Dokter Hantu yang Mempesona

Aku adalah Rubah Giok si Pencuri Bunga



Aku adalah Rubah Giok si Pencuri Bunga

0Di malam hari, Bai Xiao menyeret babi hutan yang terluka di bawah pohon dan berteriak. "Feng Jiu, lihatlah. Ini adalah badak bercula satu yang kamu tangkap untukku. Badak ini sangat besar dan cukup untuk dimakan selama beberapa hari jika dipanggang."     

"Kamu saja yang mengurusnya! Aku ingin beristirahat." Feng Jiu berbicara dengan malas sambil duduk di atas pohon. Setelah seharian berkeliaran di hutan, mereka hanya bertemu dengan binatang buas dan belum melihat penjahat.     

Hutan itu sangat besar sehingga Feng Jiu tidak bisa menjelajahinya dalam waktu dua atau tiga hari. Bahkan jika dia duduk di atas bulu terbang. Bagaimana dia bisa menemukan Xiang Hua di hutan ini? Rasanya memang agak merepotkan.     

"Kalau begitu, beristirahatlah! Aku akan memanggilmu setelah aku selesai memanggang daging." Bai Xiao mengurusi babi hutan tanpa mendongak. Dia hendak menyalakan api, tapi dia sadar bahwa ranting pohonnya kurang. Dia memutuskan untuk berkeliling dan mencari beberapa ranting.     

"Aku akan mengambil beberapa ranting untuk kayu bakar dan kembali lagi nanti." Bai Xiao memberitahu Feng Jiu dan pergi dari sana.     

Feng Jiu tidak merasa keberatan. Mereka telah melewati daerah ini dan tidak menemukan bahaya. Tapi setelah dia melirik tempat kepergian Bai Xiao dan memejamkan mata lagi, dia mendengar suara teriakan ketakutan.     

Dia segera membuka matanya dan meningkatkan energi untuk pergi menuju asal suara itu. Ketika dia sampai di tempat Bai Xiao, dia melihat beberapa pria yang berbadan tinggi dan kokoh menghunuskan pedang ke lehernya. Mata Feng Jiu langsung terbelalak.     

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Feng Jiu bersandar di pohon dan bertanya dengan suara yang lembut seperti bulu. Dia tidak mendekat, tapi hanya menyaksikan mereka sambil melipat kedua tangan di dadanya.     

"Anak muda, apakah kalian berdua adalah pendatang baru di sini?" Seorang pria besar bertanya dengan kasar.     

Feng Jiu mengangguk. Matanya berkedip. "Yah, kami baru datang hari ini."     

"Kalian lewat jalan mana? Bagaimana kalian bisa masuk?" Pria besar itu masih bertanya. Dia sepertinya ingin menguji kemampuan Feng Jiu.     

"Jalan apa? Apakah ada jalan yang berbeda untuk masuk ke dalam sini?" Feng Jiu memandang beberapa pria besar dengan agak terkejut. Dia sadar bahwa mereka membawa bau darah yang sangat menyengat. Mereka jelas telah membunuh banyak orang.     

"Tentu saja! Sebutkan namamu dan bagaimana kamu bisa masuk. Katakan!"     

Feng Jiu tersenyum. Dia mengangkat satu tangan dan memainkan rambutnya yang terurai. Setelah itu, dia mulai bicara. "Dengarkan baik-baik. Aku adalah pria yang tampan, anggun, ramah dan luar biasa. Aku dikenal sebagai sosok kejam yang membinasakan dan mengumpulkan bunga dengan kemampuan tiada banding di dunia. Aku adalah Rubah Giok, si pencuri bunga."     

Orang-orang yang terlihat galak itu terpana ketika mereka mendengar nama Feng Jiu yang panjang. Mereka mengawasi Feng Jiu dengan raut wajah yang aneh. Kemudian, mereka tiba-tiba tersenyum. "Intinya, kamu hanya pemerkosa kelas rendah? Tapi bagaimana dengan anak muda ini?" Dia menepuk wajah Bai Xiao.     

"Mm, itu cukup bagus. Tapi aku punya nama, Rubah Giok. Anak muda itu adalah adik lelakiku." Dia tersenyum dengan mata yang menyipit.     

"Entah kamu adalah seorang pencuri bunga atau Jade Fox, jika kamu memasuki tempat ini, maka kamu harus patuh atau kamu akan mati. Mana yang kamu pilih?" Pria besar itu menepuk bahu Bai Xiao dengan menggunakan belati. Suara tepukan itu membuat wajah Bai Xiao tampak sangat pucat karena ketakutan.     

"Itu... bukankah itu artinya menyerah dan memberikan kesetiaan padamu?" Feng Jiu membelai dagunya sambil menatap mereka.     

"Ah, kamu masih baru di sini. Kamu pasti masih tidak tahu! Ada aturan dan peraturan di tempat ini. Jika kamu mengikuti Bos, maka kamu bisa makan daging. Bahkan jika kamu terjebak di sini, maka kamu akan bisa keluar dan membunuh mereka semua suatu hari nanti."     

"Oh, baiklah. Kalau begitu, kami tentu akan menyerah dan memberikan kesetiaan padamu! Siapa yang tidak mau memeluk paha orang kuat? Benar, kan?" Feng Jiu berbicara sambil tersenyum. Matanya tertuju pada pedang-pedang yang mendarat di bahu Bai Xiao.     

"Kakak, bisakah kamu menarik pedang-pedang itu sekarang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.