Tinggal Di Kamar Yang Sama
Tinggal Di Kamar Yang Sama
Setelah melihat sikapnya, Feng Jiu tersenyum. Dia membungkuk dan menggendong anak itu. "Apakah kamu ingin naik kuda putih?" Meskipun demikian, anak itu justru memegang lehernya dengan erat.
"Tidak menunggang kuda."
"Tidak apa-apa. Apakah aku boleh menggendongmu?" Feng Jiu menduga bahwa anak berusia tiga atau empat tahun pasti merasa takut pada kuda yang aneh seperti Pak Tua Putih.
Anak itu menyandarkan kepalanya di pundak Feng Jiu. Lengannya memeluk leher Feng Jiu dengan erat. Tatapan matanya tampak aneh ketika dia sedang tersenyum. Namun, tidak ada yang memperhatikan raut wajahnya.
Feng Jiu mengirimkan Pak Tua Putih kembali ke gua sedangkan dia mengeluarkan bulu terbang untuk membawa anak itu menuju ke dapur dan mencari makanan. Mereka mengambil makanan lalu kembali ke gua dan duduk di dekat meja batu.
"Oke, duduklah dan makan dulu! Setelah itu, kamu bisa menceritakan semuanya padaku." Feng Jiu duduk bersama dengan anak itu. Setelah mengambil makanan dari ruang dimensi dan menaruhnya di atas meja, dia menatap anak itu.
Anak itu menatap Feng Jiu dan tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung makan.
Feng Jiu duduk sambil menyangga pipinya dengan satu tangan dan menatap anak itu. Semakin lama dia memandangnya, dia semakin merasa bahwa anak itu persis seperti Xuanyuan Moze. Namun, dia tidak yakin apakah anak itu adalah anak haramnya.
Lagi pula, paman langsung pingsan ketika Feng Jiu tidak sengaja menciumnya. Dia tidak bersungguh-sungguh saat dia mengatakan bahwa anak itu adalah anak haramnya.
Tapi, adik laki-laki? Feng Jiu juga tidak percaya dengan alasan itu. Kalau tidak, Serigala Abu-abu tidak akan lari tergesa-gesa. Dia pasti khawatir jika Feng Jiu akan mengajukan lebih banyak pertanyaan.
"Jadi... adik yang tampan, beritahu kakak perempuan ini, apa hubunganmu dengan paman? Jika kamu memberitahu kakak perempuan ini, maka aku akan mengajakmu untuk membeli permen. Bagaimana menurutmu?" Feng Jiu seperti serigala jahat yang sedang membujuk domba kecil. Dia ingin tahu apakah anak itu mau berbicara.
Siapa sangka bahwa anak itu hanya duduk dengan anggun dan makan. Dia bahkan tidak mendongak dan menatap Feng Jiu. Feng Jiu merasa agak terkejut karena postur tubuhnya yang tegap.
Xuanyuan Moze ternyata benar-benar keturunan dari Delapan Kerajaan Besar. Bahkan tingkah laku anak berusia tiga atau empat tahun membuat Feng Jiu merasa kagum.
Beberapa saat kemudian, anak itu selesai makan dan menjilat bibirnya. Dia pun menatap Feng Jiu dan berkata. "Air."
Feng Jiu pergi ke gua dan menuangkan segelas air untuknya. Dia memperhatikan bahwa anak itu minum air seperti orang dewasa yang duduk dengan tegap. Dia tidak bisa berkata apa-apa.
Feng Jiu tiba-tiba merasa bahwa dia menjadi lebih sibuk setelah ada anak kecil di sampingnya.
Dia sadar bahwa anak itu melirik gua tempat tinggalnya. Dia segera berkata, "Bagaimana kalau aku membawamu ke dalam dan menunjukkan tempat tinggalku?"
"Baik."
Anak itu menjawab. Lalu, dia turun dari bangku dan mengikuti Feng Jiu ke dalam. Setelah mereka datang ke kamar Feng Jiu, dia baru tahu bahwa kamar Feng Jiu cukup luas.
"Hanya ada aku di sini. Tenang saja, aku akan membuat ruangan batu untukmu."
"Tidak perlu, aku akan tinggal sekamar denganmu."
Suaranya terdengar lembut. Wajahnya yang mungil dan ujung telinganya memerah. Matanya tidak mau menatap mata Feng Jiu. Sebaliknya, dia justru memandang ruang alkimia.
"Tinggal satu kamar denganku?" Feng Jiu menatap anak itu dengan kaget.