Dokter Hantu yang Mempesona

Guru Kecil



Guru Kecil

2Sudut bibir feng Jiu berkedut. Sekitar seratus meter di belakangnya, seorang pria tua berpakaian abu-abu mengendarai binatang mutan yang aneh dengan angkuh. Zhuo Junyue yang tanpa ekspresi juga mengikuti pria tua itu. Ketika dia melihat kedua orang ini mengikutinya secara diam-diam, dia tidak bisa menahan diri untuk menampar dahinya sambil menghela nafas.     

Pria tua itu menyadari bahwa Feng Jiu sudah memperhatikan mereka, jadi dia menyeringai tanpa memiliki rasa malu sebagai penguntit. Dia melambaikan tangan pada Feng Jiu dengan penuh semangat. "Hei, anak brengsek..." Dia tiba-tiba mengubah ucapannya dan tidak memanggil brengsek kecil lagi namun justru memanggilnya "Guru Kecil."     

Hmph. Dalam urusan kekejaman, jika pak tua itu mengaku sebagai yang kedua, maka tidak ada yang berani mengklaim sebagai yang pertama. Meskipun pak tua itu berada dalam posisi yang kurang menguntungkan, namun dia merasa sangat bersemangat untuk bisa belajar Tai Chi.     

Tidak masalah apakah Feng Jiu setuju atau tidak! Dia akan memanggilnya Guru Kecil lebih dulu lalu terus mengganggunya. Dia tidak percaya bahwa Feng Jiu tidak akan mengajarinya suatu hari nanti.     

"Mengapa kamu tidak mengikuti mereka tapi justru mengikuti aku?" Dia bertanya tanpa daya. Pak tua itu terlalu aneh, apa dia tidak khawatir bahwa semua orang itu akan mati di tempat ini? Mereka setidaknya menghabiskan waktu bersama selama perjalanan ini, mengapa dia tidak peduli jika mereka hidup atau mati?     

"Aku menyuruh mereka kembali lebih dulu. Kenapa pak tua ini harus terus melindungi mereka?" Tuan Bijak Hun Yuan menjawab lalu memerintahkan tunggangannya untuk melangkah maju. Ketika dia tiba di samping Feng Jiu, dia berbicara lagi. "Lagi pula, pak tua ini ingin belajar Tai Chi darimu! Aku memanggilmu Guru Kecil, jadi kamu tidak bisa curang!"     

"Aku tidak memaksamu memanggilku seperti itu." Feng Jiu meliriknya. "Aku juga tidak mengatakan bahwa aku akan mengajarimu!"     

"Kamu, kamu, kamu tidak bisa melakukan ini." Pak tua itu mengeluh, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan untuk sekarang.     

Feng Jiu menatapnya dan berpikir sejenak. Kemudian, dia berkata, "Aku akan kembali setelah menyelesaikan tugasku. Rasanya tidak nyaman berada di sini dalam waktu yang lama. Kamu tahu aku memiliki Perangkat Teleportasi Aurora dan aku akan jauh lebih cepat darimu ketika aku pergi."     

"Bicaralah dalam bahasa manusia." Pria tua itu melotot ke arahnya. Apakah dia tidak perlu menggunakan bahasa yang sederhana saat berbicara dengan orang lain?     

"Aku bilang, tidak ada gunanya mengikutiku. Kamu tidak pernah tahu kapan aku akan pergi. Kalau kamu benar-benar ingin belajar, aku bisa memberimu jalan." Feng Jiu menatapnya.     

"Jalan apa? Biar aku beritahu, aku hanya akan belajar darimu. Jangan mendorongku ke orang yang ceroboh." Tuan Bijak Hun Yuan mendengus dengan raut wajah bangga. "Tidak semua orang bisa membuat pak tua ini memanggilnya Guru Kecil."     

"Kamu tidak perlu memanggil siapapun sebagai Guru. Carilah seorang pria bernama Leng Hua di Menara Pil Surgawi Kota Seratus Sungai. Aku pernah mengajarinya Tai Chi, jadi kamu bisa bisa belajar darinya." Feng Jiu tersenyum dengan mata menyipit.     

"Itu tidak akan berhasil! Berapa banyak yang telah dia pelajari darimu? Pak tua ini tidak berani diajari oleh orang yang tidak memiliki prestasi." Tuan Bijak Hun Yuan mengalihkan pandangannya dan menatap Feng Jiu. "Apa yang akan kamu lakukan di kedalaman hutan?"     

Feng Jiu menoleh ke bagian terdalam dari Hutan Gunung Berapi ketika dia mendengar pertanyaannya. "Karena aku sudah berada ke sini, aku ingin membawa kembali beberapa Batu Suar Vulkanik untuk melihat apakah itu benar-benar harta yang berguna."     

"Kalau begitu, bukankah lebih baik jika kami mengikutimu? Kita bisa saling menjaga di jalan! Selain itu, pak tua ini sedang terluka. Jika seseorang menginginkan nyawa pak tua ini, bukankah aku akan mati? Selain itu, aku pernah ke sini dan sudah familiar dengan tempat ini." Dia bericara dengan bangga. Raut wajahnya menunjukkan bahwa dia tahu di mana Batu Suar Vulkanik itu berada.     

Feng Jiu meliriknya dan mengalihkan pandangan ke arah Zhuo Junyue. Dia akhirnya mengangguk. "Tidak apa-apa."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.