Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Menunggunya Pulang



Dia Menunggunya Pulang

0Mata hitam Ji Jinchuan seperti kolam kuno yang dalam, dengan kedalaman yang tak terduga. Setelah beberapa saat, dia perlahan mengumpulkan pandangan matanya, merapikan kerutan di pakaiannya, dan berjalan menuju ke arah mobil. Xiao Cheng dan dua pengawal itu pun langsung mengikutinya.     

Setelah berjalan dua langkah, Ji Jinchuan berhenti dan berbalik untuk melihat ke arah Gu Shikang, yang tampak terengah-engah. Dia lalu berkata, "Aku lupa memberitahumu kalau Chen Youran adalah istriku. Jadi, kamu maupun Gu Jinchen tidak boleh ada yang terlibat dengannya. Kalau tidak, aku akan membuatmu merasakan apa yang belum tuntas hari ini."     

Ekspresi wajah Gu Shikang tampak tidak percaya. Dia pikir Ji Jinchuan hanya menyukai Chen Youran, maka dari itu ingin mengetahui siapa yang sudah menculiknya. Tanpa diduga, Chen Youran adalah istrinya. Wanita yang disukai Gu Jinchen telah menjadi milik orang lain. Dan berita itu cukup untuk membuat Gu Shikang bahagia.     

"Perlu aku antar pulang?" tanya Ji Jinchuan dengan nada mencibir dan senyum dingin di bibir tipisnya. Mata hitamnya tampak gembira.      

Tadi, Gu Shikang merasa sangat takut hingga hampir kencing di celana, jadi mana mungkin dia berani untuk naik mobil Ji Jinchuan lagi. Matanya pun penuh ketakutan saat ini. Dia melangkah mundur dengan refleks dan berkata, "Tidak… tidak perlu."     

"Apa kamu yakin? Tidak ada taksi di sini." Melihat ketakutan di mata Gu Shikang, mata Ji Jinchuan tampak semakin bahagia.     

"Aku akan memikirkan dengan caraku sendiri." Gu Shikang menganggukkan kepalanya dengan kencang.     

Ji Jinchuan mengumpulkan pandangannya dan melanjutkan langkahnya untuk berjalan ke mobil. Salah satu pengawal itu membukakan pintu untuknya. Lalu, dia membungkuk dan masuk ke dalam mobil. Kedua pengawal duduk di kursi depan. Sedangkan itu, Xiao Cheng mengendarai mobil lain.     

Setelah Ji Jinchuan pergi, Gu Shikang merasa sangat lega. Dia menjatuhkan diri ke tanah dengan tubuh yang lemas. Kemejanya di bagian belakang basah oleh keringat dingin. Angin di lereng bukit bertiup dan membawa hawa dingin yang sejuk.     

Dalam perjalanan menuruni gunung, Ji Jinchuan menerima telepon dari Chen Youran. Dia menjawab dengan suara yang sangat lembut. Sangat berbeda dengan pria dingin yang dilihat Gu Shikang barusan. Tatapan matanya juga tampak tenang.      

"Youyou?"     

Chen Youran duduk di atas sofa dan meletakkan badan telepon di atas kakinya. Rambut hitam dan lembutnya diikat menjadi ekor kuda. Dia memegang gagang telepon di tangan kanannya dan menempelkannya ke telinganya. Setelah istirahat seharian, dia terlihat jauh lebih baik.      

"Kalau kamu tidak memiliki jamuan makan di malam hari, apa kamu bisa pulang lebih awal?" tanya Chen Youran.     

Ji Jinchuan sedikit terkejut, tetapi dia berkata berdeham dengan lembut, lalu melanjutkan, "Aku akan langsung pulang saat waktunya pulang kerja."     

"Aku akan memasak dan menunggumu," tutur Chen Youran. Alisnya melengkung bahagia dan mata hitamnya tampak bersinar.     

Setelah terdengar suara ceria di telinganya, sudut mulut Ji Jinchuan melengkung membentuk sebuah senyum. Dia pun menjawab, "Oke…"     

Kedua orang itu diam sejenak, yang terdengar hanyalah suara napas satu sama lain. Jari-jari ramping Chen Youran masih memegang gagang telepon. Kemudian, suara lembutnya kembali terdengar, "Apa kamu sibuk hari ini?"     

Ji Jinchuan mengusap alisnya dan menjawab, "Sedikit…"     

Takut jika dia mengganggu suaminya, Chen Youran pun berkata, "Kalau begitu, kamu lakukan kesibukanmu dulu. Aku tidak akan mengganggumu."     

"Oke. Jangan terlalu capek ya… Saat memasak, minta Bibi Wu untuk membantumu." Ji Jinchuan menjawab dengan nada suara yang sangat lembut.     

"Bibi Wu tidak akan membiarkanku turun dari tempat tidur dan berjalan-jalan hari ini. Dia pasti akan menyuruhku berbaring di tempat tidur untuk istirahat. Dia hanya akan rela membiarkanku turun dari tempat tidur ketika aku memelas. Mulutku lelah untuk memohon padanya." Chen Youran menekuk bibirnya dan mengeluh di telepon. Dia secara refleks berbicara dengan nada memelas.     

Mendengar suara Chen Youran yang manja, semua kemarahan di hati Ji Jinchuan karena Gu Shikang telah memudar. Dia mengerutkan alis dan memunculkan senyum yang dangkal. Dia pun membalas, "Dia melakukan itu juga untuk kebaikanmu. Saat aku membawamu pulang kemarin malam dengan kondisi yang seperti itu, dia merasa ketakutan."     

"Ya, aku tahu…" Suara Chen Youran terdengar sangat lembut, halus, dan hangat. Bulu matanya yang hitam dan tipis menutupi matanya, sepertinya tatapan matanya tampak lebih cerah. "Aku tidak akan mengganggumu, jadi kamu bisa menyelesaikan pekerjaanmu lebih awal dan pulang kerja lebih awal."     

"Oke…" Meskipun Ji Jinchuan hanya menjawab dengan satu kata, namun suaranya berbeda dengan orang lain. Suaranya terdengar lembut, halus, dan luar biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.