Batuk Ringan
Batuk Ringan
Ketika Feng Jiu menggeser tubuhnya, dia tanpa sengaja menyentuh bagian panas yang terasa tidak asing baginya. Dia merasa sedikit tidak nyaman jadi dia bergerak lagi. Tanpa diduga, Xuanyuan Mo Ze mengeluarkan erangan.
"Ugh!"
Tubuh Xuanyuan Mo Ze menegang. Dia mengerang sambil meletakkan tangan di pinggang Feng Jiu. Suara yang awalnya rendah dan magnetik terdengar lebih serak saat ini. "Jangan bergerak."
Feng Jiu juga membeku dan memelototinya dengan kesal. "Aku tidak nyaman duduk di sini."
Itu jelas tatapan tajam, tapi di mata Xuanyuan Mo Ze, tatapan itu memberi kesan genit yang bercampur dengan ketidakpuasan. Protesnya yang centil membuat nafasnya menjadi tidak teratur.
"Ayo kembali ke kamar." Dia melingkarkan lengannya di pinggang Feng Jiu dan hendak membawanya kembali ke kamar, tapi dia tiba-tiba mendengar suara batuk ringan.
"Ehem!"
Ketika suara batuk muncul, pasangan yang duduk di dekat meja menjadi kaku. Setelah terkejut sejenak, mereka berbalik badan secara bersamaan ke arah suara itu.
Mereka melihat sosok berbaju putih duduk di atas tembok di halaman. Sosok itu sedang duduk di sisi sudut yang ditumbuhi pohon. Mereka tidak tahu berapa lama dia telah menonton secara diam-diam.
Sosok berbaju putih itu tidak lain adalah Nalan Mo Chen.
"Maaf, aku tidak mengganggumu, kan?"
Mo Chen bertanya dengan lembut sambil duduk di dinding dan tidak melompat turun. Wajahnya yang tampan dan anggun seperti makhluk abadi menunjukkan senyuman ramah. Sepasang mata sedang menatap dua orang di dekat meja.
Wajah Xuanyuan Mo Ze menjadi gelap dan murung. Dia yakin pria ini sengaja melakukannya!
Wajah Feng Jiu tampak agak malu ketika dia melihat Mo Chen. Siapa sangka momen mesra mereka ketahuan? Sudah berapa lama dia duduk di sana? Sudah berapa lama dia menonton? Dia tidak menyangka bahwa mereka sama sekali tidak menyadari kedatangannya. Mereka benar-benar... ceroboh.
Ketika dia memikirkan adegan panas barusan dilihat oleh pria ini, pipi yang sudah memerah menjadi lebih merah padam dan rasa malu muncul pada wajahnya.
Tidak masalah jika seseorang melihat momen mesra mereka secara tidak sengaja. Namun, saat keintiman dengan skala seperti itu dilihat oleh orang lain, rasanya jadi tidak nyaman.
Mo Chen yang berpakaian putih seperti makhluk abadi duduk di dinding sambil memandang pasangan yang duduk bersama di dekat meja. Dia bisa melihat ekspresi wajah mereka dengan jelas. Tatapannya tertuju ke wajah Xuanyuan Mo Ze yang suram, lalu pada Feng Jiu yang duduk dalam pelukannya dengan kedua pipi memerah. Mata Mo Chen sedikit berkedip.
Dia belum pernah melihat penampilannya yang sekarang. Dia tampak lebih centil dan memikat dari biasanya. Bahkan dia, yang hatinya setenang air, juga tidak bisa mengalihkan pandangannya.
Xuanyuan Mo Ze bisa merasakan tatapannya pada Feng Jiu, jadi dia langsung mendengus dengan keras.