Peri, Jangan Pergi.
Peri, Jangan Pergi.
Masih tersisa tiga hari lagi sebelum pendaftaran ujian.
Feng Jiu ingin tahu apakah kakaknya sudah sampai di Kota Nebula.
"Haha! Adik Feng, kalau kamu lulus ujian, maka Kakak akan membantumu di akademi!" Xiao Yihan tertawa keras. Dia menuangkan secangkir anggur untuk Feng Jiu.
"Bersulang! Mari bersulang untuk merayakan pertemanan kita."
Feng Jiu memegang cangkirnya dan tersenyum lembut. Kemudian, dia meneguk anggur sambil memiringkan kepalanya menatap ke langit-langit.
"Ayo, makanlah lebih banyak." Xiao Yihan berbicara sambil tersenyum ceria. Dia sepertinya merasa senang bisa menemukan teman yang baik.
Mereka mengobrol sambil makan di restoran. Satu jam kemudian, Feng Jiu sudah kenyang dan sudah minum banyak anggur. Dia akhirnya berdiri.
"Kakak Xiao bisa lanjut makan. Aku ingin buang air dulu."
"Haha, pergilah, pergilah! Suruh pelayan mengantarmu. Jangan sampai tersesat." Xiao Yihan memberikan isyarat kepada seorang pelayan dan memberi perintah. "Tolong antar adikku ke toilet untuk buang air."
"Silahkan lewat sini, Tuan Muda." Pelayan itu berbicara sambil tersenyum. Dia sedikit membungkuk untuk menunjukkan jalan pada Feng Jiu. Mereka menuruni tangga menuju bagian belakang gedung.
Pelayan menunjukkan arah kepada Feng Jiu sebelum dia pergi dari sana. Feng Jiu pergi ke bagian belakang gedung dan masuk ke dalam toilet untuk mencuci muka.
Xiao Yihan sangat kuat dalam minum anggur. Dia tidak hanya bisa minum, tapi dia juga bisa mengatakan banyak hal sambil mengajaknya bersulang. Meskipun Feng Jiu mampu menahan alkohol, tapi makan sambil minum anggur jelas sulit baginya. Dia mengambil kesempatan untuk pergi ke toilet dan mencuci muka.
"Pergilah. Aku tidak mabuk. Tidak usah membantuku."
Suara mabuk terdengar ketika Feng Jiu sedang mencuci muka. Feng Jiu berbalik badan. Dia melihat seorang pria mabuk berjubah mewah yang sedang berjalan terhuyung-huyung sambil dibantu oleh pelayan. Feng Jiu meliriknya sejenak. Kemudian, dia mengeluarkan sapu tangan untuk menyeka tangannya dan hendak pergi dari sana.
Namun, pria mabuk itu mendorong pelayan. Dia memicingkan matanya pada sosok berjubah merah. Di bawah pengaruh alkohol, pemuda itu terlihat sangat cantik sehingga dia tidak tahan mengulurkan tangan dan menyentuh wajahnya yang indah. Dia pun bergumam. "Peri..."
Feng Jiu mengerutkan keningnya. Dia menghindari tangan yang terulur ke arahnya dan menatap pria itu dengan kesal. Karena pria itu terlihat mabuk, Feng Jiu tidak terlalu memperhatikannya. Dia akhirnya menyelinap pergi. Tanpa diduga, pria mabuk itu tertawa dan berjalan terhuyung-huyung ke arah Feng Jiu. Dia bahkan memeluk pinggang Feng Jiu.
Tanpa pikir panjang, Feng Jiu langsung mengangkat kakinya dan menendang pria itu ke tanah. Dia memberitahu pelayan. "Bawa tamu ini ke dalam."
"Baik, baik."
Pelayan itu tidak menyangka bahwa dia akan mendapat masalah. Dia berjalan tergesa-gesa ke arah pria berjubah mewah yang sedang terjatuh di lantai. Pria mabuk itu mendorong pelayan lagi. Dia berdiri dan berusaha menerkam Feng Jiu.
"Peri, jangan pergi..."
Pelayan melihat pemuda berjubah merah menendang pria itu lagi. Kali ini, dia melihat bibir pria itu terluka karena terjatuh di atas lantai. Bahkan ada darah yang mengalir dari luka itu. Wajah pelayan menjadi pucat karena ketakutan.
Pria itu adalah tamu dari ruangan pribadi. Sekarang dia sedang terluka, apa yang bisa dia lakukan? Saat ini, pelayan tidak berani menunggu lebih lama. Dia segera pergi ke depan restoran dan menyuruh manajer untuk datang bersamanya. Dia juga memberitahu tamu lain yang menemani pria berjubah mewah di ruangan pribadi.
Saat ini, Feng Jiu menatap kakinya yang dipeluk oleh pria mabuk itu. Dia merasa sangat marah. Dia jelas tidak ingin berdebat dengan seorang pria yang sedang mabuk. Namun tanpa diduga, pria itu justru menerkamnya berkali-kali. Dia bahkan memeluk kakinya dari belakang.