Undangan dari Gunung Centenarian
Undangan dari Gunung Centenarian
"Biarkan dia mendekat." Feng Jiu mengisyaratkan pada Du Fan untuk minggir.
"Seseorang memintaku memberikan ini padamu." Anak itu datang ke hadapan Feng Jiu. Dia sedang menyerahkan sesuatu, tapi matanya tertuju pada kue-kue di atas meja sambil menelan ludah.
Feng Jiu mengambil barang yang diserahkan anak itu dan meminta pelayan untuk membungkuskan kue kering. "Siapa yang memberikan ini?"
"Seorang laki-laki berpakaian hitam. Dia menyuruhku untuk memberikan ini kepada kakak laki-laki yang mengenakan jubah merah."
Feng Jiu membuka barang itu untuk melihat isinya. Ketika dia melihat kartu yang mirip dengan undangan, matanya tersentak.
"Tuan Muda, semua kuenya sudah dibungkus." Seorang pelayan menyerahkan kue-kue pada Feng Jiu.
Feng Jiu mengambilnya dan memberikannya kepada anak itu. "Untukmu."
"Terima kasih." Anak itu mengucapkan terima kasih pada Feng Jiu dengan gembira. Setelah mengambil kue-kue dari tangan Feng Jiu, dia berlari keluar dengan cepat.
Feng Jiu memegang kartu berwarna merah dengan satu tangan sambil mengetuk meja dengan tangan yang lainnya. Dia menatap keluar dengan raut wajah termenung. Tiga orang di sebelahnya tidak berani bertanya setelah mereka melihat kerutan pada dahi Feng Jiu.
Akhirnya, Bai Xiao merasa tidak tahan dan segera bertanya padanya. "Tuan Muda, apa itu?"
"Ini adalah undangan yang dikirimkan oleh klan di Gunung Centenarian. Menurut undangan, kita diajak untuk mengikuti jamuan makan malam." Feng Jiu menjawabnya dengan santai sambil memegang kartu merah dan mengetuk meja dengan lembut.
Mereka bertiga langsung tertegun.
"Bagaimana mereka tahu kalau kita menginap di sini?" Bai Xiao bertanya dengan keheranan. Lalu, dia menjerit dengan pelan. "Apakah mereka diam-diam menguntit kita?"
"Kenapa mereka mengirim undangan tanpa alasan? Menurutku, itu mencurigakan." Du Fan pun ikut berkomentar.
"Mm. Kalau begitu, katakan padaku. Kenapa mereka mengirimkan undangan ini?" Feng Jiu menatap Du Fan sambil mengangkat alisnya.
Du Fan diam sebentar. Akhirnya, dia menjawabnya. "Mereka mungkin berniat mengawasi Tuan."
Feng Jiu tersenyum setelah mendengar jawabannya. Suaranya terdengar pelan dan malas. "Meskipun mereka mengirimkan undangan... aku tidak perlu pergi, kan? Aku ingin tahu, kenapa mereka terus mengawasiku?"
"Tuan Muda, lebih baik Tuan jangan pergi. Tempat itu penuh dengan hantu. Kalau kamu pergi ke sana, maka kemungkinan besar kamu tidak bisa keluar." Bai Xiao berbicara dengan pelan. Setelah memikirkan tempat itu, bulu kuduknya pun berdiri.
"Kenapa kamju merasa gugup? Aku tidak menyuruhmu pergi, mari kita abaikan saja undangan ini!"
Feng Jiu berdiri dan berbalik badan untuk kembali ke kamar. Dia sama sekali tidak ingin pergi. Sepintas, dia tahu bahwa itu adalah tempat berhantu. Siapa yang mau berjalan-jalan ke tempat berhantu seperti itu? Dia khawatir jika dia akan kembali sambil membawa aura hantu.
Karena Feng Jiu tidak ingin pergi, dia segera melupakan undangan itu. Dia pergi ke ruang dimensi untuk berkultivasi setelah kembali ke kamar. Dia sama sekali tidak menghiraukan undangan itu.
Ketiga pria di lantai bawah mendengarkan kata-kata Feng Jiu dan tidak memperhatikan undangan itu lagi. Hanya Xiang Hua yang masih bertanya-tanya apakah kedua puluh orang yang sebelumnya masih hidup. Dia masih ragu, tapi dia juga tahu bahwa Tuan belum mengatakan apa-apa. Dia tidak boleh membuat masalah. Lagipula, Kultivator Nascent Soul itu bahkan tidak bisa keluar, apalagi dia.
Feng Jiu berkultivasi di kamar. Xiang Hua dan Du Fan tetap di lantai bawah. Sedangkan Bai Xiao pergi membeli sesuatu. Namun, mereka tidak melihat Bai Xiao kembali sampai malam. Mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres. Satu orang tetap menunggu di penginapan sedangkan yang lain pergi mencari Bai Xiao. Tapi setelah mencari mengelilingi kota, Bai Xiao masih belum ditemukan. Akhirnya, mereka mengetuk pintu Feng Jiu.
Feng Jiu membuka pintu. Sepertinya dia baru bangun karena penampilannya tampak sangat malas. Dia melihat dua orang di depan pintu yang terlihat murung dan langsung mengangkat alisnya. "Ada masalah apa?"
"Tuan Muda, Bai Xiao hilang." Du Fan segera memberitahu Feng Jiu.