Dokter Hantu yang Mempesona

Biji Teratai yang Kacau



Biji Teratai yang Kacau

1Raut wajah Feng Jiu terlihat aneh. Dia duduk sambil tercengang. Dia benar-benar merasa aneh. Kenapa biji teratai itu tidak dicerna tapi justru masuk ke dalam dantian dan menyerap energi spiritual?     

Biji teratai macam apa itu?     

Jika jarak mereka sedang dekat, Feng Jiu pasti akan bertanya pada pria tua itu tentang biji teratai yang dia berikan. Bukan hanya tidak bisa dicerna, tapi biji itu juga berada di dantian dan menghalangi landasan yang telah dia buat.     

Binatang Pemakan Awan berlutut di samping Feng Jiu dengan patuh. Binatang itu melirik Tuannya dan menyadari raut wajahnya yang aneh. Tapi ia tidak ingin mengganggunya.     

Binatang Pemakan Awan melihat Feng Jiu tiba-tiba datang dan duduk bersila untuk memulai kultivasi. Setelah duduk dan melamun sejenak, Feng Jiu tiba-tiba berdiri dan berjalan menuju ke tempat penyimpanan buku. Dia mencari-cari hingga akhirnya dia menemukan sebuah buku kuno dan kemudian pergi.      

Feng Jiu menghabiskan waktu sepanjang malam untuk membaca buku itu. Pada akhirnya, dia berhasil menemukan informasi yang berhubungan dengan biji teratai itu. Hanya ada sedikit informasi di bagian belakang buku yang menyebutkan tentang biji teratai.     

"Biji teratai hijau yang kacau? Bagaimana mungkin?"     

Feng Jiu tercengang. Di kehidupan sebelumnya, dia adalah ketua dari dunia gelap. Dia pernah mendengar legenda biji teratai hijau yang kacau. Namun, dia pikir itu hanyalah legenda. Dia tidak menyangka bahwa biji teratai bisa masuk ke dalam dantian yang ada di tubuhnya.     

Feng Jiu mengulurkan tangan dan menyentuh dantian di perutnya. Raut wajahnya terlihat aneh. Dia pun bergumam. "Jika benda itu benar-benar biji teratai hijau yang kacau, maka benda itu tidak ternilai. Tapi biji teratai itu bersembunyi di dalam dantian dan menyerap seluruh energi spiritual miliknya. Mungkinkah ini cara untuk membuatnya tumbuh?"     

Dia duduk di dalam kamarnya dan melamun dalam waktu yang lama. Setidaknya, dia tahu kenapa energi spiritualnya terus menghilang. Dia tahu meskipun biji teratai di dantian bukan biji teratai hijau yang kacau, namun benda itu tidak akan membahayakan tubuhnya.     

Namun, dia tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan agar biji teratai bisa tumbuh di dantian-nya.     

Setelah memikirkannya, Feng Jiu penasaran. Meskipun dia ingin menghabiskan waktu berjalan-jalan di Kota Nebula, dia justru menghabiskan waktunya di penginapan. Dia memasuki Istana Roh Spasial setiap pagi dan malam untuk melatih kekuatan spiritualnya. Dia ingin mencari tahu berapa banyak kekuatan spiritual yang dibutuhkan untuk membuat biji teratai itu tumbuh.     

Hari-hari telah berlalu. Sekarang, tersisa tiga hari sebelum pendaftaran siswa baru di Akademi Nebula. Biji teratai dalam dantian-nya masih tidak menunjukkan perubahan. Setiap dia memasukkan energi spiritual ke dalam tubuh, energi itu akan menghilang tanpa jejak.     

Akhirnya, Feng Jiu keluar dari kamar pada dini hari dan berjalan-jalan di sekitar halaman penginapan. Dia duduk di meja batu dan mengetuk jarinya dengan santai di atas meja. Dia mulai melamun.     

"Anak muda, apakah kamu datang untuk mendaftar di Akademi Nebula?"     

Sebuah suara yang riang terdengar dan menyadarkan Feng Jiu dari lamunannya. Ketika dia mendongak, dia melihat pemuda berjubah hijau yang keluar dari kamar di samping kamarnya. Pemuda itu menekuk satu tangan ke belakang punggung dan menekuk satu tangan di perutnya. Dia menghampiri Feng Jiu dengan tatapan yang sulit dimengerti.     

"Benar." Feng Jiu mengangguk sambil tersenyum. "Apakah kamu juga ingin mendaftar?"     

"Benar! Ini adalah harapan para tetua di rumah. Aku harus datang."     

Pemuda itu tertawa dan duduk di samping Feng Jiu. Kedua matanya tampak melengkung karena tersenyum. "Aku sudah tinggal di penginapan ini dalam waktu yang lama. Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini."     

Ketika Feng Jiu mendengarnya, dia mengangkat alisnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.