Dokter Hantu yang Mempesona

Berkeringat Dingin



Berkeringat Dingin

1"Aku tahu." Kerutan pada alis Su Xi hilang. Senyuman yang lembut mulai muncul pada wajahnya. "Aku senang karena dia ada di sisiku."     

Ketika mendangarnya, Lin Bo Heng menatap adiknya dengan aneh. Dia terbatuk dan bertanya. "Sekarang dia sudah tua. Apakah kamu masih tetap menyukainya? Meskipun beda usia kalian 10 tahun, namun penampilanmu tetap sama sedangkan dia sudah berubah. Kenapa kamu tidak memikirkannya?"     

Itu! Itulah yang tidak dipahami Lin Bo Heng tentang adiknya. Jika San Yuan masih muda dan punya tubuh yang bagus, wajar jika adiknya jatuh cinta dengan San Yuan. Tapi apa yang membuat adiknya tertarik dengan tubuh pria tua yang usianya lebih dari 60 tahun?     

Yah... itu memang bukan salah San Yuan. Tapi penampilan mereka sangat berbeda sekarang. Mereka terlihat benar-benar canggung karena penampilan San Yuan sudah tua sedangkan Su Xi masih muda. Meskipun Lin Bo Heng tahu bahwa istri San Yuan sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, dia tidak pernah memberitahu Su Xi. Siapa sangka...     

Namun, Su Xi hanya tersenyum dan memberitahu Lin Bo Heng.      

"Kakak, dia akan selalu menjadi Kak San Yuan. Dia tidak akan pernah berubah."     

"Huff! Baiklah, baiklah. Lakukan sesuka hatimu. Lagipula, kamu sudah menculiknya. Aku tidak peduli." Lin Bo Heng melambaikan tangannya. Dia tiba-tiba berkata. "Lihat, aku terganggu dengan masalahmu sehingga melupakan beberapa urusan penting."     

"Urusan penting apa?"     

"Aku akan menyuruh San Yuan keluar. Ini adalah masalah Klan Feng." Lin Bo Heng berbicara sambil tertawa. Dia mendekati pintu yang tertutup rapat lalu berteriak. "San Yuan, cepat keluar! Ada kabar baik untukmu!"     

"Kakak, kalau ada yang ingin kamu katakan, aku bisa mendengarmu dari sini. Aku tidak akan keluar." Kepala Keluarga Feng bersembunyi di dalam kamarnya. Dia menghalangi pintu sambil minum banyak anggur untuk mengendalikan ketakutannya. Wajahnya yang sudah tua tampak merah. Tangannya gemetar seolah-olah dia merasa sangat ketakutan.     

Apakah dia memang setakut ini? Dia sudah tua. Dia seharusnya tidak ketakutan seperti ini.     

Lin Bo Heng mendengar suara San Yuan yang gemetar. Lalu, dia menoleh kepada adiknya dan menatapnya. San Yuan sangat ketakutan sampai suaranya terdengar gemetaran.     

Sebelumnya, Su Xi kesal ketika berbicara kepada San Yuan. Sekarang, dia merasa sangat malu. San Yuan benar-benar ketakutan karena kata-kata Su Xi sebelumnya. Sesaat, Su Xi tidak tahu harus melakukan apa.     

Su Xi tidak ingin membuat San Yuan ketakutan.     

"Kakak San Yuan, tolong keluar! Aku hanya bercanda!" Dia berbicara dengan malu-malu.     

Kepala Keluarga Feng duduk di lantai sambil menghalangi pintu. Dia memegang kendi anggur dan meminumnya beberapa teguk. Kemudian, dia menggeleng ketika mendengar kata-kata Su Xi. "Tidak. Aku tidak akan keluar meskipun kamu membunuhku!"     

Su Xi menatap Lin Bo Heng dan meminta tolong kepadanya.     

"Kembalilah lebih dulu! Aku akan mengobrol dengannya." Lin Bo Heng tersenyum.      

Dia melambaikan tangan agar adiknya pergi.      

"Baiklah kalau begitu." Su Xi hanya bisa menjawab dengan kesal. Tapi setelah memikirkannya lagi, dia merasa tidak nyaman.      

"Kakak, jangan biarkan San Yuan pergi. Kalau kamu membiarkan dia pergi, dia pasti akan bersembunyi."     

"Aku tahu."     

Lin Bo Heng menghela nafas. Setelah Su Xi pergi, dia menggeleng sambil mengetuk pintu.      

"San Yuan, Su Xi sudah pergi. Buka pintunya. Ada sesuatu yang ingin aku beritahu padamu. Ini soal urusan Klan Feng."     

Ketika Kepala Keluarga Feng mendengarnya, dia mulai memikirkan masalah yang sedang menimpa Klan Feng. Dia mulai gugup. Kemudian, dia bertanya.      

"Apakah dia benar-benar sudah pergi?"     

"Mm, dia sudah pergi." Lin Bo Heng menjawab sambil tersenyum.     

Kepala Keluarga Feng menyingkirkan kursi dan meja yang digunakan untuk menghadang pintu. Lalu, dia membuka pintu dengan hati-hati dan menjulurkan kepalanya untuk memeriksa sekelilingnya. Setelah memastikan bahwa Su Xi tidak ada, dia pun menghela nafas lega.     

"Huff! Pria tua ini sampai ketakutan! Aku benar-benar berkeringat dingin."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.