Jinchuan merasa bahwa tempat ini sangat bagus dan cocok untuk membicarakan berbagai hal. Jadi, kali ini menggunakan tempat yang sama dan bilik khusus yang sama.
Setelah sampai di bilik, keduanya duduk di atas tatami. Seorang pelayan berlutut di satu sisi dan membuatkan teh untuk mereka. Ji Jinchuan melihatnya dengan tenang. Dia teringat pada saat dia membawa Chen Youran untuk menemui Tuan Besar Huo. Saat itu, istrinya juga begitu fokus untuk membuat teh. Meski tekniknya kurang mahir dan lancar seperti pelayan ini, tetapi banyak wanita masa kini tidak melakukannya karena menganggap hal itu jadul. Namun, Chen Youran melakukan setiap prosesnya dengan baik.
Wali Kota Du melihat bahwa Ji Jinchuan menatap gerakan tangan pelayan dengan saksama. Dia pun bertanya sambil tersenyum, "Apa Presiden Ji tertarik dengan teknik membuat teh?"
"Aku suka dengan teknik istriku yang ada di rumah," jawab Ji Jinchuan dengan menyipitkan matanya.
Mendengar hal itu, Wali Kota Du terkejut dan berkata, "Aku tidak pernah mendengar berita kalau Presiden Ji sudah menikah."
Ji Jinchuan mengangkat bibirnya, lalu membalas, "Dia suka menjadi orang yang low profile."
Walikota Du tertawa ringan mendengarnya. Hal itu adalah urusan antara suami dan istri. Dan bagaimana mereka berhubungan, itu adalah urusan mereka sendiri.
Pelayan yang tadi membuat teh kemudian menuangkannya ke cangkir Ji Jinchuan dan Wali Kota Du. Ji Jinchuan menggerakkan ujung jarinya dengan lembut memutari tepi cangkir. Lalu, dia perlahan buka suara, "Dengar-dengar, Presiden Xue membuat janji makan malam bersama dengan Wali Kota Du hari ini, benarkah?"
Meskipun mereka berdua pernah bertemu di sebuah jamuan makan komersial, tetapi mereka hanya saling memandang dari kejauhan dan tidak pernah duduk untuk berbicara sebanyak yang mereka lakukan hari ini. Oleh karena itu, Wali Kota Du tetap berhati-hati dengan pria yang tiba-tiba mengajaknya untuk minum teh ini.
"Ya, sepertinya ada janji temu seperti itu," jawab Wali Kota Du dengan hati-hati.
"Wali Kota Du harusnya tahu apa yang sedang terjadi." Ji Jichuan mengangkat kelopak matanya. Matanya yang gelap seketika menatap pria yang ada di seberangnya.
Wali Kota Du tidak berbicara sama sekali, jadi Ji Jinchuan melanjutkan perkataannya, "Anda baru saja menjadi wali kota selama setengah tahun dan jabatan resmi Anda sedang booming. Lalu, apakah Anda yakin ingin meneteskan air berlumpur dalam perjalanan karir jernih Anda?"
Wali Kota Du bisa memahami maksud dari perkataan Ji Jinchuan. Ketika dia menjadi Sekretaris Komite Partai Kota A, dia mendengar tentang Ji Jinchuan. He Zimin bahkan sangat menghargainya secara khusus, jadi dia tahu bahwa dirinya tidak boleh memprovokasi pria ini atau mencoba untuk tidak menyinggung perasaannya. Dia pun berkata, "Asistenku yang turun untuk mengurus janji temu. Tentu saja keputusan terakhir tetap ada padaku, apa aku akan pergi atau tidak."
Ji Jinchuan terkekeh dan menyesap teh. Melihat Wali Kota Du itu sedikit malu-malu, dia mengangkat tangannya untuk memberi isyarat agar pria itu meminum tehnya. Walikota Du pun juga menyesap tehnya, lalu kembali meletakkan cangkirnya untuk mengamati ekspresi Ji Jinchuan.
Setelah itu, Ji Jinchuan mengangkat teko untuk menambahkan teh panas ke cangkir keduanya sambil berkata, "Kalau kita sudah setuju, kemudian kita melanggar janji, itu akan mengurangi nilai integritas."
Selama beberapa saat, Wali Kota Du tidak bisa mengerti apa yang dimaksud oleh Ji Jinchuan. Jadi, dia berkata, "Maksud perkataanmu…"