Jalan Malam
Jalan Malam
"Ya, duduklah!" Feng Jiu memberi isyarat agar Zhuo Junyue duduk, lalu dia menuangkan secangkir teh dan menawarkannya sambil berkata, "Aku ingin memberitahu bahwa aku akan kembali. Kamu tidak perlu khawatir tentang ketiga tanaman obat itu, aku sudah mengirimkan orang untuk mencarinya. "
"Pergi?" Zhuo Junyue sedikit terkejut saat dia mendengarnya.
"Ada beberapa hal yang perlu diselesaikan di rumah. Karena obat untuk adik laki-lakimu tidak ada di sini, maka tidak ada gunanya bagiku tetap tinggal. Aku akan berada di Menara Pil Surgawi di Kota Seratus Sungai. Ketika ada berita, aku akan mengirim seseorang untuk memberitahumu." Dia bicara dengan perlahan dan menyeruput tehnya.
"Baiklah, aku mengerti." Zhuo Junyue mengangguk. Meskipun dia sedang memegang cangkir teh di tangannya, namun dia tidak meminum tehnya sama sekali.
Setelah Feng Jiu melihatnya sejenak, dia berdiri dan berkata: "Aku akan kembali ke kamar untuk beristirahat dulu. Kamu tidak perlu mengantarku ketika aku pergi. " Begitu dia berbicara, dia pergi dan masuk ke kamar.
Zhuo Junyue duduk di sana sebentar dan meminum tehnya sebelum dia pergi.
Adapun Feng Jiu, setelah dia masuk ke kamar, dia memasuki ruang dimensi untuk berkultivasi. Dia akhirnya keluar dari ruang dimensi sebelum tengah malam. Kemudian, dia melompat ke atap halaman dan meninggalkan Kediaman Zhuo menggunakan Perangkat Teleportasi Aurora
Feng Jiu telah menguasai penggunaan Perangkat Teleportasi Aurora jadi tidak ada yang memperhatikan ketika dia pergi. Saat perangkat teleportasi sedang digunakan, tidak ada cahaya menyilaukan yang memancar darinya. Mereka hanya tahu bahwa sosok berpakaian biru telah pergi diam-diam di tengah malam.
Di jalan kecil di Kota Seratus Sungai, Feng Jiu yang berpakaian biru muncul tanpa suara seolah-olah dia adalah hantu yang muncul di jalan kecil entah dari mana.
Dia menatap langit malam dan berjalan dengan perlahan. Dia tidak akan bisa memasuki gerbang kota pada malam seperti ini, tapi dia ingat bahwa ada sebuah penginapan kecil di luar kota di daerah ini. Dia bisa pergi ke sana untuk beristirahat sebelum memasuki kota di pagi hari.
Jauh pada malam hari, tidak ada seorangpun di jalan setapak dan hanya bintang-bintang redup di langit yang menyinari kota. Bahkan bulan terang yang menyerupai seorang gadis pemalu hanya memperlihatkan separuh wajahnya. Ketika angin malam bertiup, gemerisik dedaunan dari hutan di samping serta teriakan jangkrik bisa terdengar dari jauh. Rasanya agak aneh mendengar suara-suara di malam yang gelap ini.
Namun, Feng Jiu berjalan santai dan menikmati kenyamanan. Setelah sekitar seratus meter, sebuah cahaya muncul secara samar-samar di sisi jalan.
Dia memfokuskan penglihatannya, lalu dia menyadari bahwa cahaya datang dari penginapan. Oleh karena itu, dia mempercepat langkahnya sedikit. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya tiba di luar penginapan. Meskipun sudah larut malam, namun masih banyak orang yang duduk-duduk sambil minum dan mengobrol di lantai satu. Ada juga beberapa orang yang meletakkan kepala mereka di atas meja untuk beristirahat. Dibandingkan dengan kegelapan dan ketenangan di luar, penginapan itu terlihat cerah dan hidup.
"Silakan masuk, pelanggan, masuklah." Ketika pelayan melihat seorang tamu masuk, dia menyambutnya sambil tersenyum lebar dan berkata, "Ada lebih banyak tamu dalam dua hari terakhir sehingga tidak ada lagi kamar sayap yang tersedia di lantai dua. Jika Tuan Muda tidak keberatan, anda bisa bermalam di lantai satu."
"Baiklah." Feng Jiu mengangguk dan mengikuti pelayan ke meja di dalam.
"Tuan Muda, malam ini udaranya dingin, apakah anda ingin anggur hangat dan beberapa hidangan untuk menemaninya?" Pelayan itu bertanya sambil tersenyum.
"Tentu." Dia menjawab dan memberi isyarat padanya untuk menyiapkan pesanan.
"Baiklah, tolong tunggu sebentar Tuan Muda." Pelayan itu berbalik badan dan pergi. Tidak lama kemudian, sepanci anggur hangat dibawa ke meja lebih dulu lalu disusul dengan sepiring kacang tanah, sepiring daging sapi kecap dan sepiring kecil tumisan sayur.