Dokter Hantu yang Mempesona

Kesempatan Bertemu di Jalan



Kesempatan Bertemu di Jalan

0Tiga hari kemudian.     

Sebuah kereta kuda sedang melaju di jalanan. Kereta kuda itu tidak terlalu menarik perhatian, namun yang menarik perhatian adalah gadis cantik yang bersikap dingin yang sedang duduk di depan. Dia menggunakan pakaian serba hitam.     

Wajahnya sangat indah dan terlihat sempurna. Tubuhnya dibalut dengan pakaian berwarna hitam sehingga terlihat seksi dan mempesona. Jika ada senyuman di wajahnya, dia pasti akan menjadi lebih cantik sehingga para pria jatuh cinta padanya. Namun, gadis berpakaian serba hitam itu memancarkan aura dingin sehingga orang-orang yang mendekatinya langsung putus asa.     

Di dalam kereta kuda, Guan Xi Lin melihat Feng Jiu bersandar di samping kereta sambil membaca buku. Guan Xi Lin bertanya dengan suara yang cemas dan bingung. "Jiu Kecil. Kamu memiliki kemampuan medis yang luar biasa, kenapa kamu tidak menghilangkan bekas luka dari wajahmu dulu?"     

Bekas luka di wajah Feng Jiu itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghilang. Padahal, luka itu sudah cukup lama. Setiap kali Guan Xi Lin melihat bekas luka di wajah Feng Jiu, dia merasa khawatir. Tapi Feng Jiu sendiri malah bertingkah seakan-akan dia sudah terbiasa dan tidak terlalu memikirkannya.     

[Bukankah orang-orang sering mengatakan bahwa gadis cantik tidak tahan kalau wajahnya rusak? Kenapa dia malah terlihat tidak peduli?]     

"Tidak usah buru-buru. Obat penghilang bekas luka yang aku racik masih kekurangan satu jenis tanaman obat." Dia menjawab acuh tak acuh sambil membalik halaman bukunya dan terus membaca dengan teliti.     

Itu adalah gulungan yang mencatat Tempest Cloud Steps. Gulungan itu ditemukan di antara koleksi milik Gurunya di dalam ruang dimensi. Setelah melihatnya, dia mengetahui bahwa gerak kaki yang digambarkan di buku itu lebih luar biasa dari gerakan kaki Feng Jiu. Dia membaca buku itu selama perjalanan sejak mereka meninggalkan Peach Blossom Ridge. Feng Jiu tidak bisa menaruhnya meskipun hanya sebentar.     

Sampai akhirnya, Feng Jiu mencium sesuatu. Tanpa sadar, Feng Jiu mengangkat kepalanya.     

"Kakak, apakah kamu mencium sesuatu?" Kedua matanya berbinar ketika melihat Guan Xi Lin. Saat mencium aroma itu, dia menelan ludah.     

Ketika melihat Feng Jiu bertingkah seperti kucing yang rakus, Guan Xi Lin tertawa keras. Dia mengulurkan tangannya untuk mengetuk kepala Feng Jiu dengan lembut. "Hidungmu itu hanya mengerti soal makanan saja. Bahkan ketika tirai tidak dibuka,kamu masih bisa mencium aroma Serabi Daun Bawang Goreng?"     

"Benar,benar! Itu Serabi Daun Bawang Goreng!" Feng Jiu tersenyum bahagia dan memeluk lengan Guan Xi Lin sambil berkata. "Kakak, bisakah kamu membelikan itu untukku? Aku ingin dua!" Dia menunjukkan dua jari dan menggoyangkannya di hadapan Guan Xi Lin.     

"Baiklah, aku akan membelinya," ucap Guan Xi Lin yang tidak berdaya karena permohonan Feng Jiu.     

Saat itu, Leng Shuang yang sedang mengemudikan kereta kuda mendengar percakapan dari dalam. Dia segera memperlambat kereta kuda itu.     

Guan Xi Lin membuka tirai dan melompat keluar dari kereta kuda. Dia kemudian berkata pada Leng Shuang. "Pinggirkan kereta kuda itu. Aku akan membeli beberapa serabi dan segera kembali." Saat mengatakan itu, dia sudah berjalan ke kios kecil yang terletak tidak jauh dari sana.     

Leng Shuang memarkir kereta kuda itu di pinggir dan menunggunya sambil melihat kios kecil.     

"Paman, empat Serabi Daun Bawang Goreng." Guan Xi Lin berseru sambil mengeluarkan uang.     

"Tuan Muda, apakah kamu ingin mangkuk Sup Kacang Hijau sekalian? Serabi Daun Bawang akan terasa sangat enak kalau disantap dengan Sup Kacang Hijau!" Pria tua itu bertanya sambil membungkus serabi yang masih panas.     

"Bolehlah. Aku meminta dua mangkuk, oh tidak, tiga mangkuk. Bungkus dengan benar agar mudah dibawa pulang."     

"Baik, baik." Pria tua itu berbicara sambil tersenyum dan segera mengisi tiga mangkuk Sup Kacang Hijau. Dia membungkus makanan-makanan itu untuk dibawa pulang.     

Dari jarak yang cukup jauh, Murong Yi Xuan mendampingi Feng Qing Ge dan baru keluar dari Paviliun Giok ketika dia tanpa sadar melirik sekelilingnya. Dia melihat seorang pria yang sedang membeli sesuatu dari kios kecil itu. Murong Yi Xuang terkejut dan tiba-tiba merasa sangat bahagia.     

[Itu dia? Kakak laki-laki gadis berpakaian merah?]     

[Jika dia ada di sini, berarti gadis berpakaian merah juga ada di sini?] Memikirkannya saja sudah membuat jantungnya berdetak kencang. Dia merasa bersemangat sekaligus gugup.     

"Kak Murong, ada apa?"     

Feng Qing Ge yang sedang menarik tangannya bertanya dengan penuh kebingungan. Melihat Murong Yi Xuan terpaku, Feng Qing Ge menoleh untuk mengikuti pandangan Murong Yi Xuan. Feng Qing Ge hanya melihat seorang pria berpakaian biasa yang membeli Serabi Daun Bawang Goreng.     

"Apakah Kak Murong mengenalnya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.