Malam Ini Adalah Kesempatanmu
Malam Ini Adalah Kesempatanmu
"Apa, apa?" Kepala Keluarga Feng linglung karena mabuk. Dia tidak bisa mendengar kata-kata Lin Cheng Zhi dengan jelas.
Mata Lin Cheng Zhi melengkung setelah dia melihatnya. Dia pun lanjut bertanya. "Paman Feng, apakah kamu punya perasaan terhadap Bibi?"
"Bibimu?" Kepala Keluarga Feng menghela nafas. Matanya agak menyipit. Dia menyangga dahinya dengan menggunakan satu tangan. Tubuhnya gemetar seolah-olah dia bisa terjatuh kapan saja.
"Mm, Bibiku, Su Xi."
"Su Xi, Su Xi adalah gadis bodoh. Katakan padaku, kenapa dia menyukai pria lansia sepertiku? Aku adalah pria tua yang sudah keriput. Aku tidak sebanding dengannya." Kepala Keluarga Feng berbicara sambil melambaikan tangannya.
"Tapi Paman tahu kalau Bibi tidak peduli."
"Tapi aku peduli!"
Kepala Keluarga Feng tiba-tiba terlihat marah. Dia menghantam mangkuk anggur di atas meja hingga setengah dari isinya tumpah. Lin Cheng Zhi akhirnya mendengarkannya berbicara. "Memangnya kenapa kalau aku jatuh hati kepadanya? Jika aku mencintainya, maka aku harus memberikan yang terbaik kepadanya. Tapi karena aku tidak bisa memberikan apa pun kepadanya, maka aku harus mengusirnya jauh-jauh. Sayangnya, gadis bodoh itu terus mendekatiku sehingga hatinya terluka beberapa kali. Katakan padaku, bukankah dia sangat bodoh? Sangat bodoh, kan?"
"Aku ingin kabur! Pria tua ini ingin kabur nanti sore!" Kepala Keluarga Feng berbicara dengan serius sambil menghantam mangkuk anggur di atas meja berulang kali. Kemudian, dia mengerutkan keningnya dan terlihat ragu. "Aku memikirkan sesuatu. Jika aku kabur tapi dia masih menungguku, maka aku pasti akan merasa sangat menyesal. Sejak tadi, aku tidak bisa memikirkan cara yang bagus untuk kabur. Katakan padaku, apa yang akan kamu lakukan?"
Kepala Keluarga Feng mengangkat mangkuk anggur dan hendak minum, tapi dia sadar bahwa anggur di dalam mangkuknya sudah tumpah. Dia pun berteriak dengan lantang. "Tuangkan anggurnya!"
Lin Cheng Zi terkejut dan melompat ketakutan. Dia memandang Kepala Keluarga Feng dengan pandangan yang aneh. Kemudian, dia menuangkan anggur untuknya. "Kalau begitu, kamu menikah saja dengannya! Lagipula, Bibi menyukaimu. Dia tidak akan peduli jika Paman lebih tua daripada dia." Lin Cheng Zhi juga mulai minum anggur setelah merasa terkejut dengan sikap Kepala Keluarga Feng.
"Itu tidak akan berhasil! Aku sudah tua dan keriput. Bagaimana aku bisa menyakiti Su Xi? Mustahil."
"Pff! Uhuk! Uhuk!"
Lin Cheng Zhi tersedak anggur ketika dia mendengarnya. Dia memandang Kepala Keluarga Feng dan merasa bahwa cara berpikirnya sangatlah sulit ditebak. Kepala Keluarga Feng bahkan bisa mengaku bahwa dia sudah keriput. Hal itu membuat Lin Cheng Zhi tidak tahu dia harus tertawa atau menangis.
"Ayolah! Paman Feng, minumlah lebih banyak!" Lin Cheng Zhi menuangkan lebih banyak anggur untuk Kepala Keluarga Feng.
Meskipun demikian, Kepala Keluarga Feng akhirnya mabuk berat setelah dia minum dua mangkuk lagi. Tubuhnya terbaring di atas meja. Dia pun berbisik. "Ini tidak akan berhasil... Ini tidak akan berhasil..."
"Paman Feng? Paman Feng?" Lin Cheng Zhi memanggilnya dua kali. Ketika dia sadar bahwa Kepala Keluarga Feng tidak merespon, dia akhirnya menoleh kepada kegelapan dan berbicara sambil tersenyum. "Bibi, Paman Feng sudah mabuk."
Su Xi keluar dari bayangan dan menghampiri meja. Dia memandang Kepala Keluarga Feng yang sedang mabuk sambil bertanya. "Kenapa kamu ingin minum bersamanya?"
"Hei, hei, Bibi. Aku mengenal Paman Feng sejak dia datang ke sini beberapa puluh tahun yang lalu. Akhir-akhir ini, aku tidak punya waktu berbicara dengannya. Kebetulan, aku baru punya waktu malam ini. Aku mengambil beberapa anggur dan mendatangi Paman Feng untuk minum sambil mengobrol."
Lin Cheng Zhi berdiri. Dia menatap bibinya sambil tersenyum. "Bibi, metode yang dilakukan oleh Bibi dan Ayah terlalu lembut. Paman Feng tidak mungkin akan mengambil langkah itu. Jika Bibi sudah memutuskan untuk tidak menikah dengan orang selain Paman Feng, maka Bibi punya kesempatan malam ini."