Sangat Bermanfaat
Sangat Bermanfaat
Dia mengajak putranya yang paling menonjol datang ke Kekaisaran Phoenix untuk memamerkan sikap putranya yang anggun. Siapa sangka dia akan melihat putranya diam-diam datang sambil menutupi hidungnya yang berdarah dan wajahnya yang bengkak?
"Apa yang terjadi? Siapa yang berani menyerangmu di Istana Kekaisaran Phoenix?" Penguasa negeri lain berbicara dengan tenang sambil mengeluarkan tekanan dari tubuhnya. Seluruh aula merasakan aura yang dingin.
Ketika orang-orang mendengar ucapan Penguasa itu, mereka diam. Mereka memandang putra mereka yang babak belur sambil berusaha menahan amarah. Mereka merasa telah kehilangan kehormatan dan harga diri sekarang.
Beberapa Penguasa negeri lainnya justru tersenyum. Mata mereka melirik delapan Pangeran itu sambil minum teh dengan tenang.
Mereka tidak peduli karena bukan putra mereka yang terlihat bodoh.
Mm, perbandingan seperti ini membuat para Pangeran dari negeri lain terlihat biasa-biasa saja.
Pangeran-Pangeran yang duduk di belakang Ayah Kekaisaran mereka juga merasa terkejut. Mereka sempat bertemu dengan delapan Pangeran itu di istana, tapi mereka tidak ingin bergaul dengan kelompok itu.
Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa para Pangeran muncul dengan wajah yang bengkak dan hidung berdarah hari ini. Mereka sangat penasaran, bagaimana Pangeran-Pangeran itu bisa melukai wajah mereka sendiri? Penampilan mereka sangat sulit dipandang sekarang.
Delapan Pangeran itu merasa tidak nyaman. Wajah mereka terasa panas. Mereka tidak tahu apakah itu karena rasa sakit atau rasa malu.
Mereka menerima panggilan dari Ayah Kekaisaran mereka dan kembali untuk mengganti baju. Kalau tidak, mereka akan tampak lebih memalukan. Tapi, mereka agak malu karena mereka harus bertemu dengan banyak orang. Khususnya karena mereka kehilangan martabat di depan para Penguasa negeri dan Pangeran-Pangeran lainnya.
Karena mereka telah menandatangani perjanjian, mereka hanya bisa menelan penderitaan ini. Jika orang lain tahu bahwa mereka terluka karena Putri Kekaisaran Phoenix, mereka akan merasa lebih malu dan terlihat menyedihkan.
Mereka bertarung delapan melawan satu, tapi mereka justru kalah. Itu membuat mereka tidak berani mengangkat kepala tinggi-tinggi.
Delapan Pangeran saling memandang. Setelah mereka memberikan hormat kepada para Penguasa negeri yang hadir, Pangeran yang lembut berkata. "Sebenarnya, kami hanya sedang bersantai dan tidak melakukan apa-apa. Tapi kemudian, kami ingin latih tanding dalam seni bela diri. Tanpa sadar, kami melakukannya dengan cukup keras sehingga wajah kami cedera. Kami seharusnya tidak membuat Ayah Kekaisaran dan semua Penguasa negeri merasa khawatir."
Ketika Pangeran lain mendengarnya, mereka bergegas menyahut. "Benar, kami seharusnya tidak melakukan hal itu. Kami hanya ingin latih tanding, tapi tanpa sadar, kami melakukannya dengan cukup sengit. Kami sama sekali tidak menduganya."
Semua orang di aula menunjukkan raut wajah yang berbeda. Sebagai Penguasa negeri, mereka tentu punya banyak pengalaman. Akan aneh jika mereka mempercayai kata-kata seperti itu.
Tapi, apakah ada seseorang di istana ini yang membuat mereka menutupi masalah ini sehingga mereka tidak berani bicara?
Mereka tidak bisa membayangkan siapa orang itu. Namun, Feng Xiao yang sedang duduk di kursi tuan rumah, melirik para Pangeran sambil berdehem. Dia meneguk tehnya untuk menutupi senyuman di bibirnya. Kemudian, dia membuka mulut dan mulai bicara.
"Latih tanding itu bisa meningkatkan kekuatan. Pasti sulit bagi para Pangeran untuk bisa bertemu karena mereka tinggal di negeri yang berbeda. Memanfaatkan kesempatan ini dan saling belajar adalah hal yang baik."
Ketika kedelapan Pangeran itu mendengarnya, mereka menunduk dan menanggapinya dengan santai.
Ayah Kekaisaran mereka merasa kesal ketika mereka menyaksikan kejadian ini. Tapi mereka tidak mungkin mengeluh. Ketika mereka hendak melambaikan tangan agar para Pangeran mundur, suara yang keras tiba-tiba terdengar dari luar aula.