Dokter Hantu yang Mempesona

Aku Sangat Kuat



Aku Sangat Kuat

0Ketika Feng Jiu melihat ekspresi kemenangan pada wajah pria tua itu, sudut bibirnya sedikit berkedut. Bahkan jika pria itu berani mengatakannya, dia tidak akan berani untuk mendengarkannya. Dia pun berbalik badan sedikit ke sisi lain dan menyeruput anggur lagi.     

Pria tua itu melihat bahwa si brengsek kecil telah mengabaikannya dan membalikkan punggungnya untuk lanjut minum anggur, dia menatapnya dan berkata, "Brengsek kecil, apa kamu mendengar apa yang aku katakan?! Hei, si brengsek kecil!"     

Dia merasa diabaikan jadi dia segera melompat ke depan. "Aku sedang berbicara denganmu!"     

"Namaku bukan brengsek kecil." Feng Jiu menjawab sambil memegang kendi anggur di tangannya dan menolak untuk berbagi.     

"Kamu adalah si brengsek kecil! Kamu merampas harta milikku saat kita pertama kali bertemu. Jika kamu bukan orang brengsek, lalu kamu apa?" Pria tua itu menjadi marah saat dia berbicara tentang masalah ini. Anak itu benar-benar sangat licik!     

Feng Jiu meletakkan kendi anggur dan segera berjalan ke arah Tuan Kedua Chai, "Tuan Kedua, kapan kita akan pergi?"     

Karena Feng Jiu telah menyelamatkan semua orang dari waktu ke waktu, Tuan Kedua Chai semakin menghormatinya. Dia tidak memandang rendah pemuda itu karena usianya yang masih muda. Ketika Feng Jiu menanyakan hal ini, dia menjawab, "Aku akan mendiskusikannya dengan Tuan Bijak." Kemudian, dia segera berjalan menuju ke Tuan Bijak Hun Yuan.     

Tidak lama kemudian, Tuan Bijak Hun Yuan mendiskusikannya dengan Tuan Kedua Chai sebelum mereka semua bergerak maju lagi.     

"Apakah Tuan Abadi pernah ke Hutan Gunung Berapi sebelumnya?" Tuan Kedua Chai bertanya.     

"Tentu saja."     

Tuan Bijak Hun Yuan menjawab dan melirik ke arah Feng Jiu. Dia mengumpat diam-diam. Dasar si brengsek kecil, dia sudah membicarakan tentang niatnya untuk menjadikan pemuda itu sebagai murid, tapi dia justru berulang kali menghindari percakapan. Dia tidak percaya bahwa dengan reputasinya yang bergengsi, dia tidak bisa membuat anak ini menjadi muridnya!     

Setelah Tuan Kedua Chai mendengarnya, dia bertanya: "Lalu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke kawah gunung berapi dari sini?"     

"Dengan kecepatan kita saat ini, kita akan sampai ke daerah itu sekitar sepuluh hari atau lebih. Tapi itu hanya berlaku saat perjalanan kita lancar. Jika sesuatu terjadi di sepanjang jalan maka itu akan sulit untuk diperkirakan." Tuan Bijak Hun Yuan berjalan santai dengan menekuk kedua tangan di belakang punggungnya. Dia sedang memikirkan bagaimana cara untuk membuat anak itu mengakuinya sebagai Guru selama periode waktu ini.     

Yah, si brengsek kecil itu pasti tidak memahami kekuatannya. Selama dia bisa menunjukkan kehebatannya, anak itu pasti akan memperebutkan kesempatan untuk menjadikannya sebagai Guru. Sudut bibirnya terangkat saat dia mulai memikirkannya.     

Oh, dia menjadi bersemangat hanya dengan memikirkannya. Dia harus menemukan kesempatan untuk memamerkan keahliannya dan membiarkan si brengsek kecil melihat betapa kuat dia!     

Zhou Junyue yang sedang berjalan di samping Tuan Bijak Hun Yuan melihat ekspresi pak tua itu terus menerus berubah. Dia jadi bertanya-tanya hal bahagia apa yang dia pikirkan. Senyumannya begitu lebar sehingga sudut mulutnya hampir mencapai telinganya dan tatapan di kedua matanya membuat Zhou Junyue merasa bingung.     

Pak tua ini masih marah sebelumnya, bagaimana suasana hatinya bisa berubah begitu cepat?     

Dia melirik pak tua itu sebentar, lalu beralih pada pemuda berjubah biru di belakangnya. Dia berpikir bahwa suasana hati pak tua itu pasti ada hubungannya dengan pemuda yang ada di belakang.     

Mereka berjalan sampai langit menjadi gelap sebelum mereka akhirnya berhenti.     

"Mari kita istirahat di sini malam ini! Pergilah dan ambil beberapa ranting untuk menyalakan dua api unggun. Semua orang bisa istirahat, tapi jangan lupa untuk meminta beberapa orang berjaga secara bergilir malam ini." Tuan Kedua Chai memberi instruksi lalu dia berkata kepada Tuan Bijak Hun Yuan, "Tuan, duduk dan istirahatlah lebih dulu."     

"Baik." Tuan Bijak Hun Yuan menjawab tapi tidak duduk. Sebaliknya, dia berjalan ke Feng Jiu dan berdiri di depannya.     

"Ada yang bisa kubantu?" Feng Jiu menatap pria tua itu dan bertanya tanpa daya. Apa yang diinginkan pak tua itu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.