Berusaha Keras Seperti Memberikan Obat Untuk Kuda Mati
Berusaha Keras Seperti Memberikan Obat Untuk Kuda Mati
Dia melirik Wakil Kepala Akademi di depannya sambil tersenyum.
"Wakil Kepala Akademi, anda cepat belajar!"
"Hei, hei, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Apakah kamu tidak suka makanan? Ada beberapa makanan lezat di dapur yang tidak bisa ditemukan di luar." Wakil Kepala Akademi tersenyum malu-malu. Dia tidak menyangka bahwa suatu hari nanti, dia akan menggunakan makanan untuk merayu seseorang.
"Baiklah! Tolong kirimkan seseorang." Feng Jiu berbalik badan dan berjalan kembali ke dalam. Sejujurnya, dia tidak berniat pergi setelah Guru Lu meminta maaf.
Meskipun Feng Jiu jarang berkomunikasi dengan Pak Tua Lu, namun dia mendengar dari para siswa dan guru akademi bahwa dia adalah orang yang tangguh dan bersungguh-sungguh. Feng Jiu tidak bisa tinggal diam jika seorang guru yang serius mengajar ada dalam kondisi seperti itu.
Lagipula, Guru Lu sudah meminta maaf padanya. Feng Jiu tidak bisa menggunakan alasan itu untuk menolak membantunya.
Mereka sangat gembira setelah melihat Feng Jiu kembali. Mereka segera memanggil dua dokter dan memberi penjelasan kepada mereka. Setelah itu, mereka meminta para dokter ganti baju dan menjadi asisten Feng Jiu.
Saat ini, Guan Xi Lin dan Ye Jing sudah sampai di luar tapi mereka tidak diizinkan untuk mendekati kantor guru.
Setelah berganti baju dan mencuci tangan, Feng Jiu mengeluarkan beberapa alat dari ruang dimensi. Pada saat yang sama, dia bertanya kepada dua dokter. "Apakah Kepala Akademi sudah memberitahu kalian berdua? Tolong jangan mengejutkan saya dengan teriakan kalian ketika kalian mendengar salah satu instruksi saya nanti. Selain itu, jangan pernah beritahukan apapun yang anda lihat di ruangan ini."
"Mm, kami tahu. Kepala Akademi telah menjelaskan kepada kami." Kedua dokter itu mengangguk. Namun, mereka masih merasa ragu. Apakah siswa Divisi Alkimia ini benar-benar memiliki keahlian medis untuk menyelamatkan Pak Tua Lu?
"Tolong lihat apakah kakakku ada di luar. Katakan padanya untuk mengganti baju dan mencuci tangannya sebelum masuk."
Salah satu dokter keluar dan memberi tahu mereka. Tidak lama kemudian, Guan Xi Lin masuk ke dalam kantor guru.
"Feng Jiu, apakah kamu membutuhkan bantuanku?" Guan Xi Lin bertanya. Ketika dia sampai di samping tempat tidur, dia melirik Pak Tua Lu lalu dia pun menatap Feng Jiu.
Feng Jiu menoleh ke arah kakaknya dan tersenyum. "Kakak, kamu punya tugas yang sangat penting. Ketika aku melakukan operasi, tolong hapuskan keringatku. Jangan sampai keringatku menetes."
"Tidak masalah." Guan Xi Lin menjawabnya sambil tersenyum.
Kantor guru telah disegel. Segala sesuatu di dalamnya tidak bisa dilihat. Orang-orang di luar hanya tahu bahwa seorang siswa bernama Feng Jiu sedang merawat Guru Lu, tapi mereka tidak tahu apa-apa mengenai perawatan itu.
Kepala Akademi dan Wakil Kepala Akademi sedang berjaga di luar. Mereka saling memandang sambil merasa tegang dan khawatir.
Bahkan jika mereka telah mendengar nama Dokter Hantu dalam waktu yang lama, mereka tidak tahu apa-apa tentang keahlian medisnya. Mereka tidak bisa menghilangkan kekhawatiran mereka saat ini. Tidak ada dokter yang bisa menjamin untuk menyembuhkan semua penyakit apalagi menyembuhkan penyakit semacam ini. Apa yang akan terjadi pada Pak Tua Lu? Mereka hanya bisa melihat hasilnya setelah perawatan itu selesai.
"Apakah Feng Jiu benar-benar pandai dalam bidang kedokteran? Mengapa Kepala Akademi dan yang lain begitu mempercayainya?"
"Tepat. Dia hanya siswa seperti kita. Apoteker dan dokter akademi tidak bisa menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan nyawa pasien. Bagaimana mungkin dia berani mengambil alih pengobatan?"
"Aku rasa Kepala Akademi dan yang lain sudah merasa putus asa bagaikan memberikan obat kepada kuda mati. Setelah Wakil Kepala Akademi pergi ke pasar gelap dan tidak melihat Dokter Hantu, mereka harus membiarkan Feng Jiu mencobanya."
"Bocah itu sangat berani. Dia tidak takut bahwa dia nanti tidak bisa membersihkan kekacauan setelah Guru Lu mati."
Di luar kantor guru, semua orang yang menunggu saling berbicara dan memperhatikan pergerakan di dalam. Namun, tidak ada yang terjadi setelah dua jam kemudian. Setelah empat jam berlalu, masih belum ada apa-apa.
Hingga delapan jam kemudian, pintu kantor guru akhirnya terbuka...