Persiapan
Persiapan
Guan Xi Lin menuangkan secangkir teh untuk Feng Jiu.
"Minumlah lebih banyak. Lihat dirimu! Bagaimana kamu bisa tersedak kue?"
Feng Jiu malu. Wajahnya terlihat merah padam. Dia menatap Tuan Neraka yang angkuh lalu menatap dua orang lainnya. "Aku baik-baik saja. Aku tersedak karena memang ceroboh."
Dia lanjut berkata. "Ayah, aku mengerti. Aku tidak akan mabuk di luar."
Bagaimana dia bisa mabuk jika seseorang ingin memanfaatkannya ketika dia mabuk? Apakah toleransi alkoholnya sangat tinggi?
"Ayah, aku ingin tinggal di istana beberapa hari."
"Ketika aku menyuruhmu untuk pindah ke sini, kamu tidak mau. Akhirnya kamu menemui Ayahmu sekarang. Aku bahkan belum melihatmu sejak kemarin." Feng Xiao menggeleng.
"Sebentar lagi kamu akan melakukan perjalanan panjang. Kamu bisa menyuruh Leng Shuang menyiapkan segalanya untukmu."
"Ya, ya, aku tahu. Aku akan pergi untuk bertemu dengan Luo Yu dan yang lain. Aku harus menyerahkan beberapa urusan kepada mereka." Feng Jiu berdiri lalu berbicara kepada Guan Xi Lin. "Kakak, aku akan mengantarmu pergi besok."
"Tidak perlu. Kamu sedang sibuk. Kamu tidak perlu mengantarku besok." Guan Xi Lin melambaikan tangannya sambil berdiri. "Aku tidak bisa tinggal di sini lebih lama. Aku harus pulang lebih dulu." Dia pun pamit kepada mereka sebelum dia keluar.
"Mo Han, bagaimana kalau kita bermain catur sebentar?"
Feng Xiao memandang Tuan Neraka yang duduk di hadapannya.
Tuan Neraka menerima tawarannya.
Mereka berdua memasang papan catur dan bermain catur di paviliun.
Feng Jiu sudah pergi dari paviliun. Setelah berjalan beberapa saat, dia menepuk-nepuk dadanya sambil menghela nafas pelan. "Aku tidak melakukan sesuatu yang memalukan, lalu kenapa aku harus merasa takut?"
Leng Shuang sedang mengikuti Feng Jiu. Ketika dia mendengar kata-kata Feng Jiu, dia tersenyum tipis.
"Serigala Abu-abu bilang bahwa Nona adalah musuh Tuan Neraka. Tapi sekarang, aku yakin bahwa Tuan Neraka adalah musuh Nona."
Feng Jiu berbalik badan dan tersenyum. Kedua matanya pun menyipit. "Leng Shuang, kamu benar. Orang itu memang ditakdirkan untuk menjadi musuhku. Aku merasa tidak nyaman ketika bertemu dengannya."
Leng Shuang tidak menjawabnya. Dia tetap mengikuti Feng Jiu dengan tenang.
Feng Jiu lanjut berkata. "Oh, iya. Aku akan mengajak Leng Hua kali ini. Aku masih belum bertemu dengannya. Pergilah dan carilah dia. Beritahukan hal ini padanya dan ajak dia bersama kita."
Mata Leng Shuang berbinar. Wajahnya penuh dengan kegembiraan. "Terima kasih banyak, Nona." Dia berterima kasih karena Feng Jiu memberi kesempatan kepada adiknya untuk melihat dunia.
"Untuk apa kamu berterima kasih? Pergilah! Aku akan pergi mencari Luo Yu dan yang lain. Ada banyak hal yang harus aku katakan kepada mereka." Feng Jiu melambaikan tangan dan menyuruh Leng Shuang mencari Leng Hua.
"Baik." Leng Shuang menjawab dengan penuh rasa syukur.
Lalu, dia pergi untuk memberitahu kabar baik ini kepada adiknya.
Ketika Feng Jiu melihat Luo Yu dan rekan-rekannya, mereka sedang latihan bertarung dengan para Penjaga Feng di lapangan bela diri. Dia pun memanggil mereka dan mulai berbicara.
Namun sebelum Feng Jiu selesai bicara, Luo Yu tiba-tiba berteriak kaget. "Ah? Nona akan melakukan perjalanan tanpa mengajak kami? Nona, jika anda tidak mengajak kami berdelapan, maka cukup ajak saya saja! Saya bisa menemani dan melindungi Nona!"
Feng Jiu menatap Luo Yu dengan curiga. Dia sama sekali tidak menyembunyikan sikapnya yang acuh tak acuh. "Cuma kamu saja?"