Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Hidupmu Tidak Berarti Apa-apa



Hidupmu Tidak Berarti Apa-apa

3Ji Jinchuan melirik Xiao Cheng. Melihat kode itu, Xiao Cheng pergi ke mobil yang tadi dikendarainya. Kemudian, dia membuka bagasi dan mengeluarkan satu set alat bungee jumping dan memberikannya kepada Gu Shikang.      

"Wakil Presiden Gu mungkin tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. Biar saya bantu," tutur Xiao Cheng.     

Gu Shikang mundur karena ketakutan. Kakinya masih terasa lemah saat ini, dia pun sedikit terhuyung-huyung. Dia tersandung batu dan terduduk di tanah. Kekuatan jatuhnya tampaknya agak keras, sehingga kacamatanya jatuh ke tanah. Rabun jauh yang dideritanya sangat serius, jadi tanpa kacamatanya, pandangan matanya menjadi kabur. Semua yang terlihat adalah bayangan yang samar-samar. Dia pun segera berjongkok di tanah dan mencari-cari kacamatanya.     

Melihat hal itu, Ji Jinchuan melangkah maju dan berdiri di depannya. Gu Shikang menarik celana panjangnya untuk memudahkannya berjongkok. Saat dia berjongkok dan berpegangan pada sebuah celana panjang, Ji Jinchuan mengencangkan kakinya dan menunjukkan garis tekstur yang kuat. Tangan Gu Shikang kemudian menyentuh sepatunya. Karena tangannya berlumuran debu, sepatu hitam yang tadinya bersih itu menjadi ternoda. Persis seperti kerajinan tangan yang dirusak rasa estetikanya.     

Ji Jinchuan mengambil kacamata di tanah, namun Gu Shikang tidak bisa melihatnya. Dia tidak tahu bahwa saat ini kacamatanya ada di tangan orang lain. Dia masih mencari-cari di sekeliling seperti orang buta.     

Setelah itu, Ji Jinchuan meletakkan kacamata di tangannya dan berkata dengan suara yang berat dan dingin, "Aku telah memberimu kesempatan kedua. Karena Wakil Presiden Gu tidak mau menerimanya, jangan salahkan aku kalau aku tidak memiliki belas kasihan sekarang."     

Gu Shikang menyeka lensa kacamata dengan lengan bajunya, lalu memakainya. Matanya pun kembali jernih. Hal yang menarik perhatiannya adalah ekspresi suram Ji Jinchuan. Dia lalu menggigil, berbalik dan lari. Namun, kedua pengawal itu mengejarnya.     

"Bodoh sekali…" Melihat pria yang melarikan diri, Ji Jinchuan hanya mencibir. Sudah tahu aku punya pengawal dan mobil, tapi Gu Shikang masih mau melawan. Bukannya itu bodoh? Batinnya.     

Beberapa menit kemudian, kedua pengawal itu menangkap Gu Shikang. Ji Jinchuan lalu berkata dengan sini, "Apa kecepatan berlari yang kamu miliki bisa mengalahkan kecepatan mobil? Lebih baik kamu lompat dari sini, jadi aku tidak akan mengejarmu."     

Gu Shikang mengetahui bahwa Ji Jinchuan saat ini bermain dengan sangat keterlaluan. Dan karena ketakutan, dia berkata dengan suara yang bergetar, "Presiden Ji, kalau terjadi kecelakaan, itu akan menjadi kasus pembunuhan."     

"Lagi pula, hidupmu tidak bernilai banyak uang." Ji Jinchuan berkata dengan santai.     

"Hidupku memang tidak berharga, tetapi hidup Anda berbeda. Kalau aku melompat dan mengalami kecelakaan, Anda bisa dipenjara karena membunuh seseorang. Presiden Ji harus memikirkannya dengan jelas." Wajah Gu Shikang sudah seputih saat ini kertas.     

Ji Jinchuan menyipitkan matanya dan memunculkan senyum cibiran. Dia menatap kedua pengawal yang menahan Gu Shikang dan berkata, "Aku bisa mengatakan kalau mereka yang melakukannya. Tidak ada yang tahu akan kebenarannya, kan?"     

Mendengar hal itu, Gu Shikang berbalik untuk menatap kedua pengawal yang ada di belakangnya. Matanya tampak merah. Dia lalu berkata, "Apa kalian dengar itu? Di tangan bos seperti itu, cepat atau lambat kalian bahkan tidak tahu bagaimana cara kalian akan mati."     

Kedua pengawal itu tetap tidak mengeluarkan ekspresi apa pun dan menutup telinga pada kata-katanya. Lalu, Ji Jinchuan menatap Xiao Cheng. Melihat itu, Xiao Cheng pun mengetahui bahwa dia menyuruhnya membawa alat bungee jumping pada Gu Shikang.     

"Aku akan bicara, aku akan mengatakan semuanya…" ucap Gu Shikang yang benar-benar ketakutan.     

Ji Jinchuan mengangkat tangannya. Xiao Cheng pun segera mundur ke satu sisi. Dia lalu berkata dengan ringan, "Katakanlah…"     

"Aku mendengarnya secara tidak sengaja. Itu adalah percakapan antara seorang pria dan wanita. Mengenai siapa mereka, aku tidak tahu." Suara Gu Shikang terdengar gemetar.     

"Apa kamu yakin tidak tahu?" cibir Ji Jinchuan.     

Gu Shikang dengan jelas bisa mendengar hawa dingin dalam suara Ji Jinchuan. Dia tidak bisa menyembunyikan matanya yang gelap dan dalam dari pria itu, jadi dia melanjutkan, "Aku tidak melihat sosok mereka dengan jelas. Tapi, aku mendengar mereka menyebut nama Keluarga Xue."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.