Dokter Hantu yang Mempesona

Ketakutan Sebelum Kematian



Ketakutan Sebelum Kematian

3Hati Tetua Hantu gemetaran. Dia pun menyipitkan matanya. "Tuan, Tuan..." Sebelum dia selesai berbicara, dia segera mundur dan mengeluarkan Perangkat Teleportasi Antar Ruang dan berusaha untuk melarikan diri.     

Pria berjubah hitam itu hendak memerintahkan anak buahnya untuk mencegat Tetua Hantu ketika seseorang melintas di depannya dengan cepat. Pada saat yang bersamaan, sebuah belati melesat dengan ganas.     

"Swing!"     

"Hiss! Ah!"     

Belati Feng Jiu mengeluarkan arus udara yang ganas dan menghantam Perangkat Teleportasi Antar Ruang di tangannya. Tetua Hantu mengerang karena rasa sakit di tangannya saat Perangkat Teleportasi Antar Ruang jatuh ke tanah.     

Tepat ketika dia hendak mengambil Perangkat Teleportasi Antar Ruang, kekuatan dahsyat dari telapak tangan pemuda itu menghantamnya. Dia berdiri terdiam karena tidak berani bergerak. Ketika dia mendongak dan menemukan bahwa itu adalah nomor sembilan, dia menggertakkan giginya dengan perasaan frustasi.     

Brengsek! Dia berada dalam masalah sekarang!     

Mata pria berjubah hitam dan keempat pria di belakangnya tampak terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa Murid Bayangan tingkat Nascent Soul ini mampu memaksa Tetua Hantu yang berada di puncak tingkat Surgawi untuk mundur terus-menerus.     

Kumpulan Murid Bayangan ini sepertinya memang luar biasa.     

Tatapan mereka tertuju pada Dokter Hantu dan Murid Bayangan itu. Mereka dapat melihat bahwa kultivasi milik Murid Bayangan itu baru mencapai tingkat Nascent Soul. Kultivasi tingkat Nascent Soul biasanya tidak akan menang melawan kultivasi puncak tingkat Surgawi. Namun, Murid Bayangan ini entah bagaimana menang dengan menggunakan teknik aneh dan kecepatannya yang sangat tinggi.     

Gerakan Murid Bayangan itu sangat cepat, ditambah dengan tekniknya yang tidak terduga. Kecepatan dan tekniknya saling melengkapi. Bahkan setiap serangan ditujukan pada titik tubuh yang fatal. Tetua Hantu berulang kali hampir menyerah pada serangan Murid Bayangan itu.     

"Tuan Muda, teknik Murid Bayangan ini sangat aneh. Gerakannya sangat cepat dan masing-masing ditujukan pada titik yang fatal. Dugaan saya adalah, sebelum orang ini direkrut oleh kami, dia sudah memiliki beberapa keterampilan. Kalau tidak, dia tidak akan bisa mencapai tingkat keterampilan ini hanya dalam tiga bulan," ucap salah satu tetua yang berdiri di belakang pria berjubah hitam itu.      

Dia menyaksikan Tetua Hantu dan Murid Bayangan yang sangat terampil itu saling bertukar pukulan.     

"Jarang ada orang yang memiliki kekuatan besar hanya dengan basis kultivasi Nascent Soul." Pria berjubah hitam itu mengangguk dan menunjukkan kekaguman.     

Setelah dia melihat Murid Bayangan itu unggul dengan tekniknya yang aneh dan kecepatannya yang hebat, mereka tidak berniat ikut campur. Mereka hanya berdiri dan menonton sampai mereka melihat tenggorokan Tetua Hantu digorok oleh belati sampai dia tidak bisa mengelak lagi...     

"Ugghh!"     

Mulut Tetua Hantu memuntahkan darah dan matanya bergetar saat dia menatap nomor sembilan yang berdiri di depannya. Ada keterkejutan dan ketakutan kuat di matanya. Mulutnya bergerak seolah-olah dia berusaha untuk mengatakan sesuatu, tapi dia hanya bisa menarik nafas terakhirnya tanpa mengatakan apa-apa.     

Selain Tetua Hantu, tidak ada yang tahu betapa takutnya dia pada saat-saat terakhir dalam hidupnya…     

Feng Jiu menurunkan pandangannya ketika Tetua Hantu tewas untuk menyembunyikan perasaan di balik matanya. Dia pun berjalan maju sambil memegang belati dan berdiri di depan pria berjubah hitam itu. "Tuan, misi selesai. Silahkan diperiksa!"     

Seorang pria paruh baya melangkah maju dan memeriksa denyut nadi Tetua Hantu. Setelah memastikan bahwa dia sudah mati, pria paruh baya itu kembali ke samping pria berjubah hitam dan menggumamkan sesuatu dengan suara rendah sebelum dia berdiri kembali.     

Bibir pria berjubah hitam itu menunjukkan senyuman. Dia menatap Murid Bayangan di depannya dengan penuh minat. Suaranya terdengar masih muda.     

"Buka topengmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.