Khawatir
Khawatir
"Tidak perlu. Kita bisa pergi sendiri ke sana!" Mo Chen tersenyum dan melambaikan tangan padanya.
Setelah Leng Shuang mendengarnya, dia berbalik badan ke samping agar mereka berjalan di depan. Namun, dia menyadari bahwa setelah Tuan Muda Mo Chen berjalan melewatinya, seorang Tuan Muda yang berjalan di samping tiba-tiba berhenti di depannya dan menatapnya sambil tersenyum.
"Nona Leng Shuang, nama saya adalah Nalan Ziyan. Nalan Mo Chen adalah kakak laki-laki saya." Dia menunjuk ke arah Mo Chen di depannya, lalu dia lanjut berjalan tanpa menunggu jawaban dari Leng Shuang.
Perilakunya yang aneh membuat Leng Shuang menatap Tuan Muda berjubah brokat yang tersenyum dengan bingung. Tatapannya yang bingung terus memandang kepergian Tuan Muda itu sampai akhirnya membuang muka dan berbalik badan untuk pergi.
Mo Chen memperlambat jalannya dan melirik adiknya yang berjalan di samping. "Apa yang kamu lakukan?"
"Aku tidak melakukan apa-apa, aku hanya memperkenalkan diri kepada Leng Shuang." Nalan Ziyan menjawab dengan gembira.
Setelah Mo Chen mendengarnya, dia meliriknya dan berjalan masuk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tidak lama kemudian, mereka tiba di halaman dalam, tapi mereka mendengar Feng Jiu dan Xuanyuan Mo Ze berbicara sebelum mereka masuk ke dalam.
"Kamu tidak perlu memberiku begitu banyak, tidak perlu." Xuanyuan Mo Ze berkata.
"Kenapa kamu tidak membutuhkannya? Kamu mungkin membutuhkannya suatu saat nanti jadi kenapa kamu tidak menyimpannya saja!" Feng Jiu memisahkan beberapa pil obat dan lanjut berkat, "Masing-masing obat memiliki deskripsi tentang penggunaan dan efeknya."
"Aku akan menyiapkan sesuatu yang lain untukmu dalam beberapa hari." Xuanyuan Mo Ze menjawab dan memintanya untuk menyingkirkan obat-obatan yang ada di atas meja.
Xuanyuan Mo Ze menggeleng tanpa daya dan meletakkan semuanya ke ruang dimensi. Kemudian, dia mengangkat kepalanya dan melihat ke luar halaman. Dia menemukan Mo Chen dan Nalan Ziyan berjalan ke arah mereka.
"Ah Jiu, apa yang sudah kamu persiapkan untuknya? Apa aku juga punya bagian?" Mo Chen menyeringai dan berjalan ke depan untuk duduk di meja. Namun, Nalan Ziyan tidak berani duduk jadi dia tetap berdiri.
Feng Jiu melirik mereka berdua sambil tersenyum. Dia pun berkata kepada Nalan Ziyan, "Tuan Muda Kedua, duduklah!"
Nalan Ziyan tersenyum setelah dia mendengarnya. Dia hendak duduk ketika dia melihat pria berjubah hitam di depannya, dia pun berdehem dengan pelan, "Tidak apa-apa, saya datang bersama kakak saya. Kalian bisa mengobrol sendiri, jangan pedulikan saya."
Setelah Feng Jiu mendengarnya, dia menatap pemuda itu dalam-dalam. Dia baru menyadari bahwa adik laki-laki Mo Chen juga sangat tampan. Namun, tidak seperti pesona manusia abadi milik Mo Chen, Nalan Ziyan memiliki watak yang lebih aristokrat seperti putra bangsawan. Jubah brokatnya tidak dapat menyembunyikan aura kebangsawanannya.
"Apa kamu sudah mendengar berita yang telah menyebar di kota baru-baru ini?" Mo Chen memandang mereka berdua dan bertanya.
Xuanyuan Mo Ze tidak menjawab. Dia hanya menuangkan teh dan meminumnya secara perlahan sedangkan Feng Jiu tersenyum sambil berkata, "Aku sudah mendengarnya, tapi itu tidak masalah. Semakin meriah, semakin baik, bukan?"
Karena semua orang menaruh perhatian mereka pada Menara Pill Surgawi, maka dia akan memastikan mereka mendapat kejutan besar ketika saatnya tiba.
"Kamu tampak percaya diri, aku jadi lega." Mo Chen mengangguk dan melirik Xuanyuan Mo Ze yang sedang minum teh di sampingnya. Xuanyuan Mo Ze membalas lirikannya dan berbicara dengan suara yang dalam.
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan apa pun."
Mo Chen tersenyum lembut. Dia terus melirik Xuanyuan Mo Ze dan berbicara dengan hangat. "Aku hanya mengkhawatirkan Ah Jiu. Jika ini orang lain, maka aku tidak akan terlalu khawatir."