Kasih Sayang
Kasih Sayang
"Ah Jing, selamat tidur dan isi ulang tenagamu. Kita akan berangkat besok."
"Bagaimana denganmu?" Ye Jing ikut berdiri dan bertanya.
Guan Xilin melihatnya gugup jadi dia pun tersenyum dan menghiburnya. "Jangan khawatir. Aku hanyalah ada di pintu di sebelahmu. Tidurlah yang nyenyak. Tidak ada yang akan terjadi selama aku menjagamu."
Ye Jing merasa lega dan menjawab dengan bersenandung. "Mm." Setelah mengantarnya pergi, dia memperhatikannya memasuki kamar sebelah kemudian kembali ke kamarnya sendiri.
Setelah pelayan membersihkan kamar, Ye Jing juga pergi ke dalam untuk beristirahat. Malam ini, karena adanya Guan Xilin, dia akhirnya bisa menghilangkan seluruh kekhawatirannya selama perjalanan.
Keesokan paginya, Ye Jing terbangun lalu mengetuk pintu kamar Guan Xilin. Setelah dia melihat Guan Xilin membuka pintu dengan kondisi mengantuk dan jenggot lebat yang masih menutupi wajahnya, dia tidak bisa menahan tawa. "Kenapa kamu tidak bercukur?"
"Hehe, aku tidak punya waktu luang di jalan jadi aku tidak memperhatikan jenggotku. Itu sebabnya jenggotku sangat lebat." Dia tersenyum dan membelai jenggotnya. "Apakah aku membuatmu merasa takut?"
"Itu tidak benar. Sangat jarang melihatmu menumbuhkan jenggot selama ini." Dia tertawa. "Kenapa aku tidak mencukurnya untukmu?"
"Baiklah!" Guan Xilin merasa sangat senang sehingga dia membiarkannya masuk ke kamar. "Aku pikir aku akan mencukurnya ketika aku kembali ke kota, tapi dengan bantuanmu akan menjadi yang terbaik."
Dia pergi ke sofa empuk dan berbaring. Karena Ye Jing pergi ke dalam untuk mengambil air, dia memejamkan matanya dan beristirahat.
Meskipun ini adalah pertama kalinya bagi Ye Jing mencukur jenggot pria, tidak ada tanda-tanda rasa gugup di wajahnya. Namun, masih ada sedikit rasa malu di matanya yang indah. Dia menatap dengan penuh kasih pada pria yang berbaring telentang dengan mata terpejam. Pipinya tiba-tiba memerah. Dia menahan jantungnya yang berdebar, membuka pisau cukur, kemudian mencukur jenggotnya dengan lembut.
Guan Xilin yang sedang memejamkan mata merasa bahwa saat Ye Jing membungkuk, aroma lembut datang dari tubuhnya dan itu membuat pikirannya berdebar, khususnya ketika dia merasakan sentuhan lembut di wajahnya. Dia secara refleks membuka matanya.
Begitu dia membuka matanya, dia melihat wajah yang cantik dan anggun dari dekat. Dia menatapnya dengan penuh semangat, lalu tanpa sadar dia menemukan rasa malu di matanya yang indah dan rona merah di wajahnya. Warna merah malu-malu ini membuat wajah cantiknya terlihat lebih menyentuh jadi dia tidak bisa menahan diri untuk mengatakan, "Ah Jing, kamu terlihat sangat cantik."
Ketika Ye Jing mendengarnya, dia menunjukkan rasa malu seperti gadis muda pada umumnya. Dia pun meliriknya dengan penuh kasih sayang dan menegur, "Jangan bicara atau aku akan mencakarmu."
"Baiklah." Guan Xilin menutup mulutnya, tapi sudut bibirnya melengkung ke atas dengan gembira dan matanya menatap lurus ke arah Ye Jing.
Tatapan yang blak-blakan itu membuat Ye Jing tidak bisa menahan perasaan gugup pada hatinya. Dia menggigit bibir merah mudanya dengan lembut dan berkata dengan malu-malu, "Tutup matamu."
"Tidak." Guan Xilin segera menolak dan berkata sambil tersenyum, "Jarang ada kesempatan untuk melihatmu begitu dekat. Aku tidak ingin memejamkan mata."
"Kamu, kamu nakal." Ye JIng tidak menyangka bahwa Guan Xilin yang selalu tegas dan bermartabat akan memiliki aspek seperti itu. Ada rasa senang dan malu di hatinya.
Guan Xilin terkekeh. Suaranya yang rendah dan magnetis terdengar menyenangkan di telinga Ye Jing. "Katakan, di mana bagian nakalnya?"