Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Naiklah ke Atas Untuk Menemaninya



Naiklah ke Atas Untuk Menemaninya

0Kemudian, Ji Jinchuan duduk di sofa. Bibi Sun pun menuangkan segelas air minum untuknya. Sementara itu, Xiao Li terus menundukkan kepalanya sepanjang waktu seolah sedang menunggu hukuman. Ji Jinchuan lalu mengambil alih gelas berisi air yang diberikan oleh Bibi Sun.     

"Aku tidak membutuhkan seseorang yang seperti sampah," ucap Ji Jinchuan dengan suara yang dalam.     

Jika Xiao Li mengetahui bahwa Chen Youran hilang dan diculik lebih awal, lalu memberitahu tepat pada waktunya, Ji Jinchuan pasti akan langsung bergegas pergi untuk menyelamatkannya. Dengan begitu, istrinya tidak perlu begitu takut dan bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak.     

Wajah Xiao Li menjadi sangat pucat. Dia kembali memohon kepada Ji Jinchuan, "Tuan Muda, tolong beri saya kesempatan sekali lagi."     

Namun, Ji Jinchuan hanya meletakkan gelasnya dan bangkit dari duduknya. Melihat bahwa pria itu akan naik ke atas, Bibi Wu bertanya, "Apa Anda sudah makan malam, Tuan Muda?"     

Setelah Bibi Wu mengingatkannya, Ji Jinchuan seketika menyadari bahwa dirinya belum makan malam. Akhirnya, dia kembali duduk di sofa lagi dan berkata, "Masak sesuatu terserah apa pun."      

"Naiklah ke atas untuk menemaninya, Bi…" ucap Ji Jinchuan pada Bibi Sun.     

Mendengar perintah itu, Bibi Sun menjawabnya dan langsung naik ke lantai dua. Sedangkan itu, Bibi Wu memasuki dapur. Melihat bahwa Ji Jinchuan tidak melunak, Xiao Li mengetahui bahwa apa yang dikatakan olehnya tidak bisa diganggu gugat. Dia pun tidak mengemis lagi, jadi dia bangkit dan melangkah pergi.     

Bibi Wu membuat semangkuk mie dengan cepat. Dia lalu membawanya keluar dari dapur dan menaruhnya di atas meja makan. Ketika Ji Jinchuan sudah duduk di ruang makan, dia mengambil sumpitnya, lalu teringat dengan Chen Youran yang juga belum makan. Namun, wanita itu saat ini sudah tertidur, jadi dia meminta Bibi Wu untuk membuat makanan lain dan menaruhnya di penghangat makanan untuk persiapan jika wanita itu bangun di tengah malam.     

Setelah makan mie, Ji Jinchuan kembali ke kamarnya. Dia melihat Chen Youran yang masih tidak bisa tidur nyenyak. Alis dan kening wanita itu terus berkerut sepanjang waktu. Dia lalu memandang Bibi Sun dan berkata, "Pergi dan beristirahatlah…"     

Bibi Sun pun keluar dari kamar dan menutup pintu. Setelah itu, Ji Jinchuan duduk di tepi tempat tidur sebentar. Kemudian, dia masuk ke kamar mandi dan juga pergi tidur. Chen Youran menyentuh lengannya saat dia berbaring. Bahkan walaupun dalam mimpi, dia tetap bereaksi berlebihan dan secara refleks membebani tubuhnya sendiri, batinnya.     

Ji Jinchuan sedikit mengerutkan keningnya saat melihat Chen Youran bergerak sedikit ke samping dan melepaskan genggaman tangannya. Wanita itu berpisah darinya dan melepaskan diri untuk kembali memeluknya. Setelah Chen Youran tertidur lagi, dia bersiap mematikan lampu untuk beristirahat. Namun, dia mengangkat lengannya dan berpikir untuk membuka laci meja samping tempat tidur saja. Lalu, dia mengeluarkan masker mata dari dalam dan memakainya. Dia pun berbaring dengan membiarkan lampu yang terus menyala.     

Benar saja, sekitar pukul dua atau tiga tengah malam, Chen Youran bangun karena merasa lapar. Dia membuka matanya dan melihat bahwa cahaya di ruangan itu masih menyala. Dia berpikir bahwa dia belum tidur lama dan Ji Jinchuan belum kembali ke kamarnya. Namun begitu dia melihat sekeliling, pria itu ternyata sudah berbaring di sampingnya, dengan lengan kirinya di atas bantal dan lengan kanannya di atas kepalanya. Pria itu setengah memeluk dirinya sendiri dan setengah memeluknya. Namun, dia tidak berani menyentuhnya.     

Melihat bahwa Ji Jinchuan mengenakan penutup mata, dia mengetahui mengapa lampunya menyala. Dia merasa ketakutan pada siang hari. Pria itu pasti takut dia akan mengalami mimpi buruk di malam hari, jadi diam-diam tetap menyalakan lampunya dan merahasiakannya. Pria ini, terkadang, sangat berhati-hati dalam beberapa aspek, batinnya.     

Ji Jinchuan mendengar suara gemerisik di sekitarnya. Dia pun bangun dan melepas penutup matanya. Kemudian, dia menatap wanita di sampingnya yang tampak seperti kebingungan dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lakukan?"     

"Aku lapar," ucap Chen Youran sembari menyentuh perutnya.     

Mendengar hal itu, Ji Jinchuan berbalik dan bangun dari tempat tidur. Di sebelah lemari pakaian adalah lemari sepatu. Dia mengambil sepasang sandal dari lemari sepatu, kemudian membuka lemari untuk mengambil mantel dan membawanya ke bawah setelah memakainya.     

Chen Youran mengikutinya dan bergumam dengan suara rendah, "Apa Bibi Wu meninggalkan sesuatu untuk bisa dimakan?"     

"Ya, itu semua ada di penghangat makanan," tutur Ji Jinchuan. Dia berjalan memimpin untuk turun, kemudian menyalakan lampu di ruang tamu.     

Saat ini, Chen Youran benar-benar merasa sangat lapar. Mendengar bahwa ada sesuatu untuk dimakan, dia langsung pergi ke dapur, membuka tempat penyimpanan makanan dan melihat semangkuk nasi kari di dalamnya. Matanya yang tersenyum dan berubah menjadi bulan sabit, seperti bunga-bunga indah murni yang mekar di larut malam.     

"Bibi Wu, memang sangat baik hati," pungkas Chen Youran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.