Dokter Hantu yang Mempesona

Tidak Terlalu Berharga



Tidak Terlalu Berharga

2Pada hari pembukaan Menara Pil Surgawi, mereka telah menciptakan kehebohan di Kota Seratus Sungai. Dalam semalam bisa dibilang bahwa jalanan di bagian dalam pasar barat yang sepi telah menjadi tempat yang paling ramai di kota. Orang-orang berebut menyewa dua baris toko. Berbagai kios kecil juga telah didirikan di antara jalanan dan beberapa gang. Bahkan tembok yang semula menghalangi jalan telah dibuka agar semua orang bisa lewat dengan mudah. Menara Pil Surgawi tidak hanya mengubah kekosongan di area pasar barat, tapi juga membawa kemakmuran ke daerah tersebut.     

Feng Jiu, Xuanyuan Mo Ze dan Mo Chen pergi ke Danau Ombak Hijau untuk menikmati pemandangan setelah mereka selesai makan di restoran. Pengunjung bisa pergi berperahu di danau serta duduk di paviliun hutan bambu untuk minum teh dan bermain sitar. Tempat ini memiliki suasana tenang dan pemandangan yang menawan.     

Mereka bertiga duduk di tepi Danau Ombak Hijau sambil menyeruput teh dan mengobrol sampai langit mulai gelap. Pada saat itu, Mo Chen pamit untuk pergi sedangkan Xuanyuan Mo Ze dan Feng Jiu kembali ke Menara Pil Surgawi.     

"Tuan, pria tua itu sudah bangun." Leng Hua langsung melapor saat mereka melangkah masuk ke pintu Menara Pil Surgawi.     

Feng Jiu mengangguk dan menatap Xuanyuan Mo Ze. "Apakah kamu ingin pergi ke loteng untuk menungguku?"     

"Tentu." Xuanyuan Mo Ze mengangguk dan pergi ke loteng.     

Feng Jiu mengajak Leng Hua ke sebuah ruangan di halaman belakang. Ketika mereka memasuki ruangan, mereka melihat Fan Lin sedang menjaga seorang pria tua. Fan Lin melihat majikannya datang dan segera berdiri untuk melapor. "Tuan, dia sudah bangun."     

"Apakah kamu memberikan obat padanya?" Feng Jiu bertanya sambil berjalan ke tempat tidur yang ada di dalam ruangan dan memperhatikan pria tua yang tengah berbaring. Pria tua itu membuka matanya secara perlahan kemudian menatapnya.     

"Kakek Tan." Feng Jiu menyipitkan matanya sambil tersenyum pada pria tua itu. Ketika dia melihat keterkejutan di matanya, dia lanjut berkata, "Tanpa diduga, kita bertemu lagi."     

"Itu kamu?" Pria tua itu jelas mengenalinya. Namun, dia tidak menyangka bahwa pemuda waktu itu akan menjadi seorang wanita sekarang. Jadi, sebelumnya dia hanya menyamar sebagai seorang pria?     

"Ini aku, Feng Jiu."     

Dia tersenyum lalu duduk di kursi di samping tempat tidur. Dia pun menatapnya dan bertanya, "Bagaimana perasaanmu? Apakah kamu merasa lebih baik?" Dia mengulurkan tangannya untuk memeriksa denyut nadi pria tua itu dan memeriksa kondisi tubuhnya.     

"Jadi kamu yang menyelamatkanku." Pria tua itu bergumam. Dia akhirnya tahu mengapa dia masih hidup padahal seharusnya dia mati, ternyata Feng Jiu yang telah menyelamatkannya. Namun, jika dia menyelamatkannya, maka orang-orang yang mengejarnya akan...     

"Tidak, aku tidak bisa tinggal di sini." Dia berjuang untuk bangun, tapi dia justru didorong kembali oleh Feng Jiu.     

"Jangan khawatir, Kakek Tan sangat aman di sini. Orang-orang itu tidak bisa menyakitimu." Feng Jiu lanjut berkata, "Aku berusaha keras untuk menyelamatkan hidup Kakek. Luka Kakek belum sembuh sepenuhnya sehingga kamu tidak bisa bangun dari tempat tidur."     

"Tapi..."     

"Jangan khawatir, tidak masalah untuk tinggal di sini." Feng Jiu tersenyum. Kemudian, dia bertanya pada Fan Lin, "Apakah kamu memberi Kakek ramuan obat untuk diminum?"     

"Belum." Fan Lin mengeluarkan sebotol ramuan obat dan menyerahkannya kepada Feng Jiu. Setelah itu, dia melangkah maju dan membantu pria tua itu duduk di tempat tidur.     

Feng Jiu membuka tutup botol dan memberikan botol ramuan itu kepada pria tua yang duduk di tempat tidur. "Kakek Tan, minumlah ini! Obat ini sangat berguna untuk kesehatanmu."     

Pak Tua terkejut saat dia melihat botol ramuan transparan di depannya. Dia pun menggelengkan kepalanya: "Ini terlalu mahal. Aku tidak bisa menerimanya." Dia tahu betapa mahalnya sebotol ramuan ini hanya dengan melihatnya sekilas, bagaimana dia bisa minum ramuan obat semahal ini? Dia tidak tahu bagaimana Feng Jiu bisa mendapatkan barang berharga, tapi itu tidak perlu disia-siakan untuknya.     

Setelah Feng Jiu mendengarnya, dia tersenyum dan menjawab. "Aku yang membuat ramuan obat ini jadi ini tidak terlalu berharga."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.