Kota Nebula
Kota Nebula
Satu kakinya menggantung pada tubuh Pak Tua Putih sedangkan kakinya yang lain ditekuk di punggung Pak Tua Putih. Sebelumnya, dia memetik sehelai rumput ekor anjing dari tepi jalan. Dia membiarkan rumput itu menjuntai di mulutnya dan pergi ke kota dengan santai.
Dia menggunakan kapal terbang untuk menempuh perjalanan jauh sehingga perjalanannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Setelah dia meninggalkan keluarganya pada hari itu, dia kembali menginjakkan kaki di perbatasan Negeri Green Gallop dan berkuda menuju Kota Nebula dimana Akademi Nebula berada.
Kota Nebula terletak di bagian paling utara Negeri Green Gallop. Di belakangnya, ada Hutan Pasir Hitam yang paling berbahaya di Negeri Green Gallop. Meskipun kota itu masuk dalam wilayah Negeri Green Gallop, namun kota itu tidak dikuasai oleh klan kekaisaran. Kota Nebula adalah kota yang paling makmur dan ramai di negeri ini.
Klan yang ada di Kota Nebula akan mendapatkan perlakuan sopan dari keluarga kekaisaran Negeri Green Gallop dan diperlakukan sebagai salah satu klan berpengaruh. Selain itu, kota ini menjadi tempat dimana berbagai negeri saling bersinggungan. Sedangkan Akademi Nebula, sebagai akademi tingkat enam, tidak akan diganggu oleh klan keluarga paling berkuasa sekalipun.
Karena itu adalah satu-satunya cabang akademi yang berlokasi di sana. Yayasan Akademi Nebula sangat hebat sehingga tidak ada klan yang bisa bersaing sehingga tidak berani bersikap sombong.
Feng Jiu sangat berharap pada akademi itu.
Setelah mereka masuk ke dalam kota dan membayar biaya masuk, Feng Jiu mengizinkan Pak Tua Putih berjalan dengan bebas. Feng Jiu mulai berkeliaran mengelilingi kota.
"Cih, cih, pantas saja ini dinamakan dengan Kota Nebula. Suasan di sini bahkan lebih makmur daripada Kota Three Rivers di Negeri Great Concord."
Feng Jiu berdecih dan bergumam pelan. Dia menyaksikan kesibukan orang-orang di jalanan utama. Ada banyak pemuda menunggangi binatang buas spiritual. Di kedua sisi jalan dan di gang, ada banyak toko serta penjual kios yang menjajakan dagangan mereka. Wajah orang-orang yang menawar terlihat memerah karena terlalu bersemangat.
"Tuan Muda, Tuan Muda."
Seseorang memanggil, tapi Feng Jiu mengabaikannya. Ketika dia melihat sekeliling, suara itu terdengar lagi.
"Tuan Muda! Tuan Muda yang memakai jubah merah dan menunggang kuda putih! Lihatlah ke sini! Lihat ke sini!"
Tuan Muda yang memakai jubah merah dan menunggang kuda putih? Apakah orang itu sedang memanggilnya?
Feng Jiu melirik jubah merah yang dia kenakan, mengambil sehelai rumput ekor anjing dari mulutnya dan menoleh ke arah suara itu berasal.
Dia melihat seorang bocah lelaki kurus yang berusia sekitar 14 atau 15 tahun sedang berdiri di depan toko. Dia melambaikan tangan pada Feng Jiu sambil tersenyum. Dia juga membawa kotak kayu kecil di dadanya, entah barang apa yang ingin dia jual. Dia juga sedang sibuk mengumpulkan uang.
Feng Jiu mengangkat alisnya dan menunjuk dirinya sendiri.
"Apakah kamu memanggilku?"
"Benar. Benar." Bocah kurus itu mengangguk dengan cepat. Dia tersenyum pada orang-orang yang membeli dagangannya dan menyuruh mereka untuk kembali lain kali. Kemudian, dia berlari menghampiri Feng Jiu.
"Tuan Muda, apakah anda datang dari luar kota? Apakah anda kenal dengan kota ini? Haruskah saya menunjukkan jalan kepada anda? Saya sangat mengenal Kota Nebula. Tempat mana pun yang ingin anda kunjungi, pemandangan mana yang paling indah, penginapan mana yang paling nyaman dan gang mana yang punya camilan paling unik... Saya tahu mengetahui hal-hal seperti ini."
Kulit bocah itu terlihat gelap. Dia mungkin sering berjemur di bawah terik matahari. Meskipun demikian, kedua matanya terlihat cerah. Gerak-geriknya juga lincah.