Saatnya Mandi
Saatnya Mandi
Feng Jiu agak terkejut ketika mendengarnya. Dia membalasnya dengan bertanya sambil tersenyum. "Apakah maksudmu adalah Mo Chen? Dia adalah murid dari Guru Langit. Kenapa? Apakah kamu pikir dia terlihat seperti makhluk surgawi?"
"Dia hanya seorang gigolo." Anak itu menjawabnya dengan wajah kaku.
"Oh! Gigolo? Mereka tidak tampan, kan?" Feng Jiu terkekeh. Namun, dia memperhatikan bahwa raut wajah anak itu tampak lebih murung. Dia tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tangan dan mencubit kulitnya. Dia pun tersenyum dengan bercanda. "Tapi dia tidak setampan kamu. Kamu sangat menggemaskan."
Setelah anak itu mendengarnya, kemarahannya mereda dan ujung telinganya memerah. Matanya melirik Feng Jiu dengan sedikit bangga. Lalu, dia memalingkan wajahnya, "Jangan memuji aku dengan kata-kata yang dangkal."
Meskipun suara kekanak-kanakannya tegang, namun dia tidak bisa menyembunyikan senyuman yang muncul di antara alisnya. Lagipula, sudut bibir juga agak terangkat. Dia jelas merasa senang, tapi dia tidak ingin menunjukkannya.
"Kamu hanyalah seorang anak berumur tiga atau empat tahun, tapi kamu bersikap seperti orang dewasa. Apakah semua anak-anak di tempat asalmu bersikap seperti ini?"
Feng Jiu menatap anak kecil yang ada di sampingnya. Dia merasakan bahwa selain tubuh mungil dan suara yang terdengar kekanak-kanakan, temperamen anak itu sama sekali tidak seperti anak kecil.
"Kamu bisa berhenti bertanya padaku, aku tidak akan memberitahumu." Anak itu mendengus dan berjalan menjauh dari Feng Jiu.
Dia melihat anak itu itu berjalan sambil melipat kedua tangan kecilnya. Dia mengangkat alisnya dan terkekeh. Akhirnya, dia mengikuti anak itu ke dalam gua.
Ramuan Feng Jiu berhasil dibuat. Akademi sedang libur. Akademi Nebula benar-benar kosong. Hanya ada beberapa guru yang belum pulang dan Kepala Akademi. Oleh karena itu, dia ingin pulang untuk mengunjungi keluarganya.
Setelah Feng Jiu kembali ke gua bersama dengan anak itu, dia bertanya. "Bagaimana kalau aku mengantar kamu ke rumahku?" Tidak lama setelah dia mengatakannya, anak itu marah dan kesal.
"Berani-beraninya!"
Anak itu memelotot dengan raut wajah yang tampak marah. Meskipun dia jelas terlihat marah, tapi suara kekanak-kanakannya menghilangkan kemarahan itu. Dia tidak terdengar mengancam.
"Jika kamu berani meninggalkan aku di rumah, maka aku akan melarikan diri! Ketika kamu tidak bisa menemukan aku atau ada sesuatu terjadi padaku, mari kita lihat bagaimana kamu akan menjelaskannya."
"Tapi aku ingin berjalan-jalan. Mengajakmu akan terlalu merepotkan." Feng Jiu mengerutkan keningnya. Dia terkejut bahwa reaksi anak itu sangat berlebihan.
"Aku hanya ingin mengikutimu dan pergi ke tempat lain!" Anak itu menegaskan pendapatnya dan menatap Feng Jiu dengan tajam.
Ketika Feng Jiu memandang mata yang sedang menatapnya, dia menggosok hidungnya dan merasa Deja Vu. Rasanya seolah-olah Xuanyuan Moze yang sedang melotot padanya. Hatinya langsung terasa tidak nyaman.
Pada akhirnya, Feng Jiu berkompromi. Lagipula, Serigala Abu-abu telah membawa anak kecil itu dari jauh. Dia pasti adalah anak yang sangat penting. Selain itu, Xuanyuan Moze tidak bisa merawatnya sehingga dia mengirimnya pada Feng Jiu. Jika Feng Jiu meninggalkan anak itu di Kekaisaran Phoenix, maka dia akan merasa tidak nyaman. Anak itu terlalu istimewa.
Pada hari itu, satu orang dewasa dan seorang anak sedang mengobrol di luar gua. Sebagian besar waktu, Feng Jiu mengajukan pertanyaan dan si kecil hanya mendengarkannya tanpa menjawab.
Sore harinya, Feng Jiu mengalirkan air agar anak itu bisa mandi. Lalu, dia memberikan isyarat padanya. "Ayo, sudah waktunya mandi."