Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Jangan Salahkan Aku Jika Sakit



Jangan Salahkan Aku Jika Sakit

3Ji Jinchuan bersandar di pintu dapur. Dia mengenakan mantel bergaris putih abu-abu. Mantelnya hanya mencapai kaki bagian bawah lutut dan kakinya yang kekar tampak terbuka.      

"Semangkuk nasi bisa membuatmu bangga, seolah-olah aku hanya bisa memperlakukanmu dengan buruk." Ji Jinchuan baru saja bangkit dari postur malasnya. Dia tampak sangat memesona. Dan bahkan suaranya sedikit serak yang terdengar seksi.     

Chen Youran menyajikan makanan dari penghangat makanan, sementara Ji Jinchuan mengambil sendok dari lemari sebelum pergi. Kemudian, kedua orang itu bersama-sama keluar dari dapur.     

"Kamu tidak tahu betapa aku merasa lapar saat ini. Jangankan semangkuk nasi, kalau ada seseorang yang memberiku sepotong roti kukus, aku akan menganggapnya sebagai leluhurku," tutur Chen Youran duduk yang sudah di meja makan. Dia sangat terlambat untuk makan, belum lagi ada makhluk kecil di dalam perutnya, asam lambungnya pasti naik saat ini.     

Ji Jinchuan pergi ke dispenser, mengambil gelas dari lemari dan menuangkan segelas air. Dia kemudian kembali ke ruang makan. Dia meletakkan gelas itu di samping tangan Chen Youran sambil berkata, "Sebaiknya jangan makan terlalu banyak dan suruh Bibi Wu untuk memasak yang lain di pagi hari."     

"Tidak masalah…" jawab Chen Youran. Meskipun nasi itu seharusnya menjadi makan malam, tetapi dia tidak jijik untuk memakannya.     

Setelah itu, Ji Jinchuan menarik kursi di seberangnya dan duduk. Dia menemani Chen Youran untuk makan malam. Dia melihat jam di dinding, rupanya saat ini waktu menunjukkan pukul 2:48 pagi.     

Saat ini, pemanas ruangan tidak dinyalakan, Chen Youran pun berkata kepada pria di seberangnya, "Kamu harus segera kembali ke kamar untuk istirahat."     

"Aku ingin menemanimu…" Ji Jinchuan menjawab dengan suara rendah dan malas.     

Bibi Wu membuat nasi kari dengan porsi cukup banyak, Chen Youran saat ini sudah menghabiskan setengah mangkuk lebih. Dia merasa bahwa Bibi Wu membuat nasi kari dengan rasa yang sangat otentik, jadi dia ingin memakannya dua suap lagi. Namun, Ji Jichuan langsung menarik mangkuk itu dan berkata, "Sudah cukup…"     

Chen Youran meletakkan sendoknya dengan getir. Dia menarik tisu dan menyeka sudut mulutnya. Dia ingin mengembalikan mangkuk ke dapur, namun, Ji Jinchuan memegang tangannya dan berkata, "Besok pagi Bibi Wu akan membersihkannya. Sekarang sudah larut malam, ayo kembali ke kamar dan istirahat."     

Keduanya pun kembali ke kamar. Chen Youran membatu melepas mantel Ji Jinchuan dan menggantungnya kembali di lemari. Kemudian, dia pergi tidur dan meringkuk ke dalam pelukan pria itu. Suhu di bagian atas tubuhnya masih normal, tetapi kakinya terasa dingin. Dia menekuk bibirnya dan berkata, "Aku sudah menyuruhmu naik dan tidur lebih dulu, tapi kamu malah ingin menemaniku. Besok, jangan salahkan aku kalau kamu sakit."     

"Baiklah, aku tidak akan menyalahkanmu. Ayo cepat tidurlah…" Ji Jinchuan menatapnya dan juga menekuk bibirnya.     

***     

Asisten Zhang datang ke rumah sakit pagi-pagi sekali untuk mencari perawat yang menabraknya kemarin. Dia sempat melihat sekilas name tag yang menempel di dadanya sebelum pergi, sepertinya nama marganya adalah Fan. Ada dua kata dalam namanya, namun dia tidak dapat mengingat yang satunya lagi.     

Pada saat yang tepat, seorang perawat datang untuk bertanya kepada Gu Jinchen tentang kondisinya saat ini. Asisten Zhang pun memanfaatkan momen itu untuk bertanya, "Apa ada perawat yang bermarga Fan di rumah sakit ini?"     

"Di departemen kami, ada tiga orang perawat yang bermarga Fan," jawab perawat itu.     

Asisten Zhang membantunya mengatasi kesulitan tersebut dengan menjelaskan penampilan dan ciri-ciri perawat yang dimaksudnya. Namun, perawat itu menggelengkan kepalanya dan hendak pergi. Saat itu, dia tiba-tiba teringat sesuatu.     

"Ada tahi lalat di dagu kirinya," ucap Asisten Zhang.     

Perawat itu berpikir sejenak, lalu berkata, "Berdasarkan ciri-ciri yang Anda gambarkan, sepertinya itu perawat Fan Xiao dari Departemen Bedah Jantung."     

Asisten Zhang meminta perawat tersebut untuk membawa bertemu dengan Fan Xiao. Kemudian, mereka berdua naik ke lantai empat.     

Fan Xiao awalnya sedang asyik mengobrol dengan rekan-rekan kerjanya. Namun saat melihat Asisten Zhang, dia tiba-tiba berbalik dan hendak pergi. Asisten Zhang pun dengan cepat melangkah maju untuk menghentikannya.     

"Kenapa kamu lari dan menghindar?"     

Fan Xiao mengalihkan pandangannya dan berkata, "Saya tidak menghindar, tetapi saya sedang sibuk sekarang."     

Asisten Zhang menatap perawat itu yang tampak gelisah. Kemudian, dia kembali berkata, "Kita cari tempat aman di mana tidak ada orang yang mendengar pembicaraan kita."     

Namun, Fan Xiao berjalan melewatinya dan berkata, "Saya harus melakukan pemeriksaan. Saya tidak memiliki waktu…"     

Asisten Zhang pun bergegas menghadang untuk menghentikan langkahnya. Kemudian, dia berkata dengan suara keras tanpa peduli orang-orang yang lewat akan mendengarnya. Dia berkata dengan suara tegas, "Kemarin, kamu dengan sengaja menabrakku. Siapa yang menyuruhmu melakukan itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.